ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ketua Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (Mapanbumi) Sulawesi Tenggara (Sultra), Michael Tanjaya mengajak masyarakat khususnya umat beragama Buddha pada perayaan Imlek 2570 tahun ini untuk mengisi kehidupan dengan cinta kasih kepada sesama.
Hal itu dapat dilakukan melaui kebaikan dengan menolong sesama tanpa ada perbedaan, menjauhi sifat dengki dan kebodohan batin agar terpancar energi positif ke langit sehingga kemakmuran, kedamaian dan kejayaan bangsa Indonesia selalu terjaga dan meningkat.
Ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia (PERMABUDHI) Provinsi Sultra ini juga berharap Indonesia khususnya Sultra, bebas dari bencana alam, kelaparan serta peperangan, sebab semua masyarakat Bumi Anoa adalah satu keluarga tanpa melihat perbedaan.
Apalagi saat menghadapi tahun politik, menjaga solidaritas dan tidak saling membedakan merupakan salah satu mendukung berlangsungnya pemilu damai tentram dan tidak ada konflik.
Hal ini diungkapkannya ditemui ketika mempersiapkan kegiatan umat Budha Provinsi Sultra dalam menyambut imlek, Senin (4/2/2019) di Kendari.
Sejumlah rangkaian kegiatan Pra Imlek yang dilaksanakan Permabudhi Provinsi Sultra yakni pembersihan vihara , pembagian pundi amal ke umat yang kurang mampu.
Pembagian sembako murah ini bekerja sama dengan Bank Panin dan Bank Arta Graha bersama Vihara Ratanadipa, serta mengunjungi panti jompo di Ranomeeto.
“Semua berjalan lancar dan kami siap merayakan imlek dengan suka cita, terimaksih kepada semua masyarakat Sultra yang selama ini mendukung kami,” ungkapnya.
Menurutnya, perayaan Imlek dipandang dari dua sisi yaitu tradisi budaya dan agama. Tradisi budaya tidak melihat agamanya, karena imlek adalah awal tahun tanggal 1 bulan 1 berdasarkan kalender agraria atau posisi bulan.
Tanggal 1 adalah awal musim semi yaitu awal mulai bercocok tanam, memulai kegiatan sehingga bagian dari tradisi biasanya semua keluarga berkumpul bersama, makan bersama dan saling berkunjung ke keluarga dan relasi.
“Biasa juga diisi dengan tradisi bersembahyang ke leluhur sehingga Imlek biasa disebut festival musim semi,” pungkasnya.
Sementara dari segi agama, Imlek dipandang sebagai hari lahirnya Buddha Maitreya yang biasa dikenal sebagai Buddha tertawa sehingga dirayakan dengan sakral.
Perayaan Imlek pun dianggap sebagai simbolis kedatangan Buddha Maitreya membawa era baru yang penuh kedamaian dan tahun lalu yang penuh hawa negatif sirna. (a)
Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Kiki