ZONASULTRA.COM,WANGGUDU– Bak penampungan air (tower) untuk berwudu di masjid desa Laimeo, Kecamatan Sawah, Kabupaten Konawe Utara (Konut), berubah fungsi jadi penampungan solar.
Adalah Erdinsyah, Ketua Lembaga Pemasyarakatan (LPM) desa Laimeo yang menjadi pelakunya.
Kepala desa Laimeo Nurlia K yang dikonfiemasi wartawan, Kamis, (14/7/2016) menceritaka, Erdinsyah yang biasa disapa Erik tanpa melakukan konfirmasi ke pemerintah desa, mengambil dua tower sekaligus yang masing-masing berisikan 1.500 liter dan 2.500 liter hasil proyek MCK tahun 2015 yang bersumber dari dana APBN pusat sebesar Rp 217 juta.
Erik memanjat dan menumpah isi air di dalam tower dan membawanya pergi untuk dijadikan sebagai tempat penampungan solar.
“Kejadiannya itu t Rabu malam kemarin, dimana sebuah mobil truck tangki SPBN bermuatan solar masuk ke area desa Laimeo untuk mendrop pasokan solar di pangkalan SPBN yang berada di desa Laimeo,” kata Nurlia K.
Nurlina menuturkan, ia menemui Hiramantara dari pihal SPBN. Kepada kades, Hiramantara menceritakan, di ujung desa dekat pasar, mobil truk yang memuat solar tertanam bannya ke dalam lumpur hingga sulit untuk lolos. Bahkan mobil itu bisa saja terbalik dan solarnya tumpah jika digoyang.
“Dari situ pihak SPBN menelpon sama Erdinsyah suruh bantu atasi itu solar, karena dia biasa juga katanya beli itu Erdinsyah baru dia jual kembali di Labengki dan Boenaga,” kata Nurlia K.
Sampai saat ini tower tersebut masih berada di pangkalan SPBN Laimeo dan masih ada isinya.
Ketua Badan Pemusyawaratan Desa (BPD), Badewing Ginsel, mengaku juga merasa kaget dengan tindakan yang dilakukan oleh ketua LPM desa Laimeo, telah mengambil tower mesjid yang sebagai penampungan air untuk digunakan warga jika beribadah.
“Saya kan baru-baru datang juga dari Pulau, tiba-tiba ada warga datang di rumah melapor bahwa ketua LPM ambil tower yang ada di mesjid, dia jadikan tempat penampungan solar, pasa saya pergi cek di MCK mesjid, memang benar tower yang ada di situ sudah tidak ada.
Warga mengancam akan melaporkan kejadian tersebut kepihak berwajib, jika tak ada titik temu solusi di pemerintah desa setempat.
Sementara itu ketua LPM desa Laimeo Erdiyansyah hingga saat ini belum bisa dikonfirmasi karena tak berada di kediamannya. Nomor ponsel yang dihubungi juga non aktif. (A)
Reporter : Jefri Ibnu
Editor : Rustam
