Kemenpar Tetapkan 16 Kota sebagai Destinasi MICE

Menteri Pariwisata Arief Yahya
Arief Yahya

ZONASULTRA.COM, BALI – Menpar Arief Yahya makin yakin, MICE (Meeting, Insentive, Convention dan Exhibithion) bakal menjadi primadona ke depan. Potensinya besar dan prospeknya makin moncer ke depan. Indonesia makin diminati dunia internasional untuk menggelar event-eventnya.

“IMF – World Bank Annual Meeting Oktober 2018 adalah bukti konkret. Ini starting point untuk melompat lebih tinggi,” jelas Menteri Arief Yahya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya
Arief Yahya

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) pun menggelar Forum Group Discussion (FGD) Penyusunan Pedoman Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara di Aston Denpasar Hotel & Convention, Bali, pada 11-13 Mei 2017.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti yang didampingi Plt Asisten Deputi Strategi Pemasaran Nusantara Hariyanto mengatakan, Kemenpar menetapkan 16 kota yang siap jual untuk pasar utama aktivitas MICE di tanah air. Hal itu sesuai acuan undang-undang, Industri MICE juga sebagai bagian dari Usaha Pariwisata.

”Oleh karena itu kami akan berkonsentrasi menggarap destinasi MICE. Yang paling terdekat, Kemenpar telah menggecarkan promosi dua event besar di Tahun 2018, yang pertama Asian Games 2018 di Palembang, dan yang kedua Annual Meeting IMF World Bank di Bali,” ujar Esthy Reko Astuti yang diamini Hariyanto seusai acara, Jumat (12/5).

Untuk mensukseskan itu, Hariyanto menjelaskan, dibutuhkan semua unsur Pentahelix untuk menjaring masukan, ide, dan gagasan seputar pengembangan pariwisata MICE. Dan menghasilkan rekomendasi atau pedoman strategi pemasaran pariwisata nusantara yang komprehensif dan aplikatif.

Baca Juga : Nadine Chandrawinata Akan Tawarkan Destinasi Indonesia ke New Zealand

“Oleh karena itu diperlukan wadah yang fokus untuk mengelola kegiatan tersebut sehingga mampu mendatangkan wisatawan kelas atas dalam jumlah yang banyak,” tuturnya.

Esthy menjelaskan, selain Bali, Indonesia masih memiliki sedikitnya 15 kota lagi yang memenuhi standar internasional untuk menggelar MICE. Yaitu Jakarta, Surabaya, Medan, Batam, Padang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Makassar, Manado, Solo, Lombok, Bintan, Palembang dan Balikpapan.

Urusan kualitas, tidak perlu khawatir. Berbagai hotel di Indonesia juga banyak dinobatkan sebagai hotel terbaik di dunia sehingga semakin meyakinkan Indonesia sebagai host yang tepat untuk menyelenggarakan berbagai event berskala internasional.

Seirama dengan Esthy, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra menjelaskan, untuk menyambut gelaran MICE internasional pada Annual Meeting IMF World Bank, pemprov setempat berusaha untuk memperbaiki infrastruktur untuk menunjang kelancaran jalannya even akbar di Bali itu.

Di Annual Meeting IMF World Bank 2018, lebih dari 13.000 orang dari 189 negara akan hadir pada acara tahunan tersebut, termasuk di antaranya delegasi kenegaraan, observer, akademisi, jurnalis, dan perwakilan NGO. Keseluruhannya, tidak kurang dari 30.000 orang diperkirakan bakal mengunjungi Bali pada Oktober 2018 sebagai bagian dari kegiatan ini.

“IMF Wolrd Bank juga kita siapkan infrastruktur, hal itu untuk mengurai kemacetan di Bali, seperti pembangunan fly over atau underpass terutama saat keluar tol Benoa ini akan dimulai pada tahun 2017,” ujarnya.

Baca Juga : Ikut MIDE 2017, Kemenpar Berpeluang Boyong Ratusan Ribu Divers Malaysia

Tidak hanya itu, perluasan landasan dan taxi way Bandara Internasional Ngurah Rai juga terus dipersiapkan. Pembangunan bandara baru di Bali Utara yang rencananya akan dilakukan Ground Breaking pada 28 Agustus 2017 mendatang.

“Para delegasi IMF biasanya para pejabat dan biasanya mereka datang menggunakan jet pribadi, kita akan membangun infrastruktur Bandara Ngurah Rai untuk bisa menampung pesawat jet tersebut. Tapi jika tidak bisa, kita sudah koordinasi dengan Lombok yang juga siap menerima para delegasi,” ujar pria yang akrab disapa Agung ini.

Bali telah banyak mengelar MICE, lanjut Agung, Bali harus membuat Bali Convention Berau. Karena MICE ini berdampak luar biasa terhadap travel agent, tour operator, serta tentunya masyarakat yang akan mendapat dampak ekonominya.

“Seluruh industri pariwisata di sini harus bersiap melakukan penawaran, sebagai tuan rumah penyelenggaraan konvensi atau konferensi lainnya, karena semuanya sangat mungkin diakomodasi di Bali,” tukasnya.

Agung optimistis event akbar tersebut akan berjalan dengan lancar, mengingat Indonesia sudahsangat pengalaman menjadi tuan rumah acara-acara serupa yang tidak kalah besarnya.

Baca Juga : Filosofi Rendang Memikat Forum Gastronomi Dunia yang Digelar UNWTO

Indonesia sudah menjadi langganan untuk event internasional dibuktikan dengan event besar dunia yang baru-baru ini digelar di antaranya ASEAN Summit pada tahun 2011, ASEAN Tourism Forum pada tahun 2012, APEC Summit pada tahun 2013, World Economic Forum pada tahun 2015, 60 th Commemorative Asian-African Conference pada tahun 2015, dan juga World Islamic Economic Forum (WIEF) pada tahun 2016 serta konferensi Indian Ocean Rim Association (IORA) yang baru digelar di 2017. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini