Kemenag dan Polres Bombana Bersatu Lawan Kekuatan Hoaks

ilustrasi hoax
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, RUMBIA– Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bombana bertekad turut mewujudkan pemilihan umum (pemilu) yang aman dan kondusif pada 2019 ini.

Kemenag Bombana sudah siap menangkal segala bentuk potensi konflik di tengah masyarakat, utamanya peredaran kabar bohong (hoaks), ujaran kebencian, dan isu suku agama ras dan antargolongan (SARA) yang bersumber dari kepentingan kelompok tertentu.

Guna memberantas kekuatan hoaks, Kemenag menggandeng Kepolisian Resor (Polres) Bombana, lalu melibatkan tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat dalam sebuah rapat koordinasi di aula Kemenag setempat, Rabu (27/2/2019).

Kepala Kemenag Bombana, Jumain menegaskan tidak akan memberi toleransi bagi siapapun masyarakat di daerah itu yang memanfaatkan agama sebagai senjata dalam proses kampanye alias alat untuk politik praktis.

Penegasan itu pun sangat ia prioritaskan bagi seluruh pegawai di lingkungan kemenag dan seluruh pegawai dan penyuluh keagamaan yang tersebar di 22 Kecamatan di daerah itu.

Di samping itu, Jumain pula menekankan agar masyarakat mesti lebih pandai dalam menyajikan informasi. Sebab, era digitalisasi saat ini membuka ruang bagi setiap pengguna media sosial untuk menebar tulisan yang berbau hoaks hingga berpotensi perpecahan.

“Intinya, kemenag hadir sebagai ikon daerah yang mesti mampu menangkal isu yang berpotensi memecah kesatuan. Kami pun segera melayangkan surat ke seluruh tokoh agama atau imam masjid di Bombana ini agar turut mensosialisasikan tentang bahaya hoaks serta politisasi agama ke masyarakat,” tegas Jumain dalam rakor tersebut.

Senada dengan itu, Kapolres Bombana, AKBP Andi Adnan Syafruddin menegaskan, pihaknya kini mewaspadai adanya politik identitas. Tidak saja bagi kalangan ASN, namun agama bisa saja dimanfaatkan sebagai alat untuk menggiring opini hingga menimbulkan konflik di kalangan masyarakat.

“Kita tengah diperhadapkan dengan suasana pemilu dan tak lama lagi digelar. Kami hanya mengingatkan agar agama tidak dijadikan sebagai jualan serta alat untuk mengunggulkan salah satu kontestan pemilu,” ujar Andi Adnan di Kantor Kemenag Bombana.

Lanjut dia, salah satu pemicu terjadinya konflik sosial itu bersumber dari kekuatan hoaks, maraknya ujaran kebencian yang disebar di media sosial hingga menimbulkan gejolak.

“Jadi, hoaks ini tidak saja mempengaruhi masyarakat kita, ASN dan aparat kepolisian bisa saja terjangkiti,” ungkapnya. (B)

 


Kontributor: Muhammad Jamil
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini