ZONASULTRA.COM, KENDARI – Mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara yang tergabung dalam kelompok Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian (PKMP), menemukan jenis porifera yang bermanfaat untuk pengobatan anti HIV, anti kanker, anti bakteri, anti tumor.
Temuan itu berada di perairan Selat Buton yang merupakan kawasan konservasi laut daerah Kabupaten Muna.
Mereka yaitu Ebit Yasakti dari (Biologi), Ali Zarah (Ilmu Kelautan), Ahmad Sufin (Budidaya Perairan), dan Siti Amaliah Hadriani (Pendidikan Matematika)
Penelitian yang lolos pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2015 lalu ini, merupakan penelitian eksplorasi lapangan yang telah diselesaikan oleh mahasiswa dan telah melalui evaluasi tim Kemeterian Riset dan Teknologi .
Saat ditemui, Ebit menjelaskan bahwa porifera termasuk golongan hewan yang hidup menetap di dasar laut yang menempel di karang dan bebatuan. Dimana di dalam porifera itu, terdapat kandungan senyawa yang bermanfaat untuk pengobatan.
Lokasi penelitian yang dilaksanakan di Pulau Kalifano dan Pulau Munante Kecamatan Pasir Putih serta Pulau Bakealu Kecamatan Wakorumba Selatan ini, ditemukan 34 jenis porifera. Dari jumlah tersebut, ada 5 jenis yang lebih dominan yaitu Theonela sp, Sekstoponia Testodinaria sp, Chinastrela Australiensis sp, Stilica Staceri sp, dan Eksigua sp.
“Dengan ditemukan jenis porifera tersebut, kami telah memberitahukan kepada masyarakat. Untuk dapat melindungi kawasan yang sekaligus kawasan konservasi itu,” kata Ebit ketika bercerita kepada Zonasultra.com
Penelitian mahasiswa yang dibimbing oleh dosen biologi FMIPA Analauddin dan telah dipresentasikan di IPB Bogor ini, melalui proses penelitian sebagai berikut.
Langkah awal yang dilakukan adalah observasi untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian. Selanjutnya, menyiapkan alat dan bahan seperti pengukur faktor lingkungan dan alat selam dasar. Kemudian, penentuan titik lokasi penelitian yaitu 4 titik di Pulau Kolifano dan masing-masing 3 titik di Pulau Munante dan Bakealu.
Berikutnya membuat transik menarik dan transik garis, untuk meletakkan plot yang terdiri dari 40 plot di Kalifano, 30 plot masing-masing di Pulau Bakealu dan Munante.
Lalu penentuan faktor lingkungan, untuk mengetahui hubungan atau pengaruh faktor lingkungan terhadap pola penyebaran biota laut porifera.
“Yang berupa individu dihitung jumlah individunya, jika berbentuk koloni tidak bisa diketahui individunya,” jelas Ebit.
Langkah terakhir adalah menganalisis data menggunakan program kaliodograf. Untuk memudahkan dalam memberikan gambaran perkembangan porifera.
Ebit berbagi cerita bahwa saat melakukan observasi penelitian terdapat beberapa kendala seperti cuaca yang saat itu sedang berangin.
“Dengan cuaca seperti itu, membuat kami sulit untuk menyelam dan menentukan lokasi,” ceritanya.
Pengembangan lebih lanjut, terkait senyawa yang terdapat pada jenis dominan yang telah ditemukan.
Kedepannya, mereka akan terus melakukan penelitian untuk menemukan senyawa bermanfaat lain dalam porifera tersebut. (B)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Tahir Ose