Keseruan Menombak Ikan di Wasuemba

Keseruan Menombak Ikan di Wasuemba
Kegiatan menombak ikan di pesisir pantai Wasuemba.

ZONASULTRA.ID – Terdapat sebuah kawasan di Pulau Buton di mana setiap orang bisa menangkap ikan dan biota laut yang berlimpah dengan sangat mudah di pantai. Adalah pesisir pantai Wasuemba yang masyarakatnya memiliki tradisi berburu ikan dengan menggunakan tombak.

Kegiatan ini berlangsung sepanjang tahun, yang membedakannya hanya waktunya sesuai surutnya air laut atau disebut meti. Pada musim angin timur (April – Oktober), para penombak ikan mulai beraktivitas dari sore hingga malam. Sementara yang paling ramai adalah ketika musim angin barat (Oktober-April) karena aktivitas dimulai pada saat pagi hingga siang.

Bisa mendapatkan ikan dengan cara menombaknya tentu akan sangat seru. Apalagi kalau ikannya banyak dan besar-besar pastilah menarik untuk dicoba.

Yang biasa mengantar wisatawan untuk menombak ikan adalah La Andi. Sebagai pemandu wisata lokal, dirinya telah banyak mendampingi wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

Keseruan Menombak Ikan di Wasuemba
Pemandu wisata La Andi bersama wisatawan mancanegara.

Untuk menangkap ikan, yang diperlukan adalah sebuah tombak yang telah dirancang agar bisa mengenai ikan. Bagi wisatawan yang tidak membawa alat ini, La Andi dan kawan-kawannya selalu menyiapkannya.

Menurut La Andi, kegiatan menombak ikan sangat disukai oleh wisatawan lantaran bisa mendapatkan banyak ikan. Selain itu, ikan hasil tangkapan bisa dibakar sendiri atau bisa juga menggunakan jasa warga setempat untuk dimasak sesuai keinginan.

“Semua di situ ikan-ikan batu yang memang rasanya disukai,” ujar La Andi, awal Juli 2024.

Keseruan Menombak Ikan di Wasuemba
Kawasan pesisir Wasuemba tampak dari atas.

Kawasan pesisir di wilayah kawasan pantai Wasuemba tersebut masih terjaga kelestariannya sehingga menjadi surga bagi ikan-ikan untuk berkembang biak. Hal itu juga didukung oleh masyarakat Desa Wasuemba yang masih memegang teguh hukum adat dalam melestarikan lingkungan perairannya.

Andi mengatakan tidak jauh dari garis pantai terdapat Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang disepakati bersama masyarakat sebagai zona terlarang untuk penangkapan ikan. Dari zona inilah ikan berkembang biak kemudian menyebar sampai ke bagian pantai untuk ditangkap.

Tradisi Tombak Ikan Jadi Andalan

Wasuemba termasuk desa wisata yang aktif menyelenggarakan pesta adat. Pada November 2023 yang lalu desa ini mengemas pesta adatnya dalam acara Wasuemba Happy and Nice Festival.

Dalam festival yang dilaksanakan tiap tahun itu, masyarakat Wasuemba bekerja sama dengan pemerintah, salah satunya Dinas Pariwisata Provinsi untuk menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Acara berlangsung selama 4 hari yang sangat meriah dengan berbagai kegiatan.

Keseruan Menombak Ikan di Wasuemba
Pegawai Dinas pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara saat mengikuti kegiatan tombak ikan di Wasuemba. (Foto: jadesta.kemenparekraf.go.id)

Salah satu acara yang menarik minat pengunjung adalah tradisi menombak ikan beramai-ramai atau disebut “pindoko”. Dalam festival itu dikemas dalam bentuk lomba tombak ikan. Hal ini menambah keseruan, khususnya bagi peserta acara yang baru datang ke Wasuemba.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sultra Belli berharap apa yang dilakukan oleh Desa Wasuemba seperti itu dapat menjadi destinasi wisata alternatif. Apalagi dalam acara festival seperti itu melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi.

“Dengan pemberdayaan seperti ini, masyarakat desa akan turut merasakan manfaat dari pembangunan kepariwisataan,” jelasnya.

Dijelaskan, salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Desa Wasuemba memang adalah kegiatan tombak ikan, yang dapat menjadi pengalaman unik dan tak terlupakan bagi wisatawan. Atraksi seperti ini, kata Belli, berpeluang untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sulawesi Tenggara.

“Bagi Anda yang ingin merasakan sensasi langsung menombak ikan di laut, Desa Wasuemba adalah pilihannya. Kami tunggu di Wasuemba,” ujarnya.

Keindahan Bawah Laut

Desa Wasuembe memiliki Pantai Lahonduru. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang bersih. Pantai ini juga terkenal sebagai kerajaan keong karena terdapat banyak keong yang hidup di pasir pantai ini.

Tak hanya di darat, keindahan bawah lautnya lebih luar biasa lagi dengan terumbu karang yang masih alami dan beragam biota laut. Hal ini tentu berkat masyarakat setempat yang masih melestarikan lingkungan perairannya dan adanya kawasan konservasi laut yang mencakup Daerah Perlindungan Laut.

Keseruan Menombak Ikan di Wasuemba
Ikan kerapu raksasa dengan bobot mencapai 143 kilogram di kawasan konservasi laut Wasuemba. (Foto: jadesta.kemenparekraf.go.id)

Perairan yang jernih, arus yang tenang, dan ekosistem yang kaya menjadikan perairan Wasuemba ideal untuk snorkeling dan diving. Terumbu karang yang sehat dan beragam jenis ikan tropis menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara.

La Andi bahkan beberapa kali mengantar wisatawan mancanegara untuk menjajal snorkeling dan diving. Menurut La Andi, dari penuturan beberapa penyelam yang didengarkanya, keindahan bawah laut Wasuemba tidak kalah dengan Wakatobi.

“Yang jelas untuk di Kabupaten Buton sudah di Wasuemba ini yang bagus bawah lautnya. Kadang wisatawan ke Wakatobi tidak puas, tiba di sini baru mereka puas menyelam,” ujar La Andi.

Khusus paket diving, pihaknya belum bisa maksimal melayani wisatawan. Sebab untuk peralatan masih harus meminjam ke Dinas Pariwisata Buton. Kadang juga lanjut dia, wisatawan menggunakan jasa wisata di Kota Baubau yang sudah lengkap dengan peralatan selam.

Akses dan Paket Wisata yang Ditawarkan

Secara administrasi, Desa Wasuemba masuk dalam wilayah Kecamatan Wabula Kabupaten Buton. Desa ini dapat diakses melalui jalur darat dari Kota Baubau dengan jarak sekitar 74 kilometer. Dengan kondisi jalan yang sudah teraspal, waktu tempunya kurang lebih dua jam.

Desa Wasuemba terkenal sebagai salah satu destinasi yang memadukan wisata alam dan budaya sehingga terdapat banyak hal menarik dan unik di desa ini. Bagi Anda yang memilih wisata alam/bahari, tidak ada salahnya menggunakan jasa yang ditawarkan pemandu wisata seperti La Andi.

Untuk paket wisata tombak ikan, La Andi dan kawan-kawan mematok harga Rp250 ribu. Dengan paket ini, Anda tidak hanya melihat panorama laut seperti terumbu karang dan berbagai macam biota laut. Anda juga menikmati keseruan bagaimana berburu ikan.

Berbagai jenis ikan tersedia ketika mengikuti paket wisata ini, dari ikan kecil sampai yang terbesar. Pengunjung akan disediakan alat perlengkapan untuk menangkap ikan serta pemandu wisata seperti La Andi yang akan mendampingi selama menangkap ikan.

Kemudian hasil tangkapan pun bisa langsung diolah oleh ibu-ibu yang sudah siap mengolah di kampung. Paket wisata ini disesuaikan dengan kodisi pasang surut air laut.

Untuk paket snorkeling, biayanya adalah Rp300 ribu. Spot snorkeling yang jadi andalan adalah daerah konservasi laut di mana daerah laut tersebut dilindungi sehingga biota laut yang ada masih sangat asri untuk dilihat wisatawan.

Selain dua paket wisata itu masih banyak paket-paket lain yang ditawarkan. Misalnya paket mancing mania seharga Rp300 ribu yakni trip yang khusus dirancang untuk para penghobi mancing. Harga tersebut sudah termasuk peralatan memancing, bahan bakar katinting, dan makan malam hasil tangkapan.

Bagi Anda yang ingin menginap, di Desa Wasuemba terdapat homestay sesuai standar desa wisata. Harga sewanya per hari mulai dari Rp150 ribu. Penginapan ini berupa satu kamar tidur dan fasilitas pendukungnya. (***)

Reporter: Tim Redaksi
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini