ZONASULTRA.COM, RAHA – Pemerintah Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) kian gencar melakukan promosi wisata atau dikenal dengan tagline ‘Mai te Wuna’ datang ke Muna.
Pengembangan sektor wisata pun kian variatif. Tak hanya menyajikan wisata bahari yang menampilkan keindahan pasir putih, ataupun kemolekan puncak Lakude yang kini mewabah penggila wisata di tanah air.
Kini, daerah yang dikenal dengan sebutan bumi sowite ini, tengah gencarnya mengembangkan sektor wisata buah di beberapa wilayah di Muna.
Salah satunya, desa Langkoroni, kecamatan Maligano yang telah dicanangkan sebagai kampung buah dan kampung santri.
Kepala Desa Langkoroni, Awaludin mengatakan, penunjukkan desa yang didominasi warga transmigrasi dari pulau Jawa dan Bali serta etnis Bugis ini tengah giatnya mengembangkan komoditi buah buahan seperti buah naga, klengkeng, duku, pisang, semangka dan jenis lainnya.
“Varietas unggulannya buah naga, klengkeng dan duku. Semua Varietas itu, kini sudah dikembangkan didua lokasi transmigrasi,” terang Awaludin, saat ditemui di lokasi kampung buah, Senin (25/3/2019).
Selain kampung buah, Langkoroni juga dicetuskan sebagai kampung santri. Sebab di desa itu warganya gemar melantunkan merdunya ayat suci Alquran. “Kita baru jalan tiga bulan. Namun animo masyarakat terhadap syiar agama sangat tinggi dan itu sudah berjalan sejak program transmigrasi 2013 lalu,” cetusnya.
Pendalaman Alquran tak hanya digeluti oleh anak-anak namun semua warga, mulai dari orang tua hingga anak-anak. “Antusias warga luar biasa. Bahkan selepas Magrib para nenek dan kakek juga ikut kembali belajar alquran,” jelasnya.
Saat ini jumlah santri baru sekitar 300 orang. Nantinya, kata Awaludin, tak hanya warga setempat yang akan nyantri didesanya. Kini sosialiasi ke desa tetangga juga dilakukan.
Dirinya pun tak menapik animo masyarakat kecamatan Maligano belajar agama masih kurang. “Sekarang kita ada Ustad yang memiliki kemampuan bahasa Arab Dan Inggris mempuni. Sehingga banyak warga yang tertarik untuk belajar agama islam,” urainya. (b)