Kasus Stunting di Sultra Tertinggi Kelima di Indonesia

Kasus Stunting di Sultra Tertinggi Kelima di Indonesia
Kepala Deputi RI saat memaparkan materi terkait angka stanting di Indonesia

ZONASULTRA.COM,KENDARI– Kasus Stunting di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi tertinggi kelima di Indonesia.

Hal itu diketahui melalui kegiatan Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI), Jumat (25/3/2022) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sultra di Kendari.

Kepala Perwakilan BKKBN Sultra Asmar mengatakan, daerah dengan angka stunting melebihi 30 persen yakni Kabupaten Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Konawe Kepulauan, dan Muna.

Wakil gubernur Sultra, Lukman Abunawas menjelaskan, penurunan kasus kekerdilan anak di Sultra memerlukan sinergitas dan dukungan dari semua pihak. Apalagi kata dia, Sultra masuk ke dalam urutan kelima angka stunting tertinggi di Indonesia.

Stunting merupakan sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Stunting ditandai dengan pertumbuhan yang tidak optimal sesuai dengan usianya. Stunting biasanya pendek, namun walau pendek belum tentu stunting ,serta gangguan kecerdasan.

Data SSGI 2021 menyebutkan prevalensi stunting rata-rata di Sultra di angka 30,2 persen. Target di akhir 2022 adalah bisa mencapai 25,58 persen sedangkan di 2023 bisa menurun lagi menjadi 21,16 persen sehingga Sultra di tahun 2024 bisa menuju angka prevalensi stunting di 16,79 persen.

Jika hal ini tercapai maka Sultra bisa memberikan kontribusi yang maksimal dalam penurunan angka stunting nasional.

Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan (Litbang) BKKBN M. Rizal Martua Damanik mengatakan, kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan untuk memastikan komitmen Pemerintah Daerah (Pemda) dalam percepatan penurunan prevalensi stunting tahun 2024.

Kata dia, arahan dari presiden, angka stunting ditargetkan turun menjadi 14 persen di seluruh Indonesia termasuk di Sultra.

“Sultra dengan segala potensinya harus bisa melakukan akselerasi penurunan stunting. Olehnya itu, dibutuhkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, karena seluruh dunia termasuk Indonesia akan menghadapi era globalisasi,” katanya.

Untuk diketahui, sosialisasi tersebut menghadirkan para pembicara dari BKKBN serta para Wakil Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat dari unsur Sekretariat Wakil Presiden, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) serta Kementerian Kesehatan (Kemenkes). (B)

 


Kontributor : Bima Lotunani
Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini