ZONASULTRA.COM, KENDARI – Rudi (23), korban bunuh diri dari lantai 4 Mall Mandonga, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), ternyata sebelum mengakhiri hidupnya sempat menitipkan dompet yang berisi uang senilai Rp20.000 beserta jam tangan kepada rekannya bernama Irvan.
Korban bahkan sempat bertanya kepada Irvan kalau melompat dari atas mal Mandonga bisa membuat seseorang tewas.
Namun Irvan mengaku tidak curiga sama sekali dengan kata-kata aneh yang disampaikan korban. Dirinya lalu pergi mengisi bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Namun, setelah pulang, Irvan mendapat kabar buruk, temannya itu tewas seketika usai terjun bebas dari antai 4 Mal Mandonga.
“Habis titip dompet dan jam tangan, dia (Rudi) tanya kalau kita melompat dari situ (sambil tunjuk ke atas Mall Mandonga) bisa meninggalkah?,” ungkap Irvan yang sehari-hari berdagang asesoris bersama korban.
Sementara itu, Siti Habiba, kakak kandung korban menuturkan bahwa pada hari Kamis (16/1/2020) adiknya itu mengirim pesan melalui messengger Facebook yang berisi perintah untuk disampaikan kepada kakak kandungnya bernama Wati agar dimintakan uang untuk pergi merantau.
“Dia katanya tidak tahan hidup di Kendari, keliling-keliling kayak orang bodoh katanya tinggal di sini, pulang balik tidak ada kendaraan. Tapi saya bilang ada pekerjaan itu di warung bakso. Pokoknya dia bilang ingin pergi dari kota ini,” ungkap Habiba sambil menunjukan pesan dari korban ke awak ZonaSultra di Rumah Sakit Bhayangkara Polda, Jumat (17/1/2020).
(Baca Juga : Seorang Pria Lompat dari Lantai 4 Mall Mandonga, Diduga Bunuh Diri)
Ia juga mengungkapkan, adik bungsu dari 7 bersaudara itu tidak memiliki tempat tinggal yang jelas. Terkadang datang ke rumahnya di Wawombalata Mandonga, kadang di Alolama. Dia mengaku sampai meninggal, Habiba tidak tahu di mana adiknya menetap.
“Tidak pernah lagi ketemu. Terakhir bulan lalu sempat saya kasih uang untuk beli ganti payungnya yang sudah robek untuk dipakai tempat jahit sepatu Rp 150 ribu, tapi nyatanya dia tidak ganti,” katanya.
Kakak korban bernama Wati, juga sempat mendapat pesan singkat dari Rudi, bahwa adiknya itu meminta dibelikan celana. Wati bilang, dirinya sempat membalas bahwa dia punya pekerjaan sendiri bisa membeli celana dari penghasilan itu.
“Saya minta nomor celananya berapa, nanti saya yang belikan sendiri. Tapi sampai sekarang tidak diberikan juga nomor celananya itu,” ungkap Wati di tempat yang sama.
Sementara itu, Ipar Irvan yang enggan disebutkan namanya, mengaku sebelum tewas Rudi sempat datang makan di rumahnya. Ia melihat Rudi tidak punya masalah karena berkelakuan normal seperti biasanya. Namun, ada hal pernah disampaikan Rudi kepada dirinya.
“Dia orangnya tertutup, tapi pernah dia sampaikan kalau sering kecewa dengan keluarganya. Saya tanya lebih lanjut dia tidak mau cerita lebih jauh,” tuturnya saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sultra.
Dokter Forensik Bhayangkara Polda Sultra Kompol dr Mauluddin menjelaskan, korban bernama lengkap Asrudi berusia 23 tahun itu berdasarkan hasil visum et repertum bahwa korban meninggal karena patah tulang belakang sebelah kiri.
“Pada pemeriksaan itu kami temukan luka pada tulang belakang leher sebelah kiri, yang lainnya ada lecet geser pada lengan dan kaki, ini sesuai pola luka karena terjatuh. Kami juga telah memeriksa urine, untuk narkoba negatif,” tukasnya.
Pantauan awak ZonaSultra, kelurga dan kerabat korban berdatangan di RS Bhayangkara Polda Sultra untuk menjemput jenazah korban. Usai diperiksa, Asrudi lalu dipulangkan ke rumah kakaknya Siti Habibah di Jalan Osumetundu, Kelurahan Wawombalata, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari untuk disemayamkan.
Sebelumnya, Rudi ditemukan tewas terkapar di Parkiran samping kanan Mall Mandonga, Jalan Abdullah Silondae, Kelurahan Mandonga, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sultra sekitar pukul 17.00 Wita.
Korban diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 4 Mal Mandonga. Rudi ditemukan dalam posisi telungkup, mata ditutupi kain merah yang dililit di kepalanya. Di lokasi jatuh, terdapat cucuran darah berasal dari bagian kepala korban. (a)