KKN Tematik FKIP UHO Kembangkan Pembelajaran Berbasis Lingkungan di Soropia

KKN - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik asal Fakuktas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, penempatan lokasi di Kelurahan Toronipa, Kecamatan Soropia, Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengembangkan pembelajaran berbasis lingkungan. (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik asal Fakuktas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, penempatan lokasi di Kelurahan Toronipa, Kecamatan Soropia, Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengembangkan pembelajaran berbasis lingkungan.

Salah satu dosen pembimbing Pendais Haq mengungkapkan, kegiatan KKN yang diintegrasikan pengabdian masyarakat bersama 5 dosen pembimbing ini, mengembangkan satu model pembelajaran kontekstual berbasis lingkungan yang dikemas dalam bentuk workshop dengan melibatkan guru-guru SMP, MTs, SMA, dan MAN se Kecamatan Soropia.

“Pengembangan model ini latar pikirnya karena kawasan Soropia dan sekitarnya merupakan wilayah pesisir yg menjadi salah satu destinasi wisata Sultra. Sehingga siswa harus diberikan suatu bentuk guidance dan kesadaran mengelola lingkungan keberlanjutan yang dapat mendukung posisinya sebagai kawasan wisata,” ungkap Pendais Haq di Kendari, Sabtu (24/8/2019).

Selain workshop, kata Pendais, mahasiswa juga mengajak pemuda dan masyarakat Kelurahan Toronipa untuk menjaga lingkungan melalui bentuk kampanye. Beberapa bentuk program yg dilakukan yaitu kerjan bakti bersih pantai dan pemasangan baliho “kampanye Pantai Toronipa bersih” pada beberapa titik di kawasan wisata pantai Toronipa.

Tak hanya itu, mahasiswa bersama lima dosen pembimbing menginisiasi pelatihan tindakan kelas (PTK) saat KKN dilakukan Agustus 2019. Pelatihan ini juga mengundang guru-guru sekolah baik, SMP dan SMA se Kecamatan Soropia.

Ketua Koordinator Dosen Pembimbing Surdin menjelaskan, kegiatan ini melatih para guru untuk mengembangkan model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Sehingga hal ini akan mempengaruhi cara mengajar guru di sekolah utamanya di Kecamatan Soropia.

Menurutnya, pembelajaran kontekstual sendiri adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata yang ada di lingkungan siswa. Ini juga dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Pelatihan ini dilatarbelakangi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sultra, mengingat hasil akreditasi 2018, rapor mutu pendidikan di Sultra berada diurutan ke 31 dari 34 provinsi di Indonesia. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi lembaga pendidikan di Sultra, mengingat angka 31 merupakan angka terpuruk,” ungkap Surdin saat ditemui di Kendari, Sabtu (24/8/2019).

Lebih lanjut, Surdin mengutarakan, bahwa orientasi pendidikan bukan hanya pada pengembangan human resources development atau sumber daya manusia (SDM), tetapi juga pada pengembangan human capability development atau kapabilitas manusia sebagai upaya ke arah peningkatan kualitas pendidikan.

“Mengingat di era globalisasi ini sangat dituntut adanya SDM yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu nasional dan internasional. Karena tanpa perubahan model pendekatan pembelajaran maka kemajuan di dunia pendidikan tidak akan terjadi,” tegasnya.

Namun, untuk mengubah mindset, lanjutnya Surdin, bukanlah pekerjaan yang mudah, butuh proses dan waktu, dan juga tergantung komitmen guru untuk mau maju, diam di tempat atau stagnan.
Kegiatan ini dilakukan bersama 15 mahasiswa kkn tematik uho di kelurahan toronipa, dibimbing oleh 5 dosen pembimbing.

Sementara itu, Koordinator Kelurahan Mahasiswa KKN Tematik UHO di Toronipa, Suardin mengungkapkan kegiatan ini diharapkan banyak memberikan manfaat terhadap peningkatan kualitas dari guru-guru yang ada di Kecamatan Soropia.

Pasalnya, kegiatan ini berkaitan dengan kurikulum 2013 (K-13) yang telah diterapkan di sekolah, ketika banyak guru guru yang belum paham metode pembelajaran, maka adanya kegiatan ini mampu memberikan kontribusi untuk guru dalam proses pembelajaran nantinya.

“Kegiatan ini kami harapkan mampu melahirkan guru-guru yang berkompeten dalam proses pengajaran di sekolah sehingga siswa dapat mengerti dengan apa yang diajarkan oleh guru melalui kurikulum 2013 ini,” tandasnya.

Sementara itu, salah seorang guru yang mengikuti pelatihan, Awaludin Sadli dari MTS Bahrul Mubarak Toronipa menilai agenda itu sangat baik karena memberikan banyak manfaat terutama pada tenaga pendidik khususnya di wilayah Kecamatan Soropia.

“Terutama dalam hal pengembangan kurikulum serta dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada pendekatan kontekstual memanfaatkan potensi lingkungan sekitar,” tambah Awaluddin Sadli, Sabtu (24/8/2019).

Di samping itu, menurutnya, pelatihan ini mengajarkan pula sebuah penelitian tindakan kelas yang baik dan tata cara pelaksanaan atau prosedur penelitian sebagaimana mestinya harus dilaksanakan. (b)

 


Kontributor: Fadli Aksar
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini