ZONASULTRA.COM, KENDARI – Masih ingatkan dengan Mikaila, balita cantik yang terkena tumpahan air mendidih saat tengah asik bermain di rumahnya. Sebagian besar tubuh mungil Mikaila yang melepuh akibat tumpahan air mendidih, kini berangsur pulih.
Balita berusia 1 tahun 7 bulan itu pun, nampak sudah bisa berjalan. Bahkan tak jarang kini ia sudah bisa bermain bersama sang kakak Adit, di dalam rumah kontrakan orangtuanya. Wajah Mikaila nampak memutih, bekas kulit terkelupas masih begitu membekas hampir diseluruh tubuhnya.
Meski demikian, senyum Mikaila tetap merekah. Terlebih saat berada dalam pelukan sang ibu, atau di atas pangkuan sang ayah. Sebuah perban putih memang masih melingkar di tubuhnya, tetapi itu tidak menyurutkan Mikaila untuk tetap bermain.
Sang Ibu, Uliana bercerita, Mikaila telah melalui 2 kali operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) Bahteramas, kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Sejak saat itu, kondisi Mikaila pun berangsur membaik. Sejumlah luka di tubuh mungil sang anak pun berangsur mengering dan pulih.
“Untung kemarin kita bisa mendapat keringanan dari pihak rumah sakit, mereka bilang kalau (operasi) umum biayayanya mahal. Terus kita di minta untuk urus kartu sultra sehat, tapi hanya di kasih waktu tiga hari,” katanya, saat ditemui awak media di rumah kontrakannya, di Baruga, Kota Kendari, Kamis (9/1/2020).
Ia pun dengan sigap meminta sanak keluarganya di kampung halaman untuk mengurus kartu sultra sehat. Gayung bersambut, usaha Uliana membuahkan hasil. Kartu sultra sehat berhasil di dapatkannya berkat bantuan keluarga di kampung halaman.
Bermodalkan itu, Mikaila pun menjalani operasi pertamanya, pada 9 Desember 2019. Operasi pertama pun berhasil dilakukan. Seminggu berselang, tepatnya 17 Desember 2019, Mikaila kembali menjalani operasi ke dua untuk menyembuhkan luka akibat tumpahan air mendidih.
“Setelah operasi ke dua itu, kondisinya sudah membaik. Tanggal 20 Desember 2019, Mikaila sudah boleh pulang ke rumah, tinggal rawat jalan saja,” terang Uliana.
Tetap Kontrol Kondisi Mikaila
Meski sudah diperbolehkan pulang, namun Mikaila masih tetap harus menjalani kontrol di rumah sakit. Bahkan untuk memastikan kondisi Mikaila sudah membaik, Mikaila harus menjalani kontrol 3 kali seminggu. Bahkan untuk memaksimalkan perawatan Mikalia, Uliana bersama sang suami La Meli (39), harus menetap di sebuah rumah kontrakan atau indekost yang tak jauh dari RSUD Bahteramas.
“Sampai saat ini, sudah 6 kali kontrol. Itulah makanya kepana kita pilih untuk sementara mengontrak indikost di dekat rumah sakit ini, biar perawatan Mikaila bisa maksimal dan lebih dekat juga,” ucapnya.
Mata Uliana nampak berkaca-kaca, saat melhat kondisi anaknya yang harus mengalami luka akibat air mendidih. Ia menuturkan, selama proses rawat jalan kondisi luka Mikaila pada bagian wajah dan lengannya sudah mulai mengering.
Akan tetapi, bekas luka pada bagian dada Mikaila belum begitu kering. Menurutunya, dari hasil pemeriksaan dokter, kondisi itu terjadi lantaran luka pada dada cukup serius, sehingga proses penyembuhan membutuhkan waktu yang lebih lama dari bagian tubuh lainnya.
“Kata dokter, kalau memang masih basah dan lukanya agak dalam. Kemungkinan akan di operasi lagi, tapi kalau ada perkembangan lukanya kering yah tidak akan ada operasi. Tapi semoga sudah kering, biar tidak di operasi lagi,” ujarnya.
Ia bercerita, sebelum menjalani operasi ke dua. Mikaila hanya bisa terbaring lemah. Bahkan untuk bergerak sekali pun sangat sulit. Kini, Mikaila sudah dapat berjalan bahkan sudah bisa berlari kecil.
Sementara, Plt Kasubag Umum RSUD Bahteramas, Abdul Salam mengatakan, proses pemulihan Mikaila akan terus dilakukan hingga kondisinya membaik. Hal itu sesuai dengan ketentuan kartu sultra sehat, besutan Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra Ali Mazi-Lukman Abunawas.
“Karena pake sultra sehat, secara otomatis otomatis akan diberi pelayanan sampai ke pemulihan, sebab itu bagian dari proses perawatan. Karena setelah proses perawatankan dan keluarnya, masih ada proses pemulihan. Tetapi bukan sampai sembuh total, karena itu luka siraman air, secara otomatis masih tersisa bekas lukanya,” terangnya.
Ia pun menyarankan, agar orangtua Mikaila segera menguru kartu BPJS Kesehatan. Untuk nantinya digunakan dalam proses pemulihan bekas luka siraman air panas di tubuh Mikaila.
Trauma
Nampak, kondisi psikis Mikaila baik-baik saja. Ia tetap tersenyum saat bermain dengan kakanya atau dengan ke dua orangtuanya. Tetapi siapa yang menyangka, bahwa kondisi itu jauh berbeda saat Mikaila di jumpai orang baru. Dengan sigap Mikaila berlari menuju sang ibu, tunduk lalu menangis.
Uliana mengaku, bahwa sang anak seperti trauma bertemu orang asing. Sebab ia mengira bahwa orang baru tersebut adalah seorang dokter yang akan kembali menyuntiknya.
“Mungkin dia kira dokter, makanya setiap ketemu orang baru pasti dia menangis. Tapi kalau sudah lama-lama, dia akan biasa,” ungkapnya.
Uliana tak berharap banyak, selain untuk kesembuhan putri semata wayangnya itu. Agar sang anak dapat kembali bermain seperti sedia kala. Terlebih, selama Mikaila menjalani perawatan ia bersama sang suami hanya bisa berdiam diri di indekost menjaga sang anak.
“Apalagi selama anak kami sakit, saya sama bapaknya terus jaga. Bapaknya juga belum pernah melaut lagi, karena itu harus jaga anaknya juga. Makanya kita selalu berdoa, semoga Mikaila bisa segera sembuh, dan bisa kembali ke rumah,” harapnya. (A/SF)
Reporter: Randi Ardiansyah
Editor: Abd Saban