JALAN RUSAK – Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar Ridwan Bae (baju putih) meninjau langsung kerusakan jalan Trans Sulawesi di Desa Paku Jaya, Kecamatan Morosi, Konawe, Jumat (11/8/2017) sore. (Muhamad Taslim Dalma/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Jalan nasional trans Sulawesi di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe mulai rusak sejak April 2017 lalu, hingga Jumat (11/8/2017) sore masih sangat memprihatinkan. Puluhan truk masih mengular untuk dapat melintas di salah satu titik paling parah, tepatnya di wilayah Desa Paku Jaya.
Antrian truk terbagi dua. Ada dari arah Kendari dan Konawe menuju Konawe Utara begitu sebaliknya. Truk-truk ini dengan beragam angkutan mulai dari hasil bumi, bahan bangunan, sembako, dan lainnya.
Hujan yang masih turun di wilayah itu membuat jalan semakin berlumpur dan licin. Satu dua truk tampak terjebak lumpur dan terhambat akibat jalan bergelombang dan kubangan. Salah satu cara agar truk dapat terbebas adalah dengan ditarik truk Tronton pengangkut alat berat.
Salah satu sopir truk, Anto mengatakan, truk yang dikendarainya belum dapat melintas karena masih banyak truk di depan antriannya yang juga sudah berhari-hari menunggu. Para sopir terpaksa tidur di dalam truk dan ada juga yang ke tenda-tenda milik warga di pinggir jalan.
“Kalau saya sudah tiga hari di sini. Yah mau bagaimana lagi terpaksa muatan terlambat diantar,” tutur Anto.
Warga setempat, Agus menuturkan, hanya truk yang mampu lewat di lokasi itu, mobil-mobil kecil sudah tak dapat lewat di rute tersebut. Saking susahnya dilewati, truk bisa tertahan sampai dua minggu.
“Itu truk yang terjebak bisa ditarik hanya kalau ada Tronton pengangkut alat berat yang lewat. Itupun mereka jarang lewat paling seminggu sekali. Tronton yang lewat itu bukan untuk di sini sebenarnya tapi untuk pekerjaan proyek makanya hanya lewat sesekali,” ujar Agus.
Ridwan Bae yang juga anggota Komisi V dan Badan Anggaran DPR RI usai bertemu langsung dengan sopir truk yang terjebak akibat kerusakan jalan Trans Sulawesi.
Anggota DPR RI, Ridwan Bae yang meninjau langsung lokasi tersebut, mengatakan, sudah melihat kerusakan yang terjadi sepanjang jalan. Untuk solusinya diperlukan kebersamaan pikiran dan tindakan antara pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, dan pemerintah provinsi.
“Ada beberapa hal yang harus segera diselesaikan, yang pertama adalah fisiknya itu sendiri, lalu kesiapan program kerjanya, skedul (rincian waktu perencanaan) yang terukur, “ kata Ridwan di sela-sela kunjungannya.
Selain masalah kerusakan, Ridwan juga menemukan masih banyak masyarakat yang menuntut ganti rugi akibat pelebaran jalan. Kerugiannya berupa rumah, pagar, tanah, kios, belum ada penuntasan sama sekali.
(Berita Terkait : Ridwan Bae Sampaikan Kerusakan Jalur Trans-Sulawesi di Morosi ke Kementerian PUPR)
Olehnya, Ridwan mendesak agar pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Dirjen Bina Marga untuk segera mengambil langkah-langkah kongkrit agar rakyat di Sultra tidak lagi terhambat akibat jalan tersebut.
“Bayangkan kalau ini harus terjadi berbulan-bulan, Desember (2017) harus selesai (pengerjaan proyek), di sisi lain hujan begitu deras dan cuaca kita sudah tidak bersahabat di Sultra. Hal ini tidak boleh dibiarkan,” ungkapnya.
Mantan bupati Muna itu berjanji akan memperjuangkan penyelesaian masalah itu di tingkat pusat melalui Komisi V DPR RI dan di Badan Anggaran (Banggar). Ridwan berharap pemerintah kabupaten dan provinsi dapat mengambil peran meskipun pada dasarnya pembangunan jalan nasional dilakukan oleh pemerintah pusat. (B)
Reporter : Muhamad Taslim Dalma
Editor : Kiki