Lokasi Bandara SSU Masuk Kawasan Calon Ibukota Kabaena

Lokasi Bandara SSU Masuk Kawasan Calon Ibukota Kabaena
BANDARA SSU - Bupati Bombana, H Tafdil (kanan) ditemani Direktur PT SSU, Kasra Munara (kiri) saat berkunjung di kawasan pertambangan itu, beberapa waktu lalu. Salah satu yang dikunjungi adalah rencana lokasi pembangunan bandara. (Foto: Istimewa)

ZONASULTRA.COM,KENDARI-Rencana PT Surya Saga Utama (SSU) membangun bandara di Desa Tedubara, Kabaena Utara, Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) sulit dilanjutkan. Lahan yang diincar perusahaan tambang nikel ini sebagai lokasi bandara ternyata mengambil sebagian tanah yang sudah dihibahkan warga sebagai lokasi ibukota calon Kabupaten Kepulauan Kebaena.

Tak begitu detail berapa hektar lahan hibah warga yang “tercaplok” masuk rencana kawasan bandara SSU, yang jelas perusahaan itu butuh 16 hektar untuk proyek tersebut, baik landasan pacu dan juga sisi darat berupa terminal. “Setelah kami cek, dengan denah lahan yang kami punya dan bandingkan dengan denah SSU, ternyata itu beririsan,” kata Masyhura Ila Ladamay, Ketua Tim Pemekaran Kabupaten Kepulauan Kabaena, di Kendari (27/8/2018)

Temuan ini pun sudah dibahas internal oleh tim pemekaran dan masyarakat Kabaena, Sabtu (25/8/2018) lalu di Rumbia disepakati untuk meminta SSU mencari lokasi lain jika ingin meneruskan rencananya membangun bandara, dan tidak di areal kawasan calon ibukota Kepulauan Kabaena.

“Kami mendukung rencana SSU membangun bandara, karena itu juga akan bagus buat rencana pemekaran ini di masa depan. Tapi jangan di lahan yang sudah dihibahkan warga untuk ibukota,” tambah mantan Wakil Bupati Bombana ini. Menurutnya, jika rencana itu dilanjutkan dan tetap di koordinat yang ada, maka itu akan menganggu prospek rencana kawasan ibukota.

Usai pertemuan itu, tim pemekaran Kabupaten Kepulauan Kabaena langsung menyurati pihak SSU guna menyampaikan keputusan rapat tersebut. Selain itu, diputuskan untuk segera memperkuat dokumen legalitas keterangan hibah dari masyarakat, agar tak ada lagi klaim dari pihak lain terkait lahan itu.

Sementara itu, Direktur PT SSU, Kasra Munara saat dikonfirmasi mengakui sudah mendapat informasi mengenai hal ini, termasuk hasil pertemuan panitia pemekaran. “Tapi terus terang kami sangat mengharapkan lokasi bandara tidak dipindah karena sudah lokasi yg paling cocok berdasarkan pertimbangan teknis tata ruang udara dan proses take off/landing,” kata Kasra saat dihubungi zonasultra.id.

Ia mengaku sudah menyampaikan total luas lahan yang diperlukan pihaknya untuk pembangunan bandara yakni seluas 16,5 Hektar, dengan perincian 1.000 meter X 100 meter untuk landasan pacu dan 130 meter X 500 meter untuk sisi darat, berupa terminal.

Semua perencanaan bandara itu, kata Kasra berdasarkan pada arah dan koordinat ujung landasan, sehingga setiap perubahan dari posisi landasan akan merubah semua perencanaan. “Semua argumen ini sudah kami sampaikan ke Ibu Masyhura, mudah-mudahan bisa dipahami,” tandasnya.

Mantan calon Bupati Bombana ini menyebut bandara tersebut akan menjadi penguatan untuk perjuangan pemekaran Kabaena menjadi kabupaten karena kedepan bandara ini dapat dimanfaatkan bersama untuk kepentingan umum. “Akan menjadi lain kalau SSU harus mencari lahan lain dan membebaskannya sendiri,” pungkasnya.

Seperti diketahui, PT SSU yang berada di Dusun Malandahi, Desa Mapila, Kecamatan Kabaena Utara, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini menargetkan pembangunan bandar udara (Bandara). Wacananya pembangunan bandara ini akan dibangun di ibukota Kecamatan Kabaena Utara, Desa Tedubara.

Rencana ini bahkan sudah diumumkan saat kunjungan Pj Gubernur Sultra Teguh Setyabudi di Pulau Kabaena, Rabu (4/7/2018) lalu. Pada kesempatan ini, pihak PT SSU meminta dukungan kepada pemerintah provinsi dan juga Pemkab Bombana.(*)

 


Penulis : Abdi MR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini