Karnaval Budaya, Bambu Gila dan Reok Bali Sedot Perhatian Masyarakat Baubau

karnaval-budaya-bambu-gila-dan-reok-bali-sedot-perhatian-masyarakat-baubau
Karnaval Budaya : Bambu gila yang diperagakan peserta Karnaval Budaya dari Kerukunan Ambon yang ada di Kota Baubau, Minggu (16/10/2016) (Mulyadi/ZONASULTRA.COM)
karnaval-budaya-bambu-gila-dan-reok-bali-sedot-perhatian-masyarakat-baubau
Karnaval Budaya : Bambu gila yang diperagakan peserta Karnaval Budaya dari Kerukunan Ambon yang ada di Kota Baubau, Minggu (16/10/2016) (Mulyadi/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, BAUBAU – Sebanyak 128 rombongan peserta karnaval dari beberapa unsur ikut ambil bagian dalam karnaval budaya dalam rangka HUT Kota Baubau ke-475 dan HUT Kota Baubau ke-15 sebagai daerah otonom, tak ketinggalan kerukunan Bali dan Ambon. Peserta karnaval budaya ini berjalan sekitar 1 kilo meter dari Kecamatan Betoambari dan finis di Pelataran Pantai Kamali, Minggu (16/10/2016).

Tokoh Adat Bali I Ketut Susila usai mengikuti karnaval budaya mengungkapkan sangat berterima kasih kepada panitia dan Pemerintah Kota Baubau yang telah memberikan perhatian dan juga mengikut sertakan kerukunan Bali yang ada di Kota Baubau dalam karnaval budaya. “Ini momen kami bisa menunjukkan bahwa di Kota Baubau juga ada Kampung Bali,” ujar Ketut.

karnaval-budaya-bambu-gila-dan-reok-bali-sedot-perhatian-masyarakat-baubau1
Tari Reok yang diperagakan kerukunan Bali yang ada di Kota Baubau dalam acara karnaval Budaya dalam rangka peringtan HUT Kota Baubau ke-15 sebagai daerah otonom.

Dalam festival ini, Kerukunan Bali membawakan tari Reok dan juga menampilkan wayang orang yang bercerita tentang Ramayana. Para peserta karnaval budaya dari Kerukunan Bali ini sukses menyedot perhatian masyarakat Baubau yang menyaksikan festival ini. Mereka bahkan melakukan foto bersama dengan pemeran Ramayana dan Rahwana.

Tidak mau kalah, kerukunan masyarakat Ambon yang berdomisili di Kota Baubau juga ikut ambil bagian dalam karnaval budaya kali ini. Kerukunan Ambon yang tinggal di Kelurahan Bukit Wolio Indah Kecamatan Kokalukuna ini menampilkan antraksi “Bambu Gila”.

Meski terbilang berbahaya namun seluruh peserta yang memperagakan antraksi budaya Bambu gila ini baik. Dengan berpakaian serba hitam delapan orang yang merangkul sebatang bambu ini tidak mampu menahan bambu yang dikendalikan salah satu tokoh adat. “awas-awas…awas…” teriak para pengawal antraksi bambu gila ini.

Delapan orang yang merangkul bambu harus bertahan dengan dan sekali-kali menghampiri penonton sehingga para penonton terlihat panik dan ketakutan. Tidak sampai disitu saja antraksi bambu gila ini mendapat pengawalan dari Pol PP dan juga pihak kepolisian ketika menghampiri panggung kehormatan. (B)

 

Reporter : Mulyadi
Editor : Jumriati