Berbagai macam kasus criminal seperti pembunuhan, perampokkan, pemerkosaan, penipuan dan lain sebagainya sudah bukan menjadi barang baru lagi di negeri ini. Kasus-kasus tersebut senantiasa mewarnai media cetak maupun elektronik kita, dengan berbagai macam latarbelakang. Jika dulu, kita menganggapnya sebagai sesuatu yang tabu, maka kini itu sudah berubah menjadi hal yang biasa-biasa saja.
Seperti kasus perampokan dan pembunuhan sadis yang terjadi di Pulomas Jakarta Timur akhir Desember lalu 2016, yang telah menewaskan 6 orang karena disekap dikamar mandi yang ukurannya 1,5 meter x 1,5 meter persegi.( 27/12/2016 ) Kompas.com. Belum lagi pada hari dan tanggal yang sama ( 27/12/2016 ) kasus perampokkan sekaligus pencabulan kembali terjadi di Minas, Provinsi Riau yang dilakukan oleh Mukti Ali. Ia bahkan meminta korban (WS ) untuk dilayani layaknya hubungan suami istri. Bahkan ketika korban menolak, ia langsung memukulkan senjata api ke kepala korban, kemudian mencabuli dan kabur dengan membawa harta korban. ( Sindonews.com ). Kasus-kasus diatas hanyalah sebagian kasus yang terjadi di negeri yang katanya mayoritas muslim ini. kasus- kasus tersebut terjadi setiap saat, bahkan dihari dan jam yang sama dengan tempat yang berbeda. Bahkan jika dikutip dari MenaraNews, di Indonesia setiap 93 detik terjadi tindakan kriminal dengan berbagai macam bentuk. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 193 detik.(02/08/16)
Tentu kita juga tidak bisa menutup mata dari berbagai upaya – upaya yang dilakukan Oleh pemerintah kita. Mulai dari peningkatan penyuluhan- penyuluhan, perbaikan sistem administrasi dan pengawasan untuk mencegah terjadinya kriminalitas, menambah personil kepolisian dan penegak hukum, dan meningkatkan ketangguhan moral serta profesionalisme bagi pelaksanaan penegak hukum. Solusi juga datang dari pada cagub 2017 -2020, seperti calon Gubernur yang baru – baru menistakan Al –Qur’an dan tak kunjung di hukum, Ahok mengatakan bahwa solusi untuk tingginya tingkat kriminal di Indonesia adalah dengan memasang CCTV yang dilengkapi dengan button clue , teknologi yang mampu mendeteksi wajah pelaku kejahatan di setiap sudut wilayah Ibukota. Kemudian nomor darurat 112 layaknya 911 di Amerika, yang kapan saja bisa di hubungi. Bahkan itu masuk dalam janji Ahok jika terpilih di pemilu mendatang. Begitu pula dengan Anis Baswedan mengatakan bahwa solusinya ialah dengan meningkatkan interaksi hingga level RT di seluruh wilayah. Menurutnya, peningkatan interaksi antar warga akan membuat lingkungan semakin aman. ( DetikNews.com )
Namun, nyatanya berbagai macam solusi yang telah diberikan oleh pemerintah tak kunjung membuahkan hasil yang memuaskan. Hingga akhir 2016 lalu, tindak kriminalitas masih senantiasa mengintai di Indonesia, seperti meningkatnya tindak kriminalitas di berbagai wilayah di Indonesia. Contohnya, Kapolres Mempawah, AKBP Dedi Agustono, S.Ik melalui Paur Humas, Ipda Imam Widhiatmoko mengungkapkan, kasus kriminalitas yang jumlahnya mengalami kenaikan pada tahun 2016 lalu seperti, pencurian sepeda motor (curanmor) sebanyak 24 kasus pada 2015, naik menjadi 33 kasus di 2016. Kemudian, pencabulan pada 2015 sebanyak 24 kasus menjadi 31 kasus pada tahun 2016.( Pontianakpost.co.id ) . belum lagi, tiap 41 menit, terjadi kejahatan di Jawa Tengah(Sindonews). Belum wilayah- wilayah lainnya yang ada di Indonesia.
Adapun penyebab makin merajalelanya tindak kriminalitas di negeri yang mayoritas kaum muslim ini ialah :
- Minimnya kadar iman, hingga membuat mereka salah mengambil langkah dan buta serta hanya berfokus pada materi dan materi . Sehingga membuat mereka berbuat tanpa berfikir terlebih dahulu bahwa apa yang ia lakukan akan selalu dimintai pertanggungjawaban. “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” (QS. Qiyamah: 36)
- Faktor ekonomi yang terpuruk serta meroketnya harga kebutuhan dan biaya hidup. Seperti BBM yang terus naik setiap tahunnya, mahalnya biaya kesehatan dan pendidikan. Hingga membuat mereka terhimpit dan tergoda untuk menghalalkan segala macam cara, termaksud cara sadis sekalipun untuk memperoleh materi atau harta yang sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat. Sedangkan Islam memerintahkan kepada pemimpin untuk bertanggung jawab mensejahterakan rakyatnya. Seperti memberikan pekerjaan yang layak, serta menyesuaikan harga dengan kondisi rakyat.
- Tayangan-tanyangan tindak kriminal yang disajikan oleh media seperti yang ada di film-film, kerap menginspirasi bahkan memberikan ilmu-ilmu baru tentang tindak criminal yang tersusun dan terencana. Seperti yang di kutip dari Kompas.com, Arya (36) mengaku terinspirasi dari film, untuk mencuri sepeda motor dengan cara menyamar jadi anak sekolah. Padahal negara juga ikut bertanggung jawab dan membatasi apa – apa yang layak untuk di sajikan keppada rakyat atau sebaliknya..
- Akibat sekularisme, yaitu memisahkan agama dari kehidupan, serta tidak terterapkannya hukum Allah secara kaffah ( menyeluruh ). Maka menjadi wajar tindak kriminalitas kian menjadi, karena sanksi hukum yang ada di Indonesia tidak memberikan efek jera dan rasa takut. ( “ Hak membuat hukum hanyalah milik Allah. Dia memerintahkan agar kalian tidak beribadah kecuali kepadaNya. (TQS. Yusuf :40)
Contohnya untuk yang mencuri di potong tangannya, yang membunuh, maka dibunuh juga, dan lain sebagainya.
Olehnya itu hendaknya kita kembali pada agama Allah SWT secara kaffah. Karena sungguh tak mungkin Islam dapat bersanding dengan kapitalisme sekularisme. Saatnya kita mencampakkan kapitalisme sekularisme, lalu kita ganti dengan hukum Islam yang kaffah.( Wallahua’lam bissawab)
Oleh : Fitriani
Penulis merupakan Mahasiswa FKIP Bahasa Inggris Unidayan