ZONASULTRA.COM, KENDARI – Berawal dari usaha menurunkan berat badan sendiri dengan menu makanan gizi seimbang, Ummi Alifa Arizqi (33) kini menjalankan usaha rumahan menu makanan diet di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Dulunya, Ummi adalah karyawan BUMN yang memilih berhenti kerja saat sudah berumah tangga. Ketika hamil dan melahirkan, ia mengalami kenaikan berat badan sehingga tidak ideal lagi. Ia yang memang hobi memasak pun memilih diet dengan pola sehat dari makanan buatan sendiri.
Ketika memasak sendiri itulah, bahan makanan yang dibelinya kadang mubazir, maka ia pun berinisiatif untuk jualan secara online, apalagi dietnya sendiri juga berhasil. Sebagai ibu rumah tangga yang juga harus mengurus dua anaknya, aktivitas berjualan jadi kegiatan tambahan yang mengisi hari-harinya.
Sejak memulai usaha pada 2018, jumlah pelanggannya meski sedikit tapi terus bertambah. Pada 2020 hingga 2021 masa pandemi Covid-19, pelanggannya justru semakin meningkat. Kuncinya menjaga kualitas masakan dan konsisten melayani pesanan setiap hari.
Ia hanya memasarkan makanan bikinannya lewat media sosial Instagram dan Facebook, dengan tagline “Behealty, catering diet sehat Kendari”. Lewat media sosial inilah, pelanggan menghubunginya. Mereka mayoritas sekitar 80 persen adalah yang menjalankan program diet. Selain itu ada yang hanya sekadar ingin mancukupi kebutuhan nutrisi harian, dan ada pula yang membutuhkan jenis makanan buatan Ummi karena sedang sakit.
Pelanggan Ummi mulai dari dokter, polisi, pegawai, pengusaha, hingga anak sekolah. Harganya, Rp30 ribu sampai Rp40 per paket makanan. Isi paket makanan ini berupa nasi merah, potongan buah, ikan panggang, sayur, dan sambal. Nasi merah biasa diganti ubi atau kentang, begitu pula ikan biasa diganti ayam, sesuai keinginan pelanggan.
Kini Ummi melayani pesanan sekitar 40 konsumen untuk makan siang dan makan malam. Jumlah pelanggannya naik turun tak tentu karena beberapa konsumen tak lagi memesan ketika berat badannya sudah turun. Belum lagi pelanggannya juga banyak warga luar kota yang kerja di Kendari sehingga ketika pindah tugas maka berhenti langganan.
Sehari-hari, Ummi biasa berbelanja sendiri bahan di pasar dekat rumahnya, di Kecamatan Mandonga. Namun kadang juga bahan harus dibelinya di kebun hidroponik dan Hypermart. Ia menggunakan bahan-bahan yang masih segar, kurang pestisida, dan sesuai standar menu gizi seimbang.
Bahan-bahan dipilihnya secara selektif setelah berkonsultasi dengan dokter gizi. Untuk bahan seperti beras merah biasanya dari Buton Utara yang terkenal karena kualitasnya dan diproduksi secara tradisional. Bahan lain seperti ayam ras pedaging, ia hanya mengambil bagian dada.
“Kalau bahan yang benar-benar organik harganya mahal dan belum tentu ada di Kendari. Kalaupun kita buat dari bahan itu, pasaran Kendari ndak akan mampu untuk harganya. Makanya menu yang saya bikin standar-standar saja,” ujar Ummi, Jumat (5/2/2021).
Dalam memasak, Ummi menggunakan garam secukupnya dan tidak menggunakan penyedap rasa. Kebanyakan paket makannya adalah yang direbus dan dipanggang. Kalaupun harus menggunakan minyak untuk memenuhi keinginan pelanggan, ia menggunakan minyak kanola. Hal-hal semacam itu menjadi pembeda dengan menu makanan rumah makan pada umumnya.
Dalam menjalankan usaha ini, Ummi biasanya dibantu oleh anggota keluarganya yang sempat membantu di rumah. Sementara untuk pengantaran ke konsumen ia bekerja sama dengan jasa kurir. Soal keuntungan, Ummi enggan menyebutnya, tapi menurutnya cukup untuk ibu rumah tangga seperti dirinya.
Alasan Memilih Makanan
Salah satu pelanggan Ummi adalah Suci (24), Warga Kota Kendari yang memiliki usaha kue ulang tahun. Ia mengalami kelebihan berat badan saat hamil dan melahirkan anak keduanya. Karena itu, ia ingin menurunkan berat badan dengan cara yang mudah dan tak menyusahkan diri sendiri. Maka ia pun memilih diet dengan menerapkan pola makan yang sehat.
Setelah berkonsultasi dengan pembimbing diet, dia direkomendasikan makanan seperti yang dijual oleh Ummi. Karena kesibukan mengurus usaha dan dua anaknya, ditambah lagi ia sendiri tak begitu pandai memasak, maka ia memilih berlangganan paket makanan buatan Ummi mulai Desember 2020 lalu.
Ia merasa makanan yang dipesannya itu lebih sehat dan harganya terjangkau. Ia membandingkan, bila makanan biasa di warung makan, satu paket berharga Rp25 ribu, sementara makanan dari Ummi adalah Rp30 ribu per paket. Isi setiap paket yang dibelinya pun lengkap berupa nasi merah, ayam, sayur, dan potongan buah.
“Satu porsi itu saya sudah kenyang,” ujar Suci, Selasa (9/2/2021).
Setelah dua bulan menjalani diet, Suci yang disiplin menjaga asupan makanan ini mulai mendapat hasil. Berat badannya turun dari yang tadinya 71 kg, sekarang 57,9 kg. Dengan tinggi badan 155 cm, ia ingin mencapai berat badan ideal 49 kg.
Cerita soal memilih makanan bergizi dan sehat juga datang dari pelanggan Ummi lainnya, Jumaria. Perempuan berusia 36 tahun ini hanya sesekali memesan bila tidak sempat memasak sendiri. Baginya pilihan makanan adalah bagian dari gaya hidup sehat selain teratur berolahraga.
Ia peduli dengan asupan makanan untuk menjaga berat badannya yang sudah ideal. Ia memulainya sejak 8 tahun lalu, dipicu ketika mengalami kelebihan berat badan. Kondisi ini dialaminya karena menjalani pola hidup yang kurang sehat seperti bagadang, memilih makanan yang penting enak, dan tidak berolahraga.
“Saat itu berat badan saya berlebih, jalan di tangga sudah ngos-ngosan. Terpacu dari situ, mau tidak mau untuk turun berat badan yah harus terhindar dari makanan yang tinggi gula, garam, minyak. Akhirnya saya saat itu memutuskan program diet dengan pola hidup sehat,” ujar Jum, sapaan akrabnya, Minggu (14/2/2021).
Keputusannya itu dirasanya tepat, ia akhirnya merasa nyaman saat berat badannya turun meski memang awalnya sangat susah untuk merubah kebiasaan. Dalam dua bulan awal, ia berhasil menurunkan berat badan dari 58 kg jadi 48 kg, yang sudah cukup ideal dengan tinggi badannya yang 147 cm.
Diet yang Sehat
Untuk menjalani hidup yang sehat termasuk program diet maka diperlukan pola makan yang sehat pula dengan menu gizi seimbang. Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis gizi klinik Surahmi, yang banyak melayani konsultasi program diet sehat.
Dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Konawe Selatan dan RSU Bahteramas ini menjelaskan dulu dikenal konsep empat sehat lima sempurna yang tak dipakai lagi. Pedoman pola hidup sehat yang kini ada di Indonesia adalah gizi seimbang yang polanya seperti tumpeng. Gizi seimbang ini adalah asupan makanan yang zat gizinya memenuhi kebutuhan tubuh dan tidak berlebihan.
Tumpeng gizi seimbang ini terdiri dari makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien adalah asupan makanan yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan mikronutrien adalah jenis zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit yakni vitamin dan mineral.
Asupan makronutrien dan mikronutrien ini haruslah seimbang dan sesuai kebutuhan tubuh, sebab bila ada yang berlebihan maka menimbulkan dampak negatif. Misalnya kebutuhan per hari yang ideal, gula 4 sendok makan (50 gram), garam 1 sendok teh (5 gram), dan minyak/lemak 5 sendok makan (67 gram).
“Jadi seperti gula berlebih itu seperti gula pasir, sirup, itu akan menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan. Garam juga kalau sesuai satu sendok teh per hari akan terhindar dari penyakit macam hipertensi,” ujar Surahmi, Selasa (16/2/2021).
Khusus untuk pemenuhan makronutrien lemak, ia menekankan pentingnya mengkonsumsi lemak tidak jenuh seperti virgin coconut oil (VCO) atau olive oil 2 sendok makan setiap hari. Selain memang dibutuhkan tubuh untuk energi, lemak tak jenuh ini juga berperan dalam penurunan berat badan dan baik bagi tubuh.
Selain itu , yang membedakan dari konsep empat sehat lima sempurna adalah dalam tumpeng gizi seimbang dianjurkan untuk minum air putih 8 gelas per hari, melakukan aktivitas fisik, hidup bersih, dan selalu memantau berat badan.
“Jadi itu yang saya terapkan dalam mengatur pasien-pasien yang ingin menurunkan berat badannya. Misalnya saya aturkan kalori yang dibutuhkan, dengan tetap mengacu pada pola gizi seimbang, dan saya minta tetap melakukan aktivitas fisik,” ujarnya.
Magister Kesehatan dari Universitas Hasanuddin ini menjelaskan, salah satu akibat bila tidak menerapkan konsep tumpeng gizi seimbang adalah kegemukan berlebih atau obesitas. Dampaknya, bila obesitas berlangsung terus dapat menimbulkan sindrom metabolik yakni suatu kondisi yang meningkatkan risiko penyakit diabetes, strok, dan penyakit jantung.
Bahaya Diet Ekstrem
Karena ingin cepat menurunkan berat badan tanpa memperhatikan pola makan sehat maka diet ekstrem kadang dilakukan. Cara ini dapat memperlihatkan penurunan berat badan yang drastis, tapi hal ini kata Surahmi memberi dampak negatif bagi tubuh. Diet seperti ini biasanya inisiatif sendiri tanpa berkonsultasi ke dokter.
Diet ekstrem dilakukan dengan mengkonsumsi makanan dengan jumlah kalori yang sangat rendah, misalnya hanya makan telur saja atau hanya makan buah tanpa makan nasi atau sumber karbohidrat lain. Asupan seperti ini tidak dapat mencukupi angka kebutuhan kalori per hari, misalnya kebutuhan minimal untuk perempuan 1.200 sampai 1.400 kalori tapi yang masuk dalam tubuh hanya 500 kalori.
Surahmi menjelaskan orang yang diet ekstrem seperti itu memang bisa beraktivitas karena cadangan protein dalam otot jadi sumber energi. Akibatnya penurunan berat badan disertai penurunan massa otot, padahal diet yang bagus adalah fokus pada penurunan massa lemak.
“Jeleknya pada saat nanti berhenti diet ekstrem dengan kembali ke makanan biasa, berat badannya naik, tubuhnya semua lemak. Yang seharusnya jadi otot sudah hilang maka terganti jadi lemak karena otot itu susah dan lama terbentuk,” jelas Surahmi.
Kurang konsumsi serat ketika diet ekstrem juga bisa berisiko terhadap usus yaitu tidak lancar buang air besar (BAB) karena fungsi serat adalah menambah massa feses sehingga dapat terdorong keluar. Akibatnya kata dia, orang yang kekurangan serat lebih berisiko terkena kanker usus.
Surahmi sering memeriksa pasien-pasien yang mengalami kanker usus. Hasilnya, kebanyakan dari para pasien ini kurang mengkonsumsi serat, kendati memang pemicu kanker juga bisa disebabkan oleh faktor genetik.
Mengingat besarnya dampak asupan makanan terhadap kesehatan, Surahmi selalu menganjurkan yang berdiet untuk menerapkan pola tumpeng gizi seimbang, tinggal diatur sesuai jumlah kalori minimal yang dibutuhkan. Cara seperti itu tidak secepat penurunan berat badan diet ekstrem tapi ada banyak manfaat kesehatan yang didapat.
Terkait cara memasak, Surahmi selalu menyarankan kepada yang sedang diet agar mengkonsumsi makanan yang direbus, dikukus, dan diungkep. Kalaupun ingin memasak pakai minyak, cukup untuk dipakai menumis. Konsumsi gorengan juga dibolehkan hanya perlu dibatasi, dua sampai 3 gorengan perhari untuk menjaga asupan minyak/lemak per hari yang maksimal 5 sendok makan.
“Kalau bahan organik, yah lebih bagus juga pakai yang begitu, tapi kalau tidak maka bahan-bahan makanan itu dicuci bersih, dicuci dengan air mengalir, terus dimasak dalam suhu tertentu juga sudah sehat,” jelas Surahmi. (***)