ZONASULTRA.COM, KENDARI – Mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari memberikan pelatihan kepada warga di Kelurahan Anawai, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari untuk mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos.
Safril Kasim, dosen pembimbing mahasiswa mengungkapkan, pelatihan ini bagian dari praktek pengelolaan lingkungan yang merupakan tindak lanjut dari mata kuliah pengelolaan lingkungan.
“Sebenarnya waktu KKN tematik Agustus lalu sudah kita lakukan dengan tema pengelolaan sampah berbasis masyarakat dalam rangka mengurangi risiko bencana, karena di kelurahan ini ada sungai di belakang yang mengalir ke Wanggu. Jadi nanti sampahnya daripada di buang sembarangan lebih baik dimanfaatkan jadi pupuk,” kata Safril, ditemui di lokasi praktek, Sabtu (15/12/2018).
Sampah yang digunakan adalah sampah hasil rumah tangga seperti sampah makanan, sisa sayuran, dan sebagainya, juga bisa daun-daun kering, yang dikelola menjadi pupuk kompos untuk skala kecil yang bisa dilakukan masing-masing keluarga.
Ke depan, pihaknya juga memiliki green design yang lebih besar, dan akan bekerjasama dengan Pemerintah Kota Kendari. Untuk Kelurahan Anawai sendiri, lanjut dia, nantinya akan dijadikan kelurahan percontohan pengelolaan sampah berbasis masyarakat, serta pengelolaan ruang terbuka hijau.
Ia berharap, dengan kegiatan ini mahasiswa bisa memahami maksud dan tujuan dari paktek ini, serta masyarakat juga bisa terinspirasi untuk memanfaatkan sampah menjadi lebih bermanfaat, salah satunya dengan mengolah menjadi pupuk kompos.
Cara pengolahannya pun tidak begitu rumit, hanya bermodalkan alat yang sederhana seperti ember bekas, pipa, seng, serta EM4. Untuk pengolahannya, pertama siapkan ember yang dibuatkan dua lubang di sisi kanan dan kiri ember. Diameter lubang harus sama dengan diameter pipa paralon. Kedua lubang ini berfungsi sebagai lubang udara.
Selanjutnya, buat satu lubang lagi di bagian bawah ember. Posisi lubang ketiga ini harus lebih rendah dari lubang sebelumnya. Setelah itu, seng yang disiapkan tadi dibuatkan lubang-lubang, sehingga berbentuk seperti saringan. Agar saringan dapat duduk dengan baik, saringan dapat ditambahkan empat buah kaki dari potongan pralon yang diikat vertikal di bagian bawahnya, yang berfungsi sebagai penyangga saringan agar tidak jatuh ke bawah.
Setelah jadi, pupuk kompos sudah bisa mulai diolah. Pertama, masukan sampah atau limbah, yang sebelumnya telah dipotong kecil-kecil. Setelah masuk, sampah diberikan EM4 lalu aduk rata. Setelah sampah, dimasukkan tanah yang juga diberikan EM4, begitu seterusnya hingga ember penuh.
Setelah penuh, tutup ember tersebut lalu diamkan selama kurang lebih 2-3 minggu, pupuk sudah bisa digunakan. Dari pengolahan ini pula, jenis pupuk yang dihasilkan bisa berupa pupuk cair dan pupuk padat.
Lurah Anawai Arman mengaku sangat antusias menyambut inisiatif pihak UHO yang memberikan pelatihan kepada warganya. Dengan kegiatan ini, masyarakat bisa terbantu bagaimana mengelola sampah agar lebih bermanfaat lagi.
“Ini juga sebenarnya bagian dari program kerja kami, dalam rangka mengatasi masaah sampah yang sampai saat ini masih menjadi problem di Kota Kendari. Jadi ini saya rasa juga sangat membantu program kami untuk menyadarkan masyarakat yang masih acuh tak acuh dengan sampah,” kata Arman. (b)