Masa Transisi, Wabup Konawe Menolak Hari Lahirnya Dirayakan

Perda Bebas Asap Rokok di Konawe Resmi Diberlakukan
​Gusli Topan Sabara

ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Wakil Bupati (Wabup) Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), Gusli Topan Sabara menolak hari ulang tahun kelahirannya dirayakan secara meriah oleh simpatisan dan keluarganya. Hal ini dilakukan mengingat saat ini Konawe sedang dalam masa transisi pascabencana banjir.

Awalnya keluarga, para simpatisan, dan juga kerabat dekat pria yang dikenal dengan singkatan GTS ini sudah mempersiapkan kejutan dan pesta kecil pada hari kelahirannya, Sabtu 6 Juli 2019 lalu. Namun rencana itu gagal lantaran Gusli masih berada di Jakarta dan baru pulang pada Minggu (7/7/2019) kemarin.

Baca Juga : Lomba Poskamling Warnai Perayaan HUT Bhayangkara di Konawe

Keberadaan pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PAN Konawe di Jakarta adalah untuk melakukan presentasi di hadapan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta di Kementerian Sosial (Kemensos) terkait kondisi warga yang terkena bencana banjir.

Pesta perayaan pun kembali direncanakan keluarga dan simpatisan. Mendengar rencana tersebut Gusli justru meminta kepada keluarga dan simpatisan untuk mengurungkan niat mereka, sebab dirinya tidak ingin ada pesta meriah saat masyarakat korban banjir Konawe sedang dirundung duka.

“Saya tidak butuh ada pesta, saya hanya butuh doa agar di masa transisi ini masyarakat kita yang menjadi korban banjir diberikan kekuatan untuk segera bangkit dari duka bencana kemarin,” ujar Gusli di hadapan keluarganya, Senin (8/7/2019)

Gusli mengaku saat ini Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe sedang fokus melakukan perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana banjir yang menerjang hampir sebulan lamanya, utamanya infrastruktur di sektor pertanian.

Baca Juga : Dana Bantuan BUMN di Banjir Konut dan Konawe Capai Rp2 Miliar

Kata dia, keberangkatan dirinya ke Jakarta adalah meyakinkan pemerintah pusat untuk segera memberikan bantuan benih, sebab pada saat bencana banjir menerjang, terdapat 9.033 hektar sawah petani yang mengalami gagal panen, dan membuat 9.000 kepala keluarga (KK) berpotensi mengalami kemiskinan.

“Ini lebih penting untuk difikirkan dan kita harus cepat bergerak, ketimbang membuat pesta yang justru menjadikan kita tertawa disaat masyarakat kita sedang mengalami kesulitan,” imbuhnya.

Berdasarkan data Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Konawe, kerugian akibat bencana banjir mencapai Rp1 Triliun. Jumlah ini berdasarkan hasil asesmen Tim Reaksi Cepat (TRC) serta perhitungan kerusakan fasilitas umum. Kerugian tertinggi berada di sektor pertanian disusul infrastruktur jalan dan jembatan. (B)

 


Kontributor : Restu Tebara
Editor : Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini