Menurut Adi, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) masih menjadi pemicu kenaikan indeks harga di semua kelompok komoditas pada Desember 2014 y
Menurut Adi, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) masih menjadi pemicu kenaikan indeks harga di semua kelompok komoditas pada Desember 2014 yaitu kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 6,88 persen. Selanjutnya, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 3,79 persen, bahan makanan sebesar 1,87 persen, kesehatan sebesar 1,50 persen, sandang sebesar 1,48 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,07 persen serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,53 persen.
Adi menambahkan, sedikitnya ada sembilan jenis barang/jasa yang memberikan sumbangan inflasi terbesar yakni cabe rawit dan cabe merah besar, bahan bakar minyak (BBM) jenis premium, tarif angkutan dalam kota, tukang bukan mandor, beras, tarif dasar listrik, batu, tarif sewa motor (ojek) dan angkutan udara. Adapun Indeks Harga Konsumen (IHK) per Desember sebesar 116,16 naik dari 112,48 pada November lalu.
IHK adalah suatu indeks yang mengukur perubahan harga rata-rata tertimbang dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga atau masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Nilai IHK menunjukkan rata-rata perubahan harga yang dibayarkan oleh konsumen dari sekelompok barang dan jasa tertentu.
Indeks harga dihitung dengan memilih tahun dasar yang menjadi basis pembanding perubahan harga. IHK merupakan persentase yang digunakan untuk menganalisis tingkat/laju inflasi di suatu daerah.
Untuk tahun 2014 ini, tahun dasar yang digunakan sebagai pembanding adalah tahun 2012. Tahun dasar ini berubah setiap lima tahun sekali. Sebelumnya, tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2007.
“Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah bensin, angkutan dalam kota, cabe rawit, tarif listrik, beras, jantung pisang, ikan layang, bayam, terong panjang, dan kacang panjang,” kata Adi.
Sementara itu, ada beberapa komoditi yang menyumbang deflasi seperti bayam, kacang panjang, kangkung, telepon seluler, cakalang, teri, daun singkong, kemeja pendek katun dan tomat.
Dari 11 kota di Pulau Sulawesi, semua kota tercatat mengalami inflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Gorontalo (Gorontalo) sebesar 4,12 persen dengan IHK sebesar 115, 26 dan inflasi terendah tercatat di Watampone (Sulawesi Selatan) sebesar 2,43 persen dengan IHK 117,71. (Jumriati)