ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dalam rangka meningkatkan pengelolan kawasan konservasi perairan secara terpadu dan komprehensif yang didasarkan pada pengetahuan ilmiah terbaik tentang ekosistem dan dinamikanya, World Wild Fund for Nature (WWF) Indonesia menggandeng Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar training workshop di salah satu hotel di Kendari, Jumat (3/2/2017).
Training workshop ini dibuka secara langsung oleh Kepala DKP Sultra Askabul Kijo. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh DKP kabupaten/kota se-Sultra, dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo (UHO), dan dosen Fakultas Perikanan Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK).
Menurut Askabul Kijo training workshop dan pelatihan optimalisasi pengelolaan kawasan konservasi perairan yang diadakan oleh WWF Indonesia sejak tanggal 30 Januari hingga 3 Februari ini merupakan salah satu upaya WWF Indonesia mendukung program kawasan konservasi perairan di Sultra.
“Jadi program kawasan konservasi perairan inikan sudah diserahkan di provinsi sekarang. Saya sebutkan tadi ada kurang lebih 400 ribu hektar lahan kawasan konservasi perairan yang kita program di provinsi,” kata Askabul.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga merupakan salah satu kerjasama dan sekaligus bantuan WWF Indonesia untuk melengkapi data-data kawasan konservasi di Sultra, serta akan menjadi bahan penyusunan kebijakan di daerah.
Project Leader Soutern Eastern Sulawesi Subseascape (Sess) WWF Inddonesia Sugiyanta mengatakan, kegiatan workshop ini merupakan kegiatan kerjasama WWF Indonesia dengan DKP Sultra yang bertujuan memberikan masukan-masukan terhadap rencana pengelolaan yang sedang disiapkan oleh DKP Sultra.
“Nah seperti kita ketahui DKP Sultra sedang menyiapkan usulan kawasan konservasi perairan daerah (KKPD). Sehingga dalam tahap penyusunan perencanaan WWF bermaksud memberikan masukan terhadap rencana pengelolaan yang sedang disiapkan oleh pemerintah tersebut, dengan mengundang stakeholder yang terdiri dari DKP kabupaten/kota, UHO, dan UMK untuk sama-sama memberikan masukan terhadap pengelolaan kawasan konservasi ini,” jelasnya.
Sugiyanta menambahkan, kegiatan ini merupakan kegiatan mendesain secara bersama-sama untuk memberikan masukan sehingga hasilnya bisa menghasilkan sebuah dokumen yang lebih lengkap karena adanya berbagai masukan. Sehingga ke depannya setelah kawasan konservasi itu ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pengelolaannya menjadi lebih efektif, dan terencana dengan baik, sehingga akan memudahkan dalam hal pengelolaannya baik pengawasan maupun pemberdayaan di sekitar kawasan konservasi tersebut.
Jika pengelolaan kawasan konservasi perairan dilakukan dengan baik, menurut Sugiyanta dapat meningkatkan kemampuan ekosistem untuk bertahan dan pulih kembali dari tekanan aktivitas manusia serta memitigasi dampak dari perubahan iklim. Kawasan konservasi juga diakui sebagai daya tarik dan penopang wisata pesisir, mendukung pertumbuhan lapangan kerja dan perdagangan terkait dengan sektor-sektor kelautan di tingkat lokal, regional dan nasional. (A)
Reporter : Ramadhan Hafid
Editor : Jumriati