ZONASULTRA.COM, MAKASSAR– Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Gerakan Pemuda Tani Kawasan Timur Indonesia (Gempita KTI) mengadakan lokakarya pemanfaatan lahan tidur atau terlantar guna mewujudkan swasembada pangan dan membangun lumbung pangan masyarakat pedesaan, Makassar, Kamis (1/12/2016).
Hadir pada acara ini Staf Khusus Menteri Pertanian, Syam Herodian, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementan, Suwandi dan utusan 16 organisasi pemuda Indonesia timur yang tergabung dalam Gempita KTI yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), GAMKI, Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (GMII), IPNU, IPPNU, Korps Alumni Mahasiswa Islam (Kahmi), Pemuda Muhammadiyah, IPM, Fatayat NU, dan Persatuan Mahasiswa Kristen Protestan Indonesia (PMKRI) serta Ikatan Dokter Muda Indonesia.
Dalam kegiatan ini, Staf Khusus Menteri Pertanian, Syam Herodian menegaskan Kementan telah menyiapkan program strategis untuk mendorong keterlibatan pemuda dalam upaya peningkatan produksi pangan sehingga mampu mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Kementan menyiapkan bantuan mulai input produksi seperti benih, pupuk, pelatihan, alat mesin pertanian dan sampai pada jaminan harga pangan.
“Jika pemuda bergerak dan mau bergelut di bidang pertanian modern, mimpi Imdonesia menjadi lumbung pangan dunia pasti berhasil. Pemuda pun dapat menikmati hasil pertanian dengan keuntungan yang lebih dibanding bekerja di luar sektor pertanian,” katanya saat memberikan arahan dalam Lokakarya.
Ia mengungkapkan, pemuda memiliki peranan strategis sebagai upaya peningkatan pertanian dan menjalankan pertanian modern secara berkelanjutan. Melalui pertanian modern, pemuda bisa mewujudkan kreativitasnya dan berinovasi melakukan pendampingan, penciptaan teknologi pertanian terapan di masyarakat dan membangun pasar yang menguntungkan petani.
“Artinya keterlibatan pemuda tidak hanya sekedar mengawal produksi, tapi juga dapat menjadi pelaku agribisnis yang mampu membangun pertanian modern sehingga meningkatkan kesejahteraan petani,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Gempita KTI, Razikin menyampaikan program percepatan mewujudkan swasembada pangan dan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia merupakan tugas dan tanggung jawab generasi muda. Untuk itu, program Kementan dengan melibatkan pemuda merupakan langkah cerdas, sebab membangun pertanian harus dilakukan secara bersama-sama khususnya perlu keterlibatan pemuda yang memiliki semangat dan keberadaanya sudah menyatu dengan masyarakat petani.
“Langkah kongkret yang kami lakukan saat ini yakni sudah menyiapkan lahan yang siap digarap. Lahan ini ada di seluruh Indonesia timur yaitu Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua Barat,” katanya.
Lebih lanjut Razikin mengatakan, lahan yang disiapkan tersebut dalam skala besar yakni minimal 100 ha dikelola satu organisasi pemuda. Untuk sementara ini, di Sulawesi Selatan lahan yang siap dikelola seluas 5 ribu ha, Maluku 1.500 ha, Maluku Utara 500 ha, NTB 2 ribu ha, NTT 2 ribu ha, Sulawesi Tenggara 1.000 ha, Sulawesi Tengah 1.000 ha, Kalimantan 10 ribu ha, Papua Barat 2 ribu ha dan Papua 3 ribu ha.
“Pengelolaan lahan dalam skala besar ini agar pemuda benar-benar serius dan nyata mendapatkan hasil. Ketika nanti panen, bukan hal tidak mungkin pemuda memiliki penghasilan ratusan juta,” tuturnya.
Untuk diketahui, lahan-lahan yang kelola pemuda akan ditanami tanaman pangan sesuai dengan potensi daerah masing-masing seperti padi, jagung, kedelai dan berbagai komoditas hortikultura.
Penulis : Rustam