Kawasan Wisata Terpadu Toronipa, Penghubung Objek Wisata di Sultra

2616
Kawasan Wisata Terpadu Toronipa, Penghubung Objek Wisata di Sultra

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bakal menjadikaan objek wisata Pantai Toronipa yang terletak di Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe sebagai kawasan wisata terpadu yang nantinya akan menghubungkan objek-objek wisata lainnya di Bumi Anoa itu.

Sebagai langkah awal Pemprov Sultra terlebih dahulu membangun infrastruktur jalan Kendari – Toronipa. Peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan jalan akses wisata Kendari-Toronipa ini dilakukan oleh Gubernur Sultra Ali Mazi pada 3 September 2019.

Dalam sambutannya, Ali Mazi menerangkan, pembangunan jalan itu sepanjang 14,6 kilometer dan lebar jalan 27 meter.

“Pembangunan jalan ini awalnya selebar 40 meter, kemudian diubah menjadi 27 meter dengan biaya konstruksi semula direncakan sebesar Rp2,8 triliun. Kemudian menjadi Rp1,1 triliun karena adanya perubahan geometrik jalan, maupun perubahan jalur jalan,” terangnya.

DPRD Sultra Tinjau Jalan Kendari - Toronipa, Ali Mazi Pamer Konstruksi Beton

Perubahan jalan tersebut, lanjut Ali Mazi, terdapat pada perencanaan pembuatan jembatan sepanjang 5 kilometer. Hal itu berubah sehingga hanya akan menggunakan jalan di pinggir pantai dan hanya membutuhkan reklamasi.

Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi
Ali Mazi

“Daerah ini kaya akan potensi pariwisata, dengan melihat hal itu maka kita putuskan untuk membangun jalan ini. Dengan harapan dapat memberi dampak positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar kawasan tersebut,” harapnya.

Pembangunan jalan wisata Kendari – Toronipa ini pun mendapat respon baik dari masyarakat setempat. Semuanya mendukung adanya pembangunan jalan ini.

Pembangunan jalan wisata ini disebut-sebut akan semakin memajukan pariwisata Sultra menuju kancah internasional.

Terkait anggaran, untuk tahap awal Pemprov Sultra mengucurkan sekitar Rp153 miliar, serta Rp40 milliar untuk pembebasan lahan milik warga yang terkena dampak pembangunan jalan tersebut. Secara keseluruhan, jalan Kendari-Toronipa menelan anggaran sekitar Rp1,1 triliun, dengan tiga tahapan pengerjaan.

Projek Manager PT Pembangunan Perumahan, Ery Supratomo menjelaskan, untuk tahap satu pembangunan jalan wisata Kendari-Toronipa telah dibangun sepanjang 3,4 kilometer. Dengan lebar jalan 27 meter yang dibagi menjadi empat lajur.

Pemprov Bangun Jalan Selebar 40 Meter di Jalur Kendari-Toronipa
PEMBANGUNAN JALAN – Rancangan pembangunan jalan menuju kawasan pantai Toronipa. Dimana nantinya, titik awal pembangunan jalan akan di mulai dari pertigaan Mesjid Raya Kota Lama, lalu memotong menuju kelurahan Kendari Caddi dengan membangun jembatan di atas teluk kendari. (Randi Ardiansyah/ZONASULTRA.COM)

“Jadi lajur utama itu dibagi jadi masing-masing 8 meter, lalu di sisi jalan ada untuk lajur pengendara sepeda motor selebar 2 meter. Dan juga ada untuk lajur pejalan kaki dan taman selebar 2,50 meter,” ungkapnya.

Untuk konstruksi jalan sendiri, kata Ery, menggunakan konstruksi beton. Katanya, konstruksi ini merupakan kali pertama digunakan dalam pembangunan jalan di Sulawesi.

“Ini kali pertama digunakan di Sulawesi, baru di Sultra. Konstruksinya sama dengan yang digunakan untuk pembangunan jalan tol di Pulau Jawa. Kenapa pake beton, karena ketahanannya itu lebih lama dari aspal. Kalau aspal 10 tahun itu sudah harus diperbaiki lagi, tapi kalau beton bisa sampai 50 tahun bahkan 100 tahun,” tutupnya.

Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi saat meninjau langsung progres pembangunan jalan ini bersama Komisi III DPRD Sultra pada Kamis, 16 Januari 2020 mengatakan, setelah membangun jalan wisata, pihaknya akan melakukan terobosan dengan membangun kawasan wisata terpadu di Pantai Toronipa. Ali Mazi ingin Toronipa menjadi destinasi wisata yang tak hanya menjadi tujuan wisatawan lokal dan domestik, tapi juga mancanegara.

Ali Mazi mengaku ingin membuat satu terobosan dalam memajukan pariwisata di Sultra. Di mana kawasan pariwisata terpadu Toronipa akan didesain menjadi kawasan modern dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Bahkan untuk mendukung percepatan pembangunan pariwisata, pemprov akan melibatkan masyarakat setempat dengan membentuk tim generasi muda Toronipa. Rencananya sebanyak 20 orang akan dibawa ke Bali untuk belajar mengembangkan pariwisata.

DPRD Sultra Tinjau Jalan Kendari - Toronipa, Ali Mazi Pamer Konstruksi Beton
TINJAU – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) meninjau langsung progres pembangunan jalan wisata Kendari-Toronipa, Kamis (16/1/2020). Dalam kunjungannya ini, Komisi III didampingi secara langsung oleh Gubernur Sultra, Ali Mazi. (Randi Ardiansyah/ZONASULTRA.COM)

Komisi III DPRD Sultra pun mengapresiasi pembangunan jalan wisata Kendari-Toronipa ini. “Kita ingin melihat langsung karya nyata dari seorang pemimpin daerah. Alhamdulillah hari ini kita sudah saksikan langsung, dan secara fisik ini adalah karya yang sangat luar biasa. Apalagi jalan ini dikerjakan lebih cepat dari target awal,” ungkap Ketua Komisi III DPRD Sultra, Suwandi Andi.

Suwandi mengaku pihaknya akan terus mendukung penyelesaian program pembangunan jalan wisata tersebut. Terlebih pembangunan jalan itu bertujuan untuk kemajuan pariwisata Sultra.

Pemprov Sultra pun mengklaim perbaikan jalan Kendari-Toronipa telah meningkatkan kunjungan wisata.

Plt Kadis Sumber Daya Air (SDA) dan Bina Marga Sultra Abdul Rahim mengungkapkan perbaikan jalan Kendari menuju kawasan Pantai Toronipa telah memberikan dampak yang nyata.

“Dulu itu,sebelum sebagus ini jalanannya, pengunjung ke Pantai Toronipa kurang banyak. Tapi sekarang sudah banyak pengunjungnya, dan itu kita pastikan langsung dengan pak Gubernur,” kata Abdul Rahim.

Gelar Sayembara

Pantai Toronipa
Pantai Toronipa (Foto : Rajib Mustofa)

Setelah pengerjaan jalan wisata Kendari-Toronipa terealisasi, Pemprov Sultra langsung menggelar sayembara pembuatan desain kawasan terpadu wisata Toronipa.

Plt Kepala Dinas Pariwisata Sultra, I Gede Panca menjelaskan, untuk konsep desain, para desainer harus memadukan dua konsep dalam satu gambar, yakni konsep modern dan kearifan lokal masyarakat Sultra, khususnya masyarakat di kawasan wisata Toronipa.

Para peserta harus mampu membuat desain yang menyatukan alam terbuka hijau dan bangunan. Sebab, kawasan wisata terpadu Toronipa bakal dijadikan terminal pusat pariwisata di Sultra yang akan menghubungkan lokasi wisata lainnya, seperti Pulau Bokori, Pulau Saponda, dan Pulau Labengki.

Pemprov ingin konsep alam dan modern itu menyatu, ada ruang terbuka hijau dan laut biru tapi juga dikelilingi gedung. Hal itu untuk menjaga eksistensi dan keaslian hutan dan ruang publik yang ada di sekitar kawasan wisata terpadu Toronipa. Juga harus meminimalisir terjadinya kerusakan lingkungan akibat pembangunan kawasan tersebut.

“Desainer nanti harus jelas mana untuk industri pariwisata mana untuk lingkungan sosial di sana. Karena harus ada taman bermain yang ramah anak dan kelurga, juga harus meminimalisasi intervensi terhadap alam. Jangan sampai nanti desainnya bagus, tapi semua pohon dipotong. Kita ingin bagaimana konsep alam dan modern itu menyatu ada ruang terbuka hijaunya dan laut biru tapi dikelilingi gedung juga,” terang Panca.

Selain itu, grand desain nantinya harus mampu mencerminkan identitas daerah dan menjamin keberlanjutan sosial, ekonomi, lingkungan serta mewujudkan kawasan pariwisata yang indah, modern dan berstandar internasional. Sejumlah fasilitas bertaraf internasional pun akan dibangun di dalam kawasan itu.

“Pak gubernur minta bagaimana kita memindahkan Pantai Sanur, Kuta dan Ancol di sana. Nanti mulai dari jalan wisata sampai masuk ke dalam kawasan wisata, di pintu gerbang pak gubernur minta harus ada satu tugu patung, apakah patung pejuang nasional atau pahlawan nasional dari Sultra. Yang jelas menggambarkan kemegahan, yang di dalamnya itu dibentuk kawasan terpadu wisata,” jelas Panca.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Per tanggal 10 Februari 2020 ada 21 kelompok desain grafis telah mendaftar ke Dinas Pariwisata (Dispar) Sultra sebagai peserta sayembara pembuatan desain kawasan terpadu wisata Toronipa. Tidak hanya dari Sultra tapi juga dari berbagai daerah seperti dari Malang, Surabaya, dan Yogyakarta.

Para peserta akan diberikan waktu hingga pekan kedua Mei 2020 untuk mengumpulkan grand desain kawasan pariwisata terpadu Toronipa. Dari seluruh grand desain yang masuk, tim juri akan memilih tiga terbaik untuk diserahkan ke Gubernur Sultra Ali Mazi. Dari tiga itu akan dipilih oleh gubernur untuk keluar sebagai pemenang.

Pemenang desain kawasan wisata terpadu Toronipa akan mendapatkan hadiah utama satu unit mobil. Para peserta pun tidak dibatasi, dan terbuka untuk semua kalangan.

Bangun Hotel Bintang Lima

Pemprov Sultra akan membangun hotel bintang lima bertaraf internasional di kawasan wisata terpadu Toronipa. Hotel bertaraf internasional tersebut bernama The Toronipa Hotel, yang akan ditempatkan di dalam kawasan wisata terpadu Toronipa.

Plt Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Sultra, I Gede Panca menjelaskan, The Toronipa Hotel nantinya akan dilengkapi dengan dermaga tempat berlabuhnya kapal-kapal wisata bahkan kapal pesiar.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sultra, I Gede Panca
I Gede Panca

“Jadi nanti kawasan Toronipa ini akan menjadi terminal, masuknya kapal-kapal wisata, kapal live on board (LOB). Bahkan crush (kapal pesiar), makanya kita membangun hotel. Untuk melayani wisatawan yang akan datang ke Toronipa,” ujar Panca saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Jumat (14/2/2020).

Dengan adanya pembangunan hotel tersebut nantinya, diharapakan dapat melayani seluruh wisatawan yang datang. Baik wisatawan lokal maupun internasional. Hotel tersebut nantinya akan menyiapkan berbagai fasilitas penunjang, hingga makanan khas.

“Bayangkan kalau kapal pesiar datang membawa wisatawan 1.500 orang saja, hotelnya di mana, tranportasi daratnya bagaimana, makanannya bagaimana. Dan juga makanan khas daerah yang harus mengikuti selera mereka,” bebernya.

Panca mengaku, pembangunan The Toronipa Hotel masih dalam tahap rancangan. Untuk anggaran maupun pengelolaan nantinya, masih akan dibahas secara detail. Kawasan wisata terpadu Toronipa pun, tidak hanya akan menyediakan fasilitas bagi wisatawan luar, akan tetapi juga wisatawan lokal.

“Jangan sampai nanti kita membangun hanya untuk wisatawan luar, kita sendiri tidak nikmati. Dan nanti itu ada kelas-kelasnya, mulai dari kelas menengah ke bawah sampai menengah ke atas dan VVIP,” tutupnya.

Dukungan untuk kawasan wisata terpadu Toronipa ini juga datang dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sultra. Saat ini instansi yang dipimpin oleh Siti Saleha ini tengah membuat grand desain sentra industri kecil menengah (IKM) sebagai bentuk dukungan atas pembangunan kawasan pariwisata Toronipa. Disperindag juga tengah melakukan pelatihan terhadap pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), khusus mengenai pengembangan pengemasan olahan ikan.

Siti Saleha mengatakan, wilayah Toronipa dan sekitarnya memiliki potensi perikanan yang melimpah sehingga pengembangan UMKM di sana perlu dilakukan sebagai kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah juga terhadap pengembangan kawasan pariwisata nantinya.

“Kita ingin ketika wisatawan datang ke Sultra, khususnya Kendari mereka tidak hanya membeli mete saja, tapi ada banyak olahan pangan lainnya,” kata Siti Saleha. (Adv)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini