ZONASULTRA.COM,BAUBAU – Pondok pesantren Al-Amanah Putra di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), menjadi klaster baru dari angka kasus virus Corona (COVID-19).
Saat ini, kasus COVID-19 di kota Baubau mengalami peningkatan. Klaster baru menjadi bukti bahwa penyebaran Covid-19 di Kota Baubau makin meluas.
Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 di Kota Baubau, dr Lukman mengatakan, total warga yang tertular Covid-19 di Kota Baubau telah mencapai 437 orang, sepuluh orang di antaranya merupakan klaster pesantren. Data ini diprediksi bakal terus bertambah mengingat tren peningkatan penularan Covid-19, ditambah lalainya warga dalam mematuhi protokol kesehatan.
“Jadi klaster pesantren (Al-Amanah) menjadi klaster terbaru. Awalnya terdeteksi melalui 12 orang santri putra yang dinyatakan reaktif, setelah kita lakukan swab tenggorokan hasilnya positif tertular Cogvid-19,” terang Lukman ditemui di ruang kerjanya, Kamis (24/9/2020).
Meluasnya penyebaran Covid-19 di Kota Baubau seharusnya menjadi warning tersendiri. Menurut Lukman, tidak boleh lagi ada egoisme sekolah memberlakukan sistem pendidikan tatap muka, seperti yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Amanah tetap belajar tatap muka.
“Sebenarnya sikap gugus tegas. Jika ditemukan satu saja di tempat tertular Covid-19 itu harus tutup. Dan kondisi Covid-19 kita yang eskalasinya masih meningkat itu dianjurkan agar sistem pembelajaran yang dilakukan basinya daring (dalam jaringan),” tegasnya.
Dijelaskan Lukman, meski pun jumlah sembuh 336 orang lebih banyak dari yang dilaporkan meninggal dunia 9 orang, namun Covid-19 tidak boleh diremehkan utama jangan sampai menular pada lanjut usia (lansia) karena rentan kematian. Mereka yang meninggal dunia di Kota Baubau sebelumnya tidak menyadari bahwa telah tertular Covid-19. Hal ini menunjukan betapa bahaya Covid-19 bila diabaikan.
Sekedar informasi, 9 dari 10 orang santri putra Pondok Pesantren Al-Amanah yang menjalani isolasi terpadu di Rumah Sehat Terpusat telah dinyatakan sehat. Mereka tidak bergejala dan telah dipulangkan kemudian menjalani karantina diri di pondok pesantren selama 7-14 hari.
Kelalaian Warga Jadi Penyebab Penularan COVID-19
Kelalaian warga menjalankan protokol kesehatan berdampak pada meluasnya penularan Virus Corona di Kota Baubau. Hingga saat ini berdasarkan data operasi yustisi, warga yang dikenai sanksi karena tidak patuh protokol Covid-19 di Kota Baubau telah mencapai angka 1000 orang. Mereka yang disanksi karena tidak mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Berdasarkan data lapangan, warga tidak patuh lebih banyak ditemukan pada malam hari. Diprediksi banyak warga yang masih main kucing-kucingan dengan aparat. Data yang mencengangkan dengan ketidak patuhan ini, banyak ditemukan pelaku warga dari luar daerah Kota Baubau.
“Kalau masih banyak warga tidak patuh protokol kesehatan, tidak menutup kemungkinan penularan Covid-19 akan semakin meluas,” terang Lukman.
Ia menjabarkan, pasien Covid-19 Kota Baubau didominasi oleh generasi produktif. Mereka ini mobilitasnya sangat tinggi dan meluas. Hingga saat ini kasus sporadis atau riwayat penularannya tak disadari merupakan klaster tertinggi di Kota Baubau.
Jika bercermin dari data ini, tambah Lukman, maka ada banyak orang di Kota Baubau yang tanpa disadari menjadi inang dari Covid-19. Mereka ini tiap harinya beraktivitas dengan jangkauan yang luas. Sulitnya melacak kasus sporadis, diakuinya, karena padatnya warga yang hilir mudik lantaran Kota Baubau merupakan sentral di Kepulauan Buton.
“Dengan kondisi seperti ini, maka hingga nanti vaksin ditemukan, tidak ada cara lain bagi kita untuk menekan penyebaran Covid-19 selain menjalankan protokol kesehatan yang ketat,” tegasnya. (b)