ZONASULTRA.COM, LASUSUA– Puluhan Pemuda dan mahasiswa Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) menggelar aksi unjuk rasa untuk menghentikan dan menutup kegiatan pertambangan yang berada di kecamatan Batu Putih. Aksi ini dilakukan menyusul terus bertambahnya angka kasus virus corona (covid-19) terkonfirmasi positif.
Koalisi organisasi tersebut yakni dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kolut, Jaringan Adavokasi Tambang (JAT) Lingkar Gerakan Pemuda dan Mahasiswa (LGPM) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bergerak mulai dari bundaran kelapa kelurahan Indewe, Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Aksi tersebut dikawal ketat oleh Satuan Polisi pamong praja (Sat-pp) dan aparat kepolisian Kolut.
Dalam pernyataan sikapnya, ada enam poin yang mereka tuntut di antaranya meminta pemerintah daerah (pemda) memberhentikan sementara aktivitas pertambangan dan segera merampungkan rumah sakit yang berada di wilayah Patoa untuk segera difungsikan sebagai tempat karantina pasien covid-19.
Ketua HMI Cabang Kolut Ismu Saad mengatakan, saat ini aktivitas pertambangan di Kolut harus dihentikan sebab membludaknya kasus positf berada di claster wilayah pertambangan.
Kata dia, saat ini langkah gugus tugas dalam menangani covid-19 dianggapnya tidak adil sebab sudah tiga puskesmas di wilayah tersebut ditutup, di mana pelarangan shalat berjamaah dan penutupan rumah makan juga dilaksanakan masyarakat namun hingga kini belum ada tindakan tegas dari Pemda terhadap para pemilik tambang tersebut.
“Aktivitas perusahaan pertambangan tidak di hentikan padahal kita tahu karyawan sudah banyak positif, ada apa pemerintah masih memberikan ijin beroperasi sampai saat ini,” kata Ismu, Senin (6/7/2020).
Sementara itu, Kepala dinas (kadis) Kesehatan Kolut saat menemui mahasiswa membenarkan pihaknya telah menginstruksikan tiga puskemas yakni puskesmas Latowu, puskesmas Latali dan puskesmas Katoi ditutup sebagai langkah antisipasi penyebaran covid-19.
Dia juga mendukung aksi mahasiswa tersebut, namun pihaknya tidak bisa berbuat banyak sebab sebagai gugus tugas kesehatan telah dilakukan dengan menggelar rapid tes kesejumlah karyawan pertambangan tersebut.
“Proses rapid tes terhadap karyawan pertambangan kami telah di lakukan namun teknisnya berada di rumah sakit,” ujarnya.
Mahasiswa membubarkan diri setelah menerima penjelasan kadis dinkes. Mereka kemudian bergerak menuju DPRD Kolut, setelah menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) kemudian demonstrasi pun membubarkan diri dengan tertib usai beberapa anggota dewan menjawab tuntutan para pendemo tersebut. (b)