ZONASULTRA.COM,KENDARI – Ketua Pengurus Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Arif Hidayat mengungkapkan, pihaknya banyak menemukan kasus gizi buruk pada balita atau anak di Indonesia disebabkan karena mengkonsumsi SKM dalam jumlah yang tidak sedikit. Padahal secara komposisi SKM bukanlah untuk dikonsumsi setiap hari, melainkan sebagai penambah bahan makanan.
Hal itu berdasarkan survei penyalahgunaan susu kental manis (SKM) yang dilakukan YAICI di kalangan masyarakat umum, yang dikonsumsi setiap hari terutama bagi anak-anak.
“Banyak kasus seperti di Batam ada kasus gizi buruk karena rutin minum susu kental manis setiap hari,” ungkap Arif Hidayat kepada zonasultra, Kamis (15/3/2018).
Belum lama ini juga terdapat kasus balita gizi buruk atas nama Arisandi (10) meninggal di Sulawesi Tenggara (Sultra) pada bulan Januari 2018 lalu. Bayi itu meninggal usai dirawat di RSUD Bahteramas karena mengalami gizi buruk. Penyebab balita ini terkena gizi buruk karena diberikan susu kental manis cap enak oleh orang tuanya.
Eti ibu sang bayi saat ditemui zonasultra saat Arisandi dirawat, mengatakan anaknya sempat menkonsumsi susu kaleng diberikan oleh sang ayah.
“Gejala pertama dia kena demam, terus mamaku dia kasih air kepala langsung keluar merah-merah dibadannya,” ungkap Eti.
Setelah beberapa hari, bintik merah itu mulai berair dan ketika dipakaikan popok bintik tersebut pecah. Melihat kondisi sang anak semakin memburuk, akhirnya Arisandi diantar ke RSUD setelah mendapat rujukkan dari Puskesmas.
Kondisi ini, kata Arif, harus menjadi perhatian semua pihak terutama pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang merupakan perpanjangan tanganan Kemenkes untuk mengawasi peredaran makanan dan obat yang dikonsumsi masyarakat di Indonesia.
“Selama ini sih kita lihatnya BPOM kurang awas terhadap produk SKM ini. Padahal kan mereka harus tahu juga bahwa ini berbahaya kalau dikonsumsi secara rutin terutama bagi anak,” Jelas Arif.
Di lain sisi edukasi ke masyarakat juga harus digalakkan kembali agar mereka paham dan sadar bahwa SKM itu, bukanlah susu melainkan creamer untuk bahan tambahan dalam makanan atau minuman.
Selanjutnya, pihak tenaga medis yang bekerja dan bersentuhan langsung dengan masyarakat di lapangan, harus paham dan mengerti. Sebab beberapa kasus ditemukan YAICI di Indonesia ada petugas medis Puskesmas yang memberikan dan menyarankan kepada ibu anak untuk mengkonsumsi SKM.
“Kemudian kita juga sebenarnya harus memberikan peringatan kepada produsen SKM juga. Alhamdulilah DPR RI saat ini akan mengkaji ulang pertautan tentang SKM, kami berharap segera dibahas,” tukasnya.
Perlu diketahui pula sebenarnya tidak ada batasan umur yang tidak boleh mengkonsumsi SKM, karena produk ini bukan untuk minuman yang dikonsumsi secara rutin/ setiap hari.
Sebab kalau dikonsumsi berupa minuman oleh anak- anak, apalagi balita dapat mengganggu pencernaan mereka, merusak pola makan, dan akibatnya gizi burik.
Apa bahaya dari mengkonsumsi SKM secara rutin terutama bagi anak-anak?
Salah satu dokter spesialis anak Dr. Damayanti, Sp.A(K), Ph.D mengatakan (SKM) adalah susu yang dibuat melalui proses evaporasi atau penguapan, dan umumnya memiliki kandungan protein yang rendah.
Selain diuapkan, susu kental manis juga diberikan added sugar (gula tambahan). Hal ini menyebabkan susu kental manis memiliki kadar protein rendah dan kadar gula yang tinggi.
“Kadar gula tambahan pada makanan untuk anak yang direkomendasikan oleh WHO tahun 2015 adalah kurang dari 10% total kebutuhan kalori,” ungkapnya dalam sebuah situs kesehatan idai.or.id.
Sehingga Arif menyarankan, SKM sebaiknya tidak dikonsumsi oleh balita. Di sini adalah peran orangtua sangat penting dalam hal memilih serta memperhatikan terlebih dahulu kandungan nutrisi setiap porsinya.
Contohnya, salah satu jenis susu kental manis yang dijual secara komersil menuliskan dalam satu takar porsi (4 sendok makan) terdapat 130kkal, dengan komposisi gula tambahan 19 gram dan protein 1 gram.
Apabila dikonversikan dalam kalori, 19 gram gula sama dengan 76 kkal. Kandungan gula dalam 1 porsi susu kental manis tersebut lebih dari 50% total kalorinya, jauh melebihi nilai rekomendasi gula tambahan yang dikeluarkan oleh WHO.
Kesimpulannya adalah SKM tidak boleh diberikan pada bayi dan anak, karena memiliki kadar gula yang tinggi, dan kadar protein yang rendah.
Di mana pemberian susu yang direkomendasikan untuk bayi adalah ASI atau ASI donor yang telah terbukti aman atau susu formula bayi.
Sedangkan jika berusia di atas 1 tahun, selain ASI dapat mengonsumsi susu sapi yang sudah dipasteurisasi atau UHT atau susu formula pertumbuhan. Untuk pemberian susu selain ASI sendiri sebaiknya berkonsultasi kepada dokter spesialis anak. (A)