ZONASULTRA.COM, TIRAWUTA – Warga korban banjir luapan Sungai Konaweha di Kecamatan Uluiwoi dan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara mengeluhkan persediaan bahan makanan berkurang. Hal lain yang juga dikeluhkan warga adalah warga kesulitan untuk memasak bahan makanan karena kekurangan gas elpiji
Gita (24), warga korban banjir di Desa Tondowatu, Kecamatan Uluiwoi mengungkapkan, saat ini persedian gas elpijinya telah habis, Ia pun terpaksa memasak menggunakan kayu setengah basah.
“Kalau tidak begitu (pakai kayu setengah basah) kami mau apa. Disini gas sudah habis. Kita mau beli dimana, sedangkan keluar dari desa saja susah,”kata Gita kepada zonasultra.id, Selasa (12/6/2019).
Baca Juga : Polisi di Koltim Bantu Korban Banjir Uluiwoi dan Ueesi
Selain gas, lanjut Gita, warga disana juga sangat membutuhkan bantuan pangan seperti beras dan obat-obatan.
“Sejak empat yang lalu anak saya yang baru berusia tiga tahun sudah demam dan beringus akibat cuaca buruk. Banyak juga orang lanjut usia disini (Tondowatu) sudah terkena rematik karena selalu kena air,”ungkap Gita.
Gita adalah korban banjir desa Tondowatu yang kini masih mengungsi di pegunungan. Ironisnya, saat banjir melanda pada Sabtu (8/6/2019) Ia mengungsi ke gunung hanya bersama anaknya. Sedangkan suaminya sedang berada di Kolaka.
Sejak Senin (10/6/2019) hingga hari ini, Gita melakukan pembersihan sisa lumpur banjir yang menggenangi rumahnya. Setelah itu, Ia bersama anaknya kembali mengungsi ke gunung.
Baca Juga : Banjir di Koltim, Ribuan Ekor Ternak Warga Uluiwoi Hanyut
Kapolsek Uluiwoi, Iptu Asmuliady ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon menyebutkan, kondisi banjir yang menggenangi rumah warga di kecamatan Uluiwoi dan Ueesi sudah berangsur surut. Ketinggiannya mencapai betis sampai lutut orang dewasa. Sementara kondisi air kalau di sungai Konaweha masih deras.
Dikatakan, bantuan Pemerintah Daerah Koltim untuk korban banjir di Kecamatan Uluiwoi belum sepenuhnya bisa terdistribusikan. Beberapa desa yang terkena dampak banjir sama sekali belum tersentuh bantuan.
“Bantuan yang masuk baru sampai desa Tawanga Kecamatan Uluiwoi saja. Itupun bantuannya sudah habis disana. Sementara untuk kecamatan Uluiwoi dan Ueesi terdapat 19 desa dan satu kelurahan yang masih terisolir,”ucapnya.
Asmuliady menyebutkan, saat ini warga desa di dua kecamatan sangat membutuhkan makanan. Dan yang paling utama yakni gas elpiji.
Lebih lanjut kata Asmuliady, mengatakan medan untuk masuk ke desa lainnya tidak bisa dilalui. Jalanya licin dan berlumpur sampai setinggin lutut orang dewasa. Sebagian lagi jalanan tertimbun longsor dan adanya pohon tumbang.
“Kalau mau lewat sungai berat juga karena air sungai sangat deras. Satu-satunya cara dan bisa lebih cepat untuk pendistribusian logistik melalui jalur udara. Untuk Ueesi sama sekali tidak bisa. Kemarin ada satu ketemu warga keluar dari salah satu desa di Ueesi untuk mencari makanan. Bayangkan dia berjalan kaki sampai satu hari satu malam untuk bisa tembus Uluiwoi,”paparnya.
Asmuliady juga menambahkan bahwa sampai sekarang posko bantuan belum didirikan di kecamatan Uluiwoi dan Ueesi.
Pihak Pemerintah Daerah (Pemda) Koltim sendiri sejak Senin kemarin terjun menyalurkan bantuan kepada korban banjir di dua kecamatan ini. Bantuan dibawa oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama tim Basarnas. Namun sayangnya bantuan belum bisa terdistribusi dengan maksimal dibanyak desa lantaran akses masuk ke desa yang sangat sulit dilalui. (B)