Mahasiswa Desak Gubernur dan DPRD Sultra Usir Tenaga Kerja Asal Tiongkok dari Bumi Konawe

Mahasiswa Desak Gubernur dan DPRD Sultra Usir Tenaga Kerja Asal Tiongkok dari Bumi Konawe
TENAGA KERJA - Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia Konawe (IPPMIK) ketika berunjuk rasa di DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (19/7/2016). Massa mendesak tenaga kerja asal Tiongkok diusir dari Kabupaten Konawe. (Muhamad Taslim Dalma/ZONASULTRA.COM)
Mahasiswa Desak Gubernur dan DPRD Sultra Usir Tenaga Kerja Asal Tiongkok dari Bumi Konawe
TENAGA KERJA – Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia Konawe (IPPMIK) ketika berunjuk rasa di DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (19/7/2016). Massa mendesak tenaga kerja asal Tiongkok diusir dari Kabupaten Konawe. (Muhamad Taslim Dalma/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia Konawe (IPPMIK) menggelar aksi demo terkait tenaga kerja asing yang mulai berdatangan di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (19/7/2016). Mereka mendesak DPRD dan Pemprov Sultra untuk segera mengusir ratusan tenaga kerja asal Tiongkok yang bekerja di PT Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) Konawe.

Ketua IPPMIK Muhammad Ikram Pallesa dalam aksinya mengatakan, mobilisasi tenaga kerja asal Tiongkok telah dilakukan oleh PT VDNI. Tenaga kerja tersebut datang dengan modus sebagai teknisi smelter dan PLTU, namun faktanya malah bekerja sebagai sopir alat berat dan koki.

“Ini merupakan potret buram dari lemahnya pengawasan dan kurangnya penindakan dari pemerintah. Ratusan tenaga asing berbondong-bondong masuk ke Morosi dengan modus sebagai teknisi,” ujarnya.

Kondisi itu membuat masyarakat setempat pernah memblokade aktivitas PT VDNI sehingga tenaga kerja asal Tiongkok itu pernah dipulangkan ke negara asalnya. Namun akhir-akhir ini tenaga kerja asal Tiongkok kembali dimobilisasi oleh PT VDNI dengan cara berbeda dari sebelumnya.

“Tenaga kerja asing dimobilisasi melalui jalur laut bersamaan dengan properti yang digunakan untuk smelter dan bangunan-bangunan lain,” kata Ikram.

Ikram membeberkan, beberapa hari pasca Lebaran Idul Fitri 2016, terdapat 36 tenaga kerja Tiongkok menggunakan pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 604 jurusan Jakarta – Kendari tiba di Bandara Haluoleo. Setibanya di bandara, mereka langsung dijemput oleh kendaraan dengan logo PT VDNI menuju lokasi tambang Morosi.

Menurut Ikram, saat ini jumlah tenaga kerja Tiongkok yang berada di lokasi tambang Morosi telah berjumlah sekitar 600 orang. Keadaan tersebut tak boleh dibiarkan berlarut-larut.

Gubernur Nur Alam pun didesak untuk segera menghentikan mobilisasi tenaga kerja asal Tiongkok tersebut. Selain itu kata Ikram, DPRD Sultra juga harus bisa mengambil sikap untuk mengusir tenaga kerja Tiongkok yang kebanyakan tidak mempunyai legalitas masuk di mega industri Konawe.

“Apabila tuntutan kami tidak segera ditindaki, maka jangan salahkan kami ketika bersama masyarakat kembali memblokade aktivitas pembangunan kawasan mega industri Konawe,” tegasnya.

Aksi dimulai di Kantor DPRD Sultra, kemudian dilanjutkan di pelataran eks MTQ. Massa kemudian melanjutkan aksinya di Kantor Gubernur Sultra, Kompleks Bumi Praja Andonuhu Kendari. (B)

 

Reporter: Muhamad Taslim Dalma/Randi Ardiansyah
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini