Kecamatan Mataoleo Bombana Endemik Diare, Seorang Balita Meninggal

ilustrasi bayi meninggal
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Fahri bayi berusia 7 bulan asal Desa Lora, Kecamatan Mataoleo, Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) meninggal dunia setelah mengalami kejang-kejang dan muntaber selama 3 hari. Bayi tersebut merupakan salah satu dari 27 anak penderita diare di daerah itu.

Kepala Dinas Kesehatan Bombana dr. Sunandar mengungkapkan, saat ini Kecamatan Mataoleo endemik penyakit diare. Selain seorang bayi laki-laki meninggal dunia, dua orang anak kini juga tengah dirawat inap di puskesmas setempat, termasuk 24 anak lainnya yang masih menderita ringan.

“Selama Oktober 2018 kami telah menemukan 27 kasus penyakit diare hingga merenggut nyawa Fahri, warga Desa Lora, Kecamatan Mataoleo,” ungkap Sunandar di Rumbia, Kamis (1/11/2018).

Berdasarkan hasil penelusuran lanjutnya, bayi tersebut telah mengalami kejang-kejang dan muntaber selama 3 hari. Hal ini membuatnya tak punya daya untuk bertahan hidup. Apalagi orang tuanya tidak membawa ke perawat atau bidan desa, malah dibawa ke dukun di kampung itu.

“Bayi ini meninggal di jalan setelah diperiksa perawat desa dalam kondisi daturat. Rencananya bayi ini akan dilarikan ke puskesmas, tapi tak bisa terselamatkan,” bebernya.

Karena itu, Sunandar mengingatkan kepada seluruh masyarakat di daerah itu agar percaya dengan kemampuan tenaga medis, baik perawat maupun bidan, khususnya ketika ada keluarga yang menderita penyakit diare, demam berdarah dan malaria.

“Di desa kan ada perawat dan bidan, mereka sudah dibekali terkait teknis menangani pasien yang baik dan benar. Tapi itulah masyarakat kita yang saat ini masih mengandalkan dukun, sehingga dengan adanya kendala seperti ini sulit untuk ditangani dengan baik ketika pasien telah darurat,” ujarnya. (B)

 


Reporter: Muhammad Jamil
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini