Kekuatan Itu Telah Hilang

Cerita Pagi Untuk Perempuan Terhebat
Zona Cerita
Cerita Pagi Untuk Perempuan Terhebat
Zona Cerita

 

Disebuah ruangan yang berukuran 5×5 dilengkapi beberapa unit meja biro berbentuk persegi panjang, lengkap dengan kursi, serta kawan-kawan sejawat. Saya duduk di dekat pintu sembari membuka leptop dan mulai menulis, sebab profesi saya sebagai Jurnalis selalu bergelut dengan tulisan.

Ditempat itulah kami sering berdiskusi seputar isu liputan serta beberapa kejadian yang diulas dari sudut pandang jurnalis. Saat sedang asyik diskusi, tiba-tiba terasa ada getaran dari saku celana saya, yah itu adalah getaran dari handphone sebagai pertanda ada panggilan masuk.

Saya kemudian memeriksa siapa yang menelpon saya, dan ternyata panggilan itu berasal dari kakak di kampung. Belum saya berucap dia lalu meminta saya untuk sesegerah mungkin pulang kampung tanpa alasan yang jelas, tanpa ragu saya lalu bergegas menuju tanah kelahiranku.

Dalam perjalanan sekitar 30 menit, fikiranku tertuju pada satu hal, yakni ketakutan akan hilang kekuatan yang selama ini menjadi penopang kokohnya langkahku, yang menjadi insfirasi dalam membina rumah tanggah kecilku. Dia sosok Ayah yang tak pernah lelah mencari nafkah bagi keluarga, tetesan keringatnya mungkin sudah tak terhitung lagi jumlahnya, namun ia tidak pernah berkeluh, ia tetap tersenyum kala bercakap dengan keluarga.

Sesampainya dirumah, terlihat banyak kendaraan terparkir dihalamn rumah, kendaraan yang tidak asing lagi bagiku karena itu kepunyaan sanak keluarga dan kerabat dekat. Jantungku saat itu berdetak sangat cepat, namun saya berusaha tenang dan berusaha terlihat biasa saja.

Ayahanda Restu Tebara
Ayahanda Restu Tebara

Ketika masuk saya mendapati kerumunan orang dengan mata terpusat pada satu tempat, entah apa itu? tanpa membuka sepatu yang mengalas kaki ini, saya berusaha mencari tahu apa yang mereka perhatikan, dan ternyata benar saja, mata orang-orang itu sedang memandangi seorang lelaki paru baya yang sedang terbaring diatas tumpukan kapuk yang dilapisi dua lembar tikar dari.

Lelaki yang dulunya memiliki tubuh kekar, tubuh dengan kekuatan super untuk memikul beban berat, lelaki humoris, yang tak mengenal lelah ataupun sakit, kini hanya bisa terbaring tanpa sapaan khas darinya, tanpa suara merdunya, dan tanpa tatapan indahnya.

Ayah kini engkau tidak bisa lagi menyembunyikan lelahmu, menyembunyikan sakitmu, semua sudah ketahuan. Tubuhmu yang dulu kekar tak mampu lagi untuk menopang beban, bahkan selembar kertas pun sudah tak mampu kau genggam, saya yakin saat ini kamu sedang berjuang melawan rasa sakit itu, lantunan do’a terus engkau lafalkan meskipun hanya dalam hatimu.

Ya Allah, engkau maha melihat, engkau maha besar, tidak ada yang tidak mungkin ketika engkau telah berkehendak. Kami hanya minta satu kepadamu, yaitu mudahkan semuanya, kami sangat tidak tega melihatnya, meskipun tanpa jeritan sakit darinya kami hanya berserah kepadamu, karena semua yang ada dalam dunia ini adalah kepunyaanmu.

Untuk Ayah tercinta, semoga engkau diberi kekuatan dari sang pencipta untk melawan penyakitmu, yakinlah bahwa Allah SWT adalah satu-satunya tempat untuk meminta dan memohon. dan yakinlah engkau akan mendapat kesembuhan darinya.

 

Oleh : Restu Tebara
Penulis Merupakan Wartawan zonasultra.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini