Kendari Robotic Centre, Tantangan Baru

159

Dulu, saat masih SD, setiap habis ulangan sekolah, guru menugasi kami untuk membuat kerajinan tangan di rumah. Katanya, untuk tambah-tambah nilai. Bagi saya, tugas kerajinan tangan itu adalah penanda libur sekolah hampir tiba.

Selama bertahun-tahun –dari ulangan ke ulangan– pekerjaan tangan saya adalah membuat sapu lidi. Itu saya buat sendiri. Dari memotong pelepah kelapa, meraut lidinya, sampai mengikatnya menjadi sebuah sapu yang utuh. Keterampilan meraut daun kelapa menjadi lidi itu terbawa sampai sekarang. Halah….itu saja dibanggakan… apa hebatnya?

Kemarin, putriku ditugasi gurunya membuat kubus dan balok dari kertas karton. Dia cukup menyampaikannya ke ibunya, yang lalu berkeringat membuatnya. Putriku asyik belajar naik sepeda, melupakan tugasnya.

Di laman media sosial, saya membaca sebuah komunitas robotik yang membuka kursus pelatihan robotik dimulai dari tingkat sekolah dasar hingga tingkat umum. Saya berdecak kagum karena penyelenggaranya adalah Sekolah Robotik Papua Barat, sebuah sekolah yang konon menjadi tempat mencetak jawara lomba robotik tingkat nasional dan internasional. Di berbagai kota di Papua dan Papua Barat, kelas-kelas kursus itu dibuka.

Saya membayangkan, anak-anak SD yang piawai merangkai benda-benda elektronik untuk menjadi sebuah robot, yang meskipun nantinya barangkali hasilnya sangat sederhana, tetaplah sebuah hal mengagumkan bagi saya yang hanya bisa bikin sapu lidi.

Apa maknanya bagi kemajuan pendidikan kita di Sulawesi Tenggara, atau paling tidak di Kota Kendari, sebagai simbol yang mewakili wajah pendidikan di provinsi ini?

Barangkali, pemerintah dan didukung oleh komunitas kreatif dan termasuk pula sektor swasta, mulai melirik dunia robotik –sebuah simbolisme zaman now. Sistem pendidikan kita harus memberikan ruang untuk itu. Memperkenalkannya di sekolah. Mendesain kurikulumnya barangkali.

Dunia robotik adalah dunia anak-anak kita masa kini. Biarlah keterampilan membuat sapu lidi adalah kenangan kita saja, orang-orang yang berangsur menjadi ayah-ibu paruh baya.

Kita perlu mempersiapkan anak-anak kita untuk berlari sejajar dengan zamannya. Saatnya, Kendari Robotic Centre dilahirkan. Jangan mempertengkarkan pilkada terus.***

Oleh : Andi Syahrir
Penulis Merupakan Alumni UHO & Pemerhati Sosial

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini