ZONASULTRA.COM, KENDARI – Seiring perkembangan pembangunan yang pesat, kawasan mangrove di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara makin lama semakin menyusut.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Kendari Agus Salim Safrulah, mengatakan, awalnya kawasan mangrove di Kota Kendari mencapai 525 hektar. Namun semakin banyaknya pembangunan yang dilakukan di kawasan mangorove membuat sisa luas kawasan mangrove tinggal 367 hektar.
Tingkat perusakan tanaman mangrove oleh masyarakat di beberapa wilayah pesisir Kota Kendari, katanya menjadi ancaman bagi penduduk warga kota, khususnya yang bermukim di wilayah pesisir.
“Untuk meminimalisir terjadinya kerusakan kawasan mangrove di Kota Kendari, kami berharap keterlibatan warga setempat untuk bersama-sama menjaga kelestarian mangrove,” kata Agus di ruang kerjanya, Rabu (24/1/2018).
Salah satu langkah yang dilakukan DKP Kota Kendari adalah membentuk kelompok masyarakat peduli mangrove. Setelah kelompok ini dibentuk pihaknya memberikan pemahaman tentang arti dan pentingnya mangrove dalam menjaga ekosistem pesisir.
Dikatakan, selain memiliki fungsi fisik menjaga garis pantai agar tetap stabil, mangrove juga dapat melindungi pantai dari abrasi dan intrusi air laut, juga memiliki fungsi biologis sebagai habitat berbagai jenis biota, serta dapat ditata menjadi area smart point.
“Kawasan mangrove ini merupakan salah satu ekosistem pesisir dan lautan juga sangat potensial bagi kesejahteraan baik dari segi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup,” tuturnya. (B)
Reporter : M Rasman Saputra
Editor : Jumriati