ZONASULTRA.COM, MANADO – Kementerian Parwisata (Kemenpar) kian gencar memberikan pemahaman pentingnya pariwisata sebagai leading sector Indonesia. Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu melalui Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan menggelar kegiatan “Pembudayaan Kepariwisataan Bagi Guru” di Hotel Aston Manado, Sulawesi Utara (Sulut) pada Kamis (6/7).
“Kegiatan tersebut merupakan salah satu program, untuk percepatan kualitas SDM Pariwisata. Guna mencetak tenaga profesional untuk pemahaman dan pengembangan potensi pariwisata di Indonesia,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Ahman Sya yang didampingi Asisten Deputi Pengembangan SDM Kepariwisataan Wisnu Bawa Tarunajaya, di Jakarta Jumat (7/7).
Ahman Sya menjelaskan, kegiatan pelatihan dihadiri oleh 300 orang peserta pelatihan yang berasal dari guru-guru SMK di seluruh daerah di wilayah Provinsi Sulut, Khususnya Kota Manado dan sekitarnya. Bertujuan agar para guru dapat menjadi kader dan sekaligus agen untuk melakukan perubahan dalam pengembangan kepariwisataan di wilayahnya.
“Semua kami rangkul untuk mengembangkan pariwisata Indonesia, khususnya dalam mewujudkan target 2017 hingga 2019. Adapun sasaran kali ini adalah 300 orang guru yang hadir sebagai peserta, bisa memahami pentingnya pariwisata dan memahami potensi wisata daerah, sebagai leading sektor yang paling mudah bagi masyakat setempat,” kata Ahman Sya yang diamini Wisnu Bawa.
Baca Juga : Kemenpar Dukung Acara 1.500 Akademisi TELF Asia dan Telfin Internasional di Yogyakarta
Sementara itu, Wisnu menambahkan para guru SMK diharapkan, setelah keluar dari kegiatan ini mendapat pemahaman dan meningkatnya pengetahuan tentang dunia kepariwisataan SMK di wilayah Sulawesi Utara.
“Kami disambut baik, Pemprov Sulut juga sangat mengapresiasi dan memberi dukungan. Seperti diketahui, Sulut merupakan pintu gerbang pariwisata dari wilayah utara. Bahkan sektor pariwisata menjadi program unggulan. Jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Manado sampai dengan April 2017 tercatat 28 ribu wisatawan,” ujarnya.
Wisnu dalam paparannya menjelaskan, pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu negara, tanpa terkecuali di Indonesia.
Namun demikian pada kenyataannya, pariwisata memiliki spektrum fundamental pembangunan yang lebih luas bagi suatu negara. Di antaranya adalah sebagai alat persatuan dan kesatuan bangsa, penghapusan kemiskinan (poverty alleviation), pembangunan berkesinambungan (sustainable development) dan peningkatan ekonomi dan industri.
Baca Juga : Kemenpar Dukung Joey Alexander Tampil di Festival All Stars Paris
“Untuk menunjang pembangunan pariwisata tentunya harus didukung dengan peningkatan sumber daya yang salah satunya adalah sumber daya manusia,” ucapnya.
Pada kegiatan tersebut, tampak hadir antara lain Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Utara, Daniel A. Mawengkang, Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulawesi Utara DR. Paulus Tamaka, Guru Besar Politeknik Negeri Manado yang juga sebagai Direktur LSP Pariwisata Bunaken Indonesia, Bet El Silisna Lagarense.
Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam setiap kesempatan selalu berpesan, SDM pariwisata nanti harus menggunakan standar global, mengacu pada standar regional disebut ASEAN MRA (Mutual Recognition Arrangement) atau standar kompetensi selevel ASEAN. “Kalau ingin menjadi pemain global, maka gunakan global standard juga,” kata Menpar Arief Yahya. (*)