ZONASULTRA.COM,KENDARI- Bagi anda yang belum pernah mengunjungi kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) pasti akan berdecak kagum dengan bangunan utama kantor tersebut.
Bangunan itu merupakan satu-satunya gedung perkantoran di Sultra yang terlihat megah dari segi bahan bangunan serta desain interiornya.
Gedung yang dibangun pada masa kepemimpinan mantan Gubernur Sultra, La Ode Kaimuddin itu telah mengalami dua kali renovasi. Yaitu di era kepemimpinan mantan gubernur Sultra Ali Mazi dan Gubernur Nur Alam saat ini.
Kepala Biro Umum Sekretariat Daerah Sulawesi Tenggara, Beangga Harianto mengungkapkan, desain interior gedung dan pembangunan kantor gubernur memiliki makna dan arti. Arsitektur yang digunakan dalam pembangunan ini merupakan arsitektur lokal melalui ide dan desain awal dari Gubernur Sultra, Nur Alam serta masukkan dari pihak lain seperti staf dan tamu pemerintahan.
Lalu dimasukkan dalam anggaran perencanaan pembangunan Sultra dan semua pembangunan tersebut dimulai ketika Nur Alam menjabat sebagai Gubernur Sultra. Apa makna Filosofis dari bangunan utama gedung yang ditempati oleh Gubernur, wakil gubernur, Sekretaris Daerah (Sekda) dan beberapa biro? berikut penjelasannya:
1. Pilar Pintu Utama
Nah, kita mulai dari tampilan depan kantor gubernur terlihat ada 8 pilar yang terlihat kokoh dan megah dengan tinggi kurang lebih 50 meter. Makna dari 8 pilar ini melambangkan Halu Oleo yang artinya 8 hari 8 malam. Dimana kita ketahui bahwa Halu Oleo bukan hanya menggambarkan ciri kedaerahan daerah Konawe, tapi juga mengisahkan daerah yang ada di Sultra seperti di Muna La Punto dan Buton Murhum.
2. Desain Interior Plafon Loby
Masuk ke loby gedung, Anda akan melihat desain interior plafon yang menyerupai bentuk gong yang menggantung. Makna dari gong merupakan alat musik tradisional Sultra yang sering digunakan dalam acara-acara pemerintahan, di samping itu gong juga memiliki arti sebuah kepemimpinan karena dalam suatu tataran pemerintahan semua bawahan harus mengikuti irama dari pemimpin.
Begitu juga gong yang biasa dipakai dalam acara tarian lulo dan semua harus mengikuti irama dari gong tersebut, sehingga semua jajaran pemerintahan harus seirama dengan pemimpinnya.
3. Desain Tangga dan Interior Dinding
Desain tangga dan interior dinding di bawah sandaran tangga yang menyerupai Tabere, hiasan pelaminan dalam adat pernikahan suku Tolaki serta motif pakaian adat penari, sehingga bagi tamu pemerintah yang datang dari dalam maupun luar negeri serasa disambut disebuah perjamuan adat Sultra.
Selain itu, fungsi desain tangga dipergunakan untuk membuat lokasi loby tempat tamu menunggu lebih luas sehingga memberikan kesan nyaman dan lebih santai.
4. Warna Emas Pada Kubah dan Hiasan Tabere
Pemilihan warna emas pada kubah dan hiasan Tabere, alasannya untuk melukiskan kemegahan. Sedangkan pada kubahnya maknanya, agar setiap tamu di dalam dan luar yang datang ke Sultra dapat melihat kantor gubernur melalui pesawat udara sebab hanya kantor Gubernur yang memiliki atap warna emas.
Disamping itu juga untuk menjelaskan Sultra, sebagai salah satu penghasil emas terbesar di Indonesia. Sehingga, tujuan utama pembangunan dari gedung ini adalah untuk mencitrakan ciri khas kedaerahan Sultra yang ditampilkan lebih modern.
Lalu, bagaimana tanggapan staf kantor gubernur Sultra dengan keindahan arsitektur gedung? Diana, salah satu staf di kantor gubernur Sultra menuturkan bahwa ia merasa betah berada di kantornya.
“Lebih nyaman bekerja setelah melihat bangunan dan interiornya, pokoknya indah dipandang,” ucapnya dengan rasa takjub.
Penulis : Ilham Surahmin
Editor : Kiki