Kemarau Diprediksi Sampai Desember, Bombana Rawan Kebakaran Lahan

ilustrasi musim kemarau
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM,KENDARI-Kemarau masih akan lama menemani aktivitas warga Sulawesi Tenggara (Sultra). Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan yang mestinya mulai turun November nanti berpotensi mundur hingga Desember 2018 nanti. Ini karena Elnino dengan intensitas lemah baru mulai aktif di awal September hingga awal tahun depan.

El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru – Ekuador (Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan iklim secara global). Biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut dingin karena adanya up-welling (arus dari dasar laut menuju permukaan).

“November harusnya sudah peralihan musim, dari kemarau ke musim hujan. Tapi dengan adanya dampak tersebut berpeluang mundur pada bulan Desember,” kata Adi Istiyono, Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, kepada zonasultra, Senin (3/9/2018) melalui sambungan WhatsApp Mesengger.

Akibatnya, beberapa dampak akan terjadi di Sultra jika musim peralihan mundur, diantaranya kondisi air tanah akan lebih kering, potensi kebakaran hutan menjadi lebih besar, tanaman yang memburuhkan air menjadi lebih kekurangan air. Misalnya, kekeringan lahan persawahan.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada seluruh pihak pemerintah daerah dan kabupaten/kota setempat untuk mewaspadai kondisi ini agar tidak terjadi gagal panen yang dapat merugikan petani dan stok ketersedian beras di Sultra.

“Saya belum bisa predikasi kondisi ini terjadi di sebagian atau seluruhnya wilayah Sultra karena sistem pengairannya sawahnya berbeda beda,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Kelompok Teknis Stasiun Klimatologi Ranomeeto BMKG Kendari Siti Risnayah mengatakan, ada beberapa titik panas di Sultra yang kemungkinan menjadi titik kebakaran. Diantaranya di Lantari Jaya, Bombana dengan tingkat kepercayaan 100 persen, Rarowatu Utara, Bombana tingkat kepercayaan 49 persen.

Potensi kebakaran lahan juga berpeluang terjadi di Tinondo, Kolaka dengan tingkat kepercayaan 23 persen. Lalu di Bondoala, Konawe dengan tingkat kepercayaan 45 persen, Latoma, Konawe tingkat kepercayaan 78 persen, Pondidaha, Konawe tingkat kepercayaan 56 persen dan 68 persen.

“Jadi berdasarkan tingkat kepercayaannya, besar kemungkinan di wilayah Lantari Jaya di Bombana itu ada kebakaran,” tukasnya. Menurutnya, informasi tersebut dapat digunakan oleh pihak berwenang untuk segera melakukan pengecekan di wilayah terdeteksi titik panas tersebut.

Sementara itu, seperti diketahui jika wilayah Lantari Jaya merupakan kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) yang merupakan padang savana yang berpotensi mengalami kebakaran hutan dan lahan.

Data dari Manggala Agni Daops Tinanggea terjadi kebakaran hutan dan lahan pada hari Rabu, (29/8/2018) sekitar 62.703 hektar. Vegetasi yang terbakar yakni savana, semak belukar tepi hutan primer taman nasional. (B)

 


Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Abdi MR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini