KLHK Sosialisasi Pelestarian Burung Endemik Asal Wakatobi

163
KLHK Sosialisasi Pelestarian Burung Endemik Asal Wakatobi
SOSIALISASI-KLHK bersama TN dan Pemkab Wakatobi sosialisasi program konservasi Zosterops paruh besar (Kacamata Wangiwangi) di Hotel Wisata, Wakatobi, Sultra, Kamis, (20/7/2023). (Nova Ely Surya/ZONASULTRA.ID)

ZONASULTRA.ID, WANGI-WANGI – Guna meningkatkan kepedulian masyarakat melestarikan burung kebanggaan Pulau Wangiwangi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Balai Taman Nasional (TN) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi menyosialisasikan program konservasi burung zosterops paruh besar (kacamata wangiwangi) bertempat di salah satu hotel di Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (20/7/2023).

Kepala Balai TN Wakatobi Darman menyampaikan, kegiatan ini baru kali pertama dan merupakan hal baru bagi Wakatobi. Sebab, selama ini hanya kekayaan atau keunikan bawah lautnya saja yang diekspos. Padahal, Wakatobi memiliki burung endemik yang hanya ditemukan di Pulau Wangiwangi.

“Wakatobi itu memang selama ini kita ekspos keluar itu selalu terumbu karang, namun ternyata ada nilai penting lain yang tidak ada di tempat lain, salah satunya burung kacamata wangiwangi,” jelasnya.

Dia menerangkan, burung endemik Wakatobi itu ditemukan oleh salah satu peneliti asing, yang menjelaskan bahwa itu burung asli Wakatobi yang tidak ada di tempat lain. Sehingga Wakatobi sudah mulai memikirkan bagaimana kebanggaan yang tidak ada di tempat lain tersebut bisa terus dilestarikan.

“Jangan sampai kita terlambat, dengan artian kita membiarkan burung ini di alam sendiri tidak diurus. Tetapi pada akhirnya nanti orang lain dari luar yang akan bercerita banyak, terkait dengan bagaimana melestarikan atau bagaimana populasi burung kacamata Wangiwangi ini di alam,” katanya.

Darman berkata, ke depan mereka akan ada program dengan kepolisian untuk masuk ke dinas pendidikan menceritakan bagaimana nilai penting burung kacamata wangiwangi itu.

Berbicara nilai penting ini, kaitannya dengan pendidikan Biologi yang ada di sekolah-sekolah bagaimana membantu penyerbukan, bagaimana membantu petani supaya tanaman-tanamannya tidak diserang oleh hama.

“Karena pakan dari kacamata wangiwangi ini adalah ulat. Ulat itu bagi petani adalah hama. Jadi keseimbangan antara populasi yang ada di alam, dengan tujuan petani atau saudara-saudara kita yang berkebun, kalau ini keseimbangannya tidak terjaga di alam mungkin nilai produksi akan terganggu,” paparnya.

Sementara Bupati Wakatobi Haliana mengatakan, burung kacamata perlu dilindungi, bukan hanya melindungi karang, ikan, akan tetapi semua pihak wajib melindungi alam Wakatobi. Burung kacamata wangiwangi merupakan salah satu bukti pengakuan dari wisawatan.

“Dulu Wakatobi hanya mengandalkan keindahan lautnya, nah sekarang ini sudah ada jawabannya. Ada lagi yang bisa kita banggakan, jika cendrawasih di Papua, rupanya di Wakatobi ada juga yakni burung kacamata wangiwangi,” pungkasnya. (B)

Kontributor: Nova Ely Surya
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini