Lampaui Nasional, Ekonomi Sultra Triwulan III 2021 Tumbuh 3,97 Persen

Lampaui Nasional, Ekonomi Sultra Triwulan III 2021 Tumbuh 3,97 Persen

ZONASULTRA.COM, KENDARI– Perekonomian Sulawesi Tenggara (Sultra) pada triwulan III 2021 tercatat tumbuh sebesar 3,97% (yoy), lebih tinggi daripada nasional yang tercatat sebesar 3,51% (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sultra Bimo Epyanto menjelaskan, dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan terjadi pada lapangan usaha (LU) pertambangan, LU konstruksi, dan LU perdagangan. Dari sisi permintaan, perbaikan pertumbuhan terjadi pada komponen PMTB.

Meskipun demikian, kata dia, perlambatan pertumbuhan LU industri pengolahan dan penurunan kinerja LU pertanian menjadi faktor penahan pertumbuhan ekonomi.

Bimo mengungkapkan, ada sejumlah faktor yang menopang pertumbuhan ekonomi Sultra pada 2021. Pertama meningkatnya aktivitas, daya beli dan ekspektasi masyarakat sejalan dengan percepatan program vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah dan perkembangan Covid-19 yang semakin membaik.

Berikutnya peningkatan investasi terutama untuk pembangunan smelter nikel, pengembangan pabrik aspal, industri pengolahan gula, serta investasi di sektor swasta lainnya, perbaikan kinerja konstruksi seiring dengan percepatan pembangunan berbagai proyek swasta dan proyek pemerintah.

Kemudian pemulihan ekonomi global yang berpotensi mendorong perbaikan kinerja ekspor Sultra, faktor base effect juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara tahunan mengingat kontraksi yang terjadi pada 2020 akibat dampak pendemi Covid-19.

Terakhir optimalisasi penyerapan belanja pemerintah, baik untuk penanganan Covid-19 maupun pembangunan proyek pemerintah.

Ekonomi Sultra 2022 Diperkirakan Tumbuh Lebih Baik

Perekomian Sultra diperkirakan tumbuh lebih baik pada 2022. Hal itu, kata Bimo, selaras dengan pemulihan ekonomi nasional dan global, serta terus meningkatnya aktivitas dan konsumsi masyarakat seiring penanganan Covid-19 yang lebih baik, dan pembangunan infrastruktur yang mendukung kinerja ekonomi lebih tinggi.

Adapun outlook pertumbuhan ekonomi Sultra pada 2022, yakni membaiknya kondisi mitra dagang utama Sultra, yaitu Tiongkok. Hal ini terlihat dari perkiraan Indeks PMI Manufaktur Tiongkok pada 2022 sebesar 51.30 poin yang diperkirakan dapat menarik perbaikan kinerja tambang dan industri pengolahan Sultra.

Kemudian penyelenggaraan event di Sultra yang sebelumnya tertunda dan dijadwalkan kembali secara offline pada 2022 yang diperkirakan akan mendorong kinerja konsumsi. Membaiknya konsumsi masyarakat yang mendorong perbaikan kinerja perdagangan selaras dengan percepatan vaksinasi dosis lengkap dan perkembangan Covid-19 yang semakin melandai.

Lalu berlanjutnya proyek pembangunan fisik pemerintah, realisasi investasi beberapa pelaku usaha sektor pengolahan nikel, dan terakhir beroperasinya Bendungan Ladongi yang berpotensi berdampak positif bagi sektor pertanian.

Meski demikian, ekonomi Sultra pada 2022 juga dibayang-bayangi penurunan pagu anggaran dari pemerintah pusat dan TKDD pada 2022 sebesar -8,62% (yoy). Kemudian adanya varian Covid-19 Omicron yang berpotensi menyebabkan pengetatan PPKM dan pembatasan mobilitas di sejumlah daerah yang berdampak pada tertahannya konsumsi masyarakat secara umum.

Selanjutnya pemberlakuan peraturan pemerintah terkait perikanan yang membatasi operasional kapal >30GT di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 714 yang dijadikan sebagai spawning ground sehingga berpotensi menurunkan jumlah armada kapal bertonase >30GT. (Adv)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini