KNPI Butur dan Sebuah Cinta yang Tertolak

Rizkia Milida opini
Rizkia Milida

Hari ini, Senin 2 September 2019 Pengurus baru KNPI Buton Utara resmi dilantik.

Ada banyak PR menanti di depan mata bagi OKP yang di nahkodai Alias Dadi Agusman ini.

Salah satunya adalah stigma sebagai “Lembaga Aklamasi” yang belum juga pudar. Walau sejatinya aklamasi adalah hal yang wajar dalam iklim demokrasi, tapi beda dengan di Buton Utara. Celah sekecil apapun akan menjadi topik hangat di ruang-ruang diskusi pemuda.

Selain itu, oleh para pengkritiknya KNPI Butur selalu dipandang sebagai Organisasi yang stagnan. Padahal kenyataannya saat dibawah Bendera Muliadin Salenda dan Rahman, KNPI Butur sangat terstrukturisasi secara komprehensif. Bukti kuat yang tidak terbantahkan adalah di zaman kedua orang ini, KNPI Butur berhasil dinobatkan menjadi KNPI teraktif se-Sulawesi Tenggara. Bahkan di zaman Rahman, KNPI berhasil menelurkan 4 orang tokoh pemudanya menjadi Wakil Rakyat di Buton Utara. Mereka adalah Rahman, Alias Dadi Agusman, Afif Darvin dan Mazlin. Nama-nama mereka sangat melekat dengan KNPI Buton Utara.

Mengapa ‘Lembaga Stagnan’ itu masih melekat di tubuh KNPI Buton Utara sampai kini?

Penulis coba menguraikan dua kemungkinannya :

Pertama, Sifat perjuangan KNPI Butur kebanyakan hanya sekedar reaksi dari problem-problem aktual dan kegiatan-kegiatannya hanya bersifat musiman.

Misalnya KNPI Butur hanya bereaksi ketika Jaringan telkomsel rusak. Setelah itu menghilang tak tahu rimbanya. Atau hanya bergerak melakukan kegiatan ketika hari-hari besar tiba, misalnya pawai 1 Muharam, Panggung seni ketika hari Kebangkitan Nasional atau Gelaran KNPI Cup di hari Sumpah Pemuda.

Kedua, Pergerakan KNPI Buton Utara tidak memberikan perhatian serius dalam melahirkan ‘Kerangka Pelahiran’ ilmu pengetahuan yang diderivikasikan dari ajaran agama, adat dan budaya masyarakat setempat, padahal sejatinya KNPI Butur adalah kumpulan pemuda yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Ada sarjana Kesehatan, Sarjana Ekonomi, Sarjana Hukum dll.

Pengurus kehilangan arah soal ‘Basic Life Skill’nya. Masing-masing hanya fokus pada Determinan politik yang memang menjadi pusat pikiran pemuda Butur saat ini.

Penulis berharap, Dua kelemahan KNPI Butur ini bisa diperbaiki di periode sekarang.

Perlu diketahui bahwa arah gerakan pemuda milenial masa kini telah beralih ke ruang-ruang gerak Media Sosial dan menyesuaikan diri dengan arah gerak dunia yang sudah beralih ke Revolusi Sosial 5.0.

Bagaimana arah gerak pemuda Milenial berbasis media sosial dan bagaimana kaitannya dengan Revolusi Sosial 5.0 itu sendiri?

Gerakan pemuda Milenial berbasis media sosial adalah arah gerak pemuda masa kini yang menitikberatkan program-program kerjanya berbasis Media Sosial. Jika dulu setiap mendapati problem di tengah masyarakat para pemuda langsung turun kejalan, maka sekarang counter isunya dimulai dengan menghentakkan publik lewat media sosial sehingga viral dan menjadi sorotan publik. Entah itu protes lewat tulisan, kritik lewat vidio parodi atau film pendek. Arah gerak pemuda semacam ini terbukti jauh lebih efektif dan berhasil.

Lalu bagaimana kaitannya dengan Revolusi Sosial 5.0?

Perlu dipahami bahwa Revolusi Sosial 5.0 adalah sebuah perubahan cepat dalam masyarakat pada lingkungan sosial dan budaya.

Jepang sebagai ujung tombak revolusi ini telah menunjukkan ketakutannya, bahwa di era ini, ancaman terbesar masyarakat dunia bukan lagi di bidang industrialisasi. Tapi telah bergeser ke Lingkup Sosial Budaya.

Walau di Buton Utara Determinan Politik jauh lebih besar dibanding Lingkup sosial budayanya, namun KNPI Butur jangan serta merta hanya fokus ke Determinan Politik saja.

Ada banyak agenda-agenda Milenial dibidang sosial budaya yang langsung menyentuh hajat hidup orang banyak yang jika KNPI Butur lakukan, pertanyaan : “Apa Kerjamu Selama Ini” tidak akan terdengar lagi.

Contoh : KNPI Butur bekerja sama dengan Pemda memanfaatkan Taman-taman tematik dan Ruang Terbuka Hijau di Butur sebagai tempat berkumpulnya komunitas pemuda se Buton Utara. Jadi pusat koordinasi pemuda di Butur itu terpusat di satu titik.

Contoh program kerja lain yang langsung bermanfaat untuk masyarakat adalah Program Desa binaan internet, Desa binaan Masyarakat Buta Aksara, Desa binaan Ekonomi Kreatif di pinggiran Bajo. Dimana lingkungan ini sebagian identik dengan sarang maksiat karena banyak Kafe berdiri disepanjang jalannya. KNPI hadir memberikan pencerahan dan edukasi dan mengalihkan pelan-pelan fokus ekonomi masyarakat ke pekerjaan halal dan lebih produktif.

Program semacam ini akan lebih dihargai dan lebih dikenang ketimbang melaksanakan program-program sesaat yg menghabiskan banyak anggaran dan hanya menyisakan lelah semata.

Lalu apa hubungannya KNPI Butur dan Sebuah Cinta yang Tertolak?

Kata Fahri Hamzah, Pemuda adalah usia kegelisahan, tengah daripada umur yang penuh dengan rasa ingin tahu.

Bagi penulis, Kehadiran KNPI Butur ibarat seseorang yang sedang jatuh Cinta. Ia datang dengan penuh harapan, semangat dan dengan perjuangan yang habis-habisan. Ia rela berkorban dengan segenap jiwa dan raganya demi mempertahankan orang yang dicintainya.

Maka kehadirannya jangan pernah di tolak, sebelum menyesal di kemudian hari sebab cintanya tulus, setulus embun di pagi hari.

Terakhir, Selamat atas dilantiknya Alias Dadi Agusman dkk sebagai pengurus KNPI Buton Utara periode 2019-2022. Semoga amanah dan semoga kepengurusan tahun ini bisa menjadi loncatan besar Majunya daerah Buton Utara ke depan.

Semoga !.

 


Oleh : Rizkia Milida
Penulis adalah Anggota MPI-KNPI Buton Utara

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini