ZONASULTRA.COM– Memasuki usia yang cukup dewasa, Kabupaten Konawe terus melakukan berbagai upaya untuk berbenah demi mewujudkan impian masyarakat untuk menjadikan daerah yang sudah memiliki empat “anak” yang dimekarkan ini. Pembangunan sarana dan prasarana terus digenjot dengan maksud memenuhi kebutuhan dan peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat, mulai dari peningkatan pelayanan kesehatan maupun peningkatan mutu pendidikan.
Melalui program PERISAI Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe melakukan banyak terobosan besar yang diyakini memiliki manfaat besar bagi keberlangsungan roda pemerintahan.
Selain menjadikan daerah terdepan di jazirah Sulawesi Tenggara (Sultra), kepemimpinan duet Kery Syaiful Konggoasa-Parinringi juga telah berhasil mempertahankan predikat lumbung beras terbesar di Sultra. Kini cita-cita pasangan dengan akronim “Berkesan” ingin menjadikan Kabupaten Konawe sebagai efisentrum peradaban budaya Tolaki, menjadikan Kota Unaaha (Ibu Kota Konawe) kota hijau dengan mengusung tema hutan dalam kota, dan menjadikan Konawe sebagai kota pendidikan yang berasaskan keimanan dan ketaqwaan.
Ada yang beda dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Konawe kali ini, dimana pemerintah daerah tampil dengan tema “power full” Budaya Tolaki, mulai dari pameran pembangunan yang di ikuti oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) juga Kecamatan dengan menampilkan benda-benda purbakala, sampai pada kegiatan Karnaval kain tenun khas Tolaki, Festival Kuliner (Mosonggi Masal), dan perlombaat olah raga tradisional khas suku Tolaki seperti Metinggo (Jongkrang), Molanggu Tawa-tawa (Pukul Gong), dan Lomba Mombesara.
“Di HUT Konawe yang ke-56 ini, kita Pemerintah Daerah ingin memberitahukan kepada masyarakat terkhusus kepada anak-anak kita tentang siapa kita, dari mana kita, dan siapa nenek moyang kita. Mereka (masyarakat) harus tahu bagaimana perjuangan para leluhur kita dalam mengembangkan budaya-budaya dan tradisi kita sebagai suku dominan yang mendiami tanah Konawe ini,” kata Kery kepada awak zonasultra.id
Keseriusan pemerintah dalam pelestarian budaya Tolaki ini terlihat beberapa program yang bersentuhan langsung dengan pembangunan cagar budaya, seperti pembangunan Lakaika Aha (Rumah Besar) yang pada zaman kerajaan Konawe digunakan sebagai tempat tinggal sang Raja, serta rancangan pembentukan desa adat yang kini mulai digarap kerja sama antara Pemda dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe, melalui Panitia Khusus (Pansus).
Pesan Gubernur Untuk Konawe
Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam yang didaulat menjadi Ispektur Upacara (Irup) pada perayanaan HUT Kabupaten Konawe kali ini sangat mengapresiasi sejumlah keberhasilan Pemda Konawe dalam melaksanakan pembangunan dengan melahirkan empat Daerah Otonomi Baru (DOB) yakni, Kota Kendari, Konawe Selatan (Konsel), Konawe Utara (Konut), dan Konawe Kepulauan (Konkep).
Tidak hanya itu saat ini beredar kabar terkait dengan pembahasan satu daerah lagi yakni Kabupaten Konawe Timur (picahan Konsel), serta yang baru saja dideklarasikan yakni Konawe Timur Laut (sampara raya).
Menurut orang nomor satu di Sultra itu, terjadinya pemekaran suatu daerah perlu didukung dengan distribusi Sumber Daya Manusia (SDM), dan yang paling utama adalah peningkatan karir sebagai Aparatur Sipil Negaran (ASN), serta karir para politisi untukl mengisi kursi legislatif.
“Karena itu dalam beberapa kesempatan saya selalu kemukakan bahwa beberapa tokoh-tokoh masyarakat Kabupaten Konawe telah banyak menciptakan kader yang kini mengisi beberapa jabatan penting dimasing-masing wilayah pemekarannya,” kata Nur Alam dalam sambutannya dihadapan ratusan masyarakat Kabupaten Konawe yang hadir mengikuti upacara.
