Komisi I DPRD Sultra Hearing Kepsek dan Guru SMAN 1 Raha

257
Komisi I DPRD Sultra Hearing Kepsek dan Guru SMAN 1 Raha
HEARING - Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Taufan Alam melakukan hearing kepada pihak SMAN 1 Raha, terkait aksi demo yang dilakukan siswa pada hari Senin (3/4/2017) yang lalu. Hearing ini dilakukan di ruangan dewan guru SMA Negeri 1 Raha, Kamis (6/4/2017). (Kasman/ZONASULTRA.COM)
Komisi I DPRD Sultra Hearing Kepsek dan Guru SMAN 1 Raha
HEARING – Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Taufan Alam melakukan hearing kepada pihak SMAN 1 Raha, terkait aksi demo yang dilakukan siswa pada hari Senin (3/4/2017) yang lalu. Hearing ini dilakukan di ruangan dewan guru SMA Negeri 1 Raha, Kamis (6/4/2017). (Kasman/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, RAHA – Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Taufan Alam melakukan hearing kepada kepala sekolah dan guru SMAN 1 Raha terkait aksi demo yang dilakukan siswanya pada Senin (3/4/2017) lalu.

Menurut Taufan, berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, banyak siswa yang merasa tidak nyaman bersekolah di SMAN 1 Raha. Bahkan ada siswa yang datang dan pulang sekolah sesuka hatinya datang tanpa ada teguran dari pihak sekolah.

Tak hanya itu, SMAN 1 Raha hampir tidak pernah lagi mengikutkan siswanya dalam olimpiade tingkat provinsi. Bahkan ada pengakuan siswa bahwa pada saat mengikuti lomba tidak difasilitas oleh pihak sekolah.

Taufan menambahkan, terkait papan tulis yang dirusak oleh oknum-oknum dari luar, ternyata pihak sekolah lambat dalam merespon agar segera diganti yang baru.

Dari hasil hearing ini, Taufan dan pihak Dikbud Muna sepakat akan membawa masalah tersebut ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra agar mendapatkan solusi yang baik.

“Jadi saya meminta pendapat kepada pihak guru-guru bagaimana penanganan yang terbaik, karena akan kurang obyektif saya langsung mengambil keputusan,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muna yang diwakili oleh Sekretaris Diknas Ashar Dulu menjelaskan, saat ini pihaknya masih sementara berdiskus tentang bagaimana pembagian kewenangan dari UU Nomor 23 tahun 2014. Akan tetapi, lanjut Ashar, Dikbud Muna masih tetap mempunyai ruang untuk konteks-konteks seperti yang terjadi saat ini, yaitu konteks koordinasi.

“Kita berangkat dari suatu keprihatinan bahwa melihat apa yang dilakukan siswa dan siswi SMAN 1 Raha kemaren itu, dalam perjalanannya sekolah ini belum pernah ada hal seperti yang terjadi kemarin itu,” kata Ashar.

Ashar menambahkan, banyak hal yang harus dibudayakan kembali di sekolah seperti budaya tertib, budaya rasa malu, budaya memiliki dan mulai dari sekarang harus segara dirubah.

“Benahi manajemen sekolah ini dan tolong beri ruang terhadap siswa melalui dana BOS atas kegiatan-kegiatan OSIS sesuai dengan tuntutan pada saat melakukan aksi demo di Dikbud Muna kemarin,” harapnya.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Raha Muhiddin mengatakan bahwa untuk lomba olimpiade sains ini sekolah yang dipimpinnya masih mendapat juara 1 dan dua tahun berturut-turut berhasil meloloskan siswanya sampai tingkat nasional.

“Pada tahun 2015 kita diloloskan pada sains dan 2016 pada olimpiade bidang kebumian sampai ke tingkat nasional,” tegasnya.

Terkait dana BOS, Muhiddin menjelaskan hingga hari ini untuk anggaran Januari sampai Maret dana BOS belum turun. “Ada hal-hal yang juga tidak bisa dibiayai oleh dana BOS itu sendiri, sehingga pada 2016 kemarin ada 14 item pembiayaan dana BOS itu mulai dari pengadaan buku pelajaran, pengadaan alat dan bahan praktikum, perbaikan sarana dan prasarana dan kegiatan ekstrakurikuler. Jadi dana OSIS ini tidak tersendiri melainkan input dalam kegiatan ekstrakurikuler,” tegasnya. (B)

 

Reporter: Kasman
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini