ZONASULTRA.ID, KENDARI – Pihak Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendikia (MAN IC) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menguatkan dan memberi pemahaman kepada siswa dan orang tua siswanya tentang jenjang pendidikan di perguruan tinggi yang menjadi salah satu pilihan siswa setelah lulus nanti.
Upaya yang dilakukan MAN IC tersebut dikemas dalam kegiatan Parenting Day yang digelar di Aula MAN IC Kendari pada Sabtu (3/11/2022) dengan menghadirkan pihak Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari dan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari sebagai representasi universitas besar di Sultra.
Kepala MAN IC Kendari, Muhammad Naim mengatakan kegiatan tersebut bermakna bahwa menuntut ilmu adalah fondasi untuk meraih cita-cita. Kata dia, informasi tentang perguruan tinggi penting untuk diketahui para orang tua untuk mengetahui informasi terkini tentang mekanisme masuk ke perguruan tinggi.
“Sedini mungkin kami punya komitmen bahwa informasi yang terkait dengan pendidikan tinggi pasti sudah sampai ke siswa siswi. Saat ini pendidikan tinggi bagi anak muda sangat penting dalam mencapai tujuan hidup,” ucapnya.
Keterlibatan orang tua siswa dalam kegiatan tersebut agar ada sinergi dan kesepakatan wawasan tentang mekanisme masuk ke perguruan tinggi negeri serta meminimalisir siswa yang melanjutkan pendidikan tidak sesuai keinginan atau hanya keinginan orang tuanya saja sementara siswa punya pilihan lain yang belum didengar.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik UHO, La Hamimu mengapresiasi langkah MAN IC Kendari sebagai sekolah pertama di Sultra yang meminta untuk melakukan sosialisasi masuk perguruan tinggi. Menurutnya, kegiatan tersebut dilakukan agar siswa tidak salah dalam memilih pendidikan lanjutan sesuai minat dan bakat mereka.
“Kapan salah itu akan berisiko ke depannya walaupun sekarang itu bebas memilih. Tadi saya sudah katakan, bebas, merdeka, bertanggung jawab untuk memilih perguruan tinggi,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Rektor IAIN Kendari Faizah Binti Awad mengatakan bahwa pihaknya memberikan edukasi terkait mekanisme yang ditempuh untuk masuk ke IAIN agar siswa dan orang tua lebih paham, sehingga bisa menjadi salah satu alternatif untuk melanjutkan pendidikan.
“Kami mengapresiasi ini. Pasalnya, banyak kami temui di lapangan bahwa kendala kegagalan siswa masuk ke perguruan tinggi karena mekanisme yang kurang dipahami. Kami harap ini dapat membantu siswa,” tuturnya.
Salah satu orang tua siswa, Amri mengatakan bahwa kegiatan tersebut memiliki banyak nilai, seperti bertemu dengan para orang tua lainnya serta dapat memahami prosedur untuk masuk ke perguruan tinggi yang mungkin tiap tahunnya dapat berubah, sehingga dapat dipersiapkan sedini mungkin. (B)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Muhamad Taslim Dalma