Kabupaten Konawe, lanjut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu, adalah kabupaten yang memiliki wilayah terluas dan didukung Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah di darat maupun di laut. Selain itu kualitas SDM yang ada di Konawe tidak kalah bersaing dengan daerah lain, tinggal bagaimana cara pemerintah mengelola daerah tersebut dengan baik.
Untuk pengelolaan pemerintaha yang baik haruslah berpedoman dengan asas yang berlaku serta mengikuti aturan perundang-undangan yang berlaku, dan juga melakukan pembenahan administrasi pemerintah.
“Saya selalu mengingatkan kepada setiap aparatur sipil negara untuk tetap memperhatikan administrasi dalam setiap penyelenggaran pemerintahan, karena administrasi merupakan roh dan alat utama dari penyelenggaraan pemerintahan yang transparan,” imbuhnya.
Cikal Bakal Singkat Lahir Nama Kabupaten Konawe
Kabupaten Konawe dulunya dikenal dengan sebutan Kabupaten Kendari atau biasa disebut Daerah Tingkat (Dati) II Kendari yang beribukotakan Kendari, yang kala itu dipimpin oleh Abdullah Silondae sebagai bupati pertama dan dimasa kepemimpinan Adrey Djufri yang menjabat mulai dari tahun 1976 sampai tahun 1987, Ibu Kota Kabupaten Kendari dipindahkan di Unaaha berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 29 tahun 1982.
Pada masa kepemimpinan Lukman Abunawas Bupati dan Tony Herbiansyah sebagai Wakil Bupati Kendari, nama Kabupaten Kendari berubah menjadi Kabupaten Konawe berdasarkan Peraturan pemerintah (PP) RI nomor 26 tahun 2004 hal ini pula terterah pada lembaran negara tahun 2004 nomor 103. pada periode perubahan nama daerah, Kabupaten Konawe dijabat oleh Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Konawe yang kala itu diemban oleh Tony Herbiansyah yang kemudian digantikan oleh Lukman Abunawas sebagai pelaksana harian Bupati Konawe.
Sejak saat itu, Kabupaten Konawe terus berkembang yang akhirnya melahirkan empat daerah otonomi yang kini sudah mengalami banyak peningkatan di berbagai sektor.
Sebagai salah satu daerah tertua di Sultra yang menjadi pilar penting terbentuknya Sulawesi Tenggara, Kbaupaten Konawe dengan usia yang cukup tua diharapkan dapat berada diposisi paling depan dibandingkan dengan daerah-daerah lain terlebih daerah yang dulunya merupakan wilayah administratif Kabupaten Konawe.
Nur Alam mengaku tidak akan ikhlas jika Kabupaten Konawe Utara (Konut), Konawe Selatan (Konsel), dan Kota Kendari lebih maju dibandingkan dengan Kabupaten Konawe yang merupakan induk dari daerah tersebut.
“Maka dari itu saya sangat berharap agar Kabupaten Konawe ini bisa semakin maju disegala aspek, minimal lebih maju dibandingkan dengan daerah pemekarannya. masih banyak potensi sumber daya alam yang bisa dikelola, namun harus berpedoman pada peraturan yang ada,” katanya.
Perayaan puncak HUT Kabupaten Konawe yang ke-56 ini, sejumlah Bupati dan juga penjabat lingkup Provinsi Sulawesi Tenggara hadir dalam upacara tersebut, seperti Bupati Buton Samsu Umar Samiun, Bupati terpilih Konut Ruiksamin, Bupati Muna, Wakil Bupati Terpilih Konut Rauf, Wakil Bupati Konawe Kepulauan Andi Muhammad Lutfi, Ketua DPRD Konut Jefri Prananda, Ketua DPRD Provinsi Abduh Rahman Saleh, Ketua DPRD Kolaka Timur (Koltim) Rahmatia Lukman, serta sejumlah tokoh masyarakat lainnya. (Advertorial)