Kepala SDN Bungguosu Dinilai Arogan, Ini Penjelasan Dikbud Konawe

335
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud), Suriyadin
Suriyadin

ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Kepala SDN (KS) Bungguosu, Kabupaten Konawe, Djarniyati Razak dinilai arogan dan harus diganti. Hal ini disuarakan oleh komite sekolah setempat.

Ketua Komite SDN Bungguosu Nasir Heri Gunawan, menjelaskan selama memimpin SDN Bungguosu, Djarniyati Razak sudah menunjukkan sikap arogansinya. Hal ini dilihat dari beberapa kebijakan yang dikeluarkan tanpa koordinasi atau persetujuan pihaknya, seperti adanya pembayaran seragam sekolah dan beberapa kebijakan lainnya.

Bahkan ia juga mengaku belum ada kejelasan apakah dirinya masih menjabat sebagai Ketua Komite SDN Bungguosu atau sudah diganti, sebab sampai saat ini belum ada rapat komite di sekolah tersebut.

“Saya selaku ketua komite sampai sekarang saya tidak pernah dilibatkan, bahkan sampai sekarang saya juga belum tahu apakah saya masih ketua komite atau tidak. Padahal beberapa keputusan yang dikeluarkan Ibu KS seharusnya melibatkan komite,” tutur Nasir, di rumahnya, Kelurahan Bungguosu, Senin (5/4/2021).

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud), Suriyadin mengatakan polemik antara kepsek, komite serta masyarakat itu merupakan dinamika layanan yang harus segera diselesaikan. Pihak komite dan orang tua siswa berhak untuk mengevaluasi atau mengontrol layanan pendidikan secara umum di sekolah, tapi di sisi lain, pihak sekolah juga harus memperhatikan kedisiplinan bagi siswa dan guru agar layanan pendidikan berjalan dengan baik.

Menurut Suriyadin, karakter Djarniyati Razak sebagai kepsek yang menurut sebagian anggota komite disebut arogan dikarenakan kedisiplinan yang kuat. Hal ini merupakan semangat Djarniyatin untuk mencapai target layanan pendidikan yang maksimal, dapat dilihat dari beberapa perubahan yang terjadi di sekolah itu selama masa kepemimpinan Djarniyatin Razak.

“Pada saat muncul riak awal, kami bersama tim langsung turun dan bertemu dengan pemerintah setempat dalam hal ini camat dan lurah, serta dihadiri oleh Komite dan orang tua siswa, dan kami beranggapan bahwa permintaan pergantian ini lebih ke suka dan tidak suka,” kata Suriyadin kepada sejumlah awak media di kantornya, Senin (5/4/2021)

Kata dia, beberapa fakta yang ia temukan ada perubahan yang cukup signifikan di sekolah tersebut, seperti pembangunan dan penataan wajah sekolah yang saat ini bisa dilihat perubahannya, serta peningkatan layanan pendidikan. Terbukti dengan dijadikannya sekolah tersebut sebagai sekolah percontohan.

“Saya juga dapatkan informasi bahwa tenaga pengajar dalam hal ini guru-guru di sekolah tersebut lebih disiplin dalam menjalankan tugasnya. Nah inilah yang mungkin belum bisa diterima oleh beberapa guru dan orang tua siswa, sehingga mengatakan bahwa KS ini arogan,” ujarnya.

Fakta lain yang ditemukan pihak Dikbud adalah adanya miskomunikasi yang terjadi antara Kepala SDN Bungguosu dengan pemerintah kelurahan, namun hal itu masih dalam lingkup kawajaran, mengingat Djarniyatin baru menjabat.

“Masalah orang tua yang keberatan itu mereka tidak menyekolahkan lagi anaknya di situ dan itu fakta,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas), Tira Liambo mengatakan kasus yang dialami oleh Djariatin Razak merupakan hal baru, sebab gerakan penolakan kelompok masyarakat terhadap kepala sekolah akan selesai saat pihak Dikbud turun dan melakukan mediasi.

Kata dia, pihaknya sedari awal memang sudah meminta kepada para kepala sekolah untuk disiplin sebab hal ini sangat dibutuhkan dalam peningkatan layanan pendidikan bagi siswa.

“Tapi bukan disiplin yang istilahnya kaku, dan disiplin yang diterapkan oleh Ibu Djarniatin ini bukanlah disiplin yang kaku,” imbuh Tira Liambo. (B)

 


Penulis: M13
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini