ZONASULTRA.COM, LASUSUA– Puluhan warga Desa Pohu, Kecamatan Rante Angin, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) mendatangi pemakaman setempat untuk menyaksikan pembongkaran makam Peti Vera (19). Pembongkaran makam itu untuk kepentingan autopsi terkait kasus kematian yang diduga gantung diri sekitar lima bulan lalu.
Autopsi tersebut dilakukan atas permintaan keluarga sehingga Tim Disaster Victim Identification (DVI) Bidang kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Sultra diturunkan langsung untuk mengetahui misteri kematian korban, yang merupakan mahasiswi itu.
Salah satu kakak korban, Asrul menuturkan sejak kematian adiknya, dirinya dan pihak keluarga curiga ada penyebab lain atas kematian korban di mana ada dugaan tanda-tanda pembunuhan. Oleh karena itu dilakukan autopsi karena pihak keluarga tidak pernah mendapatkan hasil visum dari dokter.
“Waktu dimandikan jenazahnya kami sempat curiga karena ada bintik-bintik hitam dibagian leher dan ada memar bagian pipi kiri kayak bekas pukulan dan tidak ada keterangan visum,” kata Asrul ditemui di pemakaman, Selasa (11/2/2020).
(Baca Juga : Mahasiswi di Kolut Ditemukan Tewas Gantung Diri)
Asrul menceritakan, yang membuat kejanggalan kematian korban, semasa hidup korban tidak punya masalah dan selalu terlihat ceria. Bahkan korban masih sempat memposting jualan sebelum kematiannya. Beberapa kali korban juga mendatangi ibunya lewat mimpi untuk mencari pelaku pembunuhan.
“Kita lakukan autopsi untuk diketahui apakah ada penyakitnya atau ada penyebab lain karena berapa kali datang juga datang lewat mimpi dengan berpesan tolong cari pelakunya pasti kita dapat,” ujarnya.
Proses autopsi berlangsung sekitar satu jam dan dikawal aparat kepolisian dengan memasang police line di tempat yang tertutup.
Menurut Kasubbidkespol Kompol dr Mauluddin, ada perintah dari Satreskrim Polres Kolut dan pihak keluarga besar Almarhumah sehingga autopsi tersebut dilakukan. Kata dia, setelah dilakukan pemeriksaan jenazah pihaknya tidak menemukan kasus tindakan kriminal atau pembunuhan.
“Pada jenazah kami tidak menemukan penyakit kronis atau penyakit berat dan tidak menemukan tanda kehamilan atau kekerasan seksual dan kami mengedepankan fakta hanya menemukan lilitan itravital artinya ada tanda lilitan di leher sewaktu masih hidup dan hanya itu satu-satunya yang menghubungkan atas kematian korban,” kata Mauluddin.
Sementara itu, Kuasa hukum dari keluarga korban, Rahman Pulani mengatakan setelah keluar hasil autopsi tersebut pihaknya menerima. Namun sebelumnya ada beberapa fakta yang janggal, berbanding terbalik dangan keterangan saksi sewaku almarhumah hidup, begitupun setelah kematiannya.
Ia menyebut yang menjadi pertanyaan besar salah satunya saat dilakukan visum tidak ada dari pihak keluarga yang mengatahui hasil visum tersebut.
“Meski masih banyak fakta-fakta yang berbading terbalik dari yang sebenarnya tapi hasil autopsi ini kami hargai,” tandasnya
Sebelumnya, diberitakan mahasiswi asal Desa Pohu Kecamatan Rante Angin Kabupaten Kolaka Utara ditemukan tewas gantung diri di rumah tantenya sekira pukul 10.00 Wita, di Desa Tojabi Kecamatan Lasusua, 14 September 2019 lalu. (A)