Masuk Ramadan, Harga Sembako di Kolut Merangkak Naik

Masuk Ramadan, Harga Sembako di Kolut Merangkak Naik
Salah satu pedagang ayam di Pasar Lasusua, Amin Davit

ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Sehari memasuki Bulan Suci Ramadan 1439 Hijriah, sejumlah kebutuhan pokok di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) mengalami kenaikan. Dari Data Dinas Perdagangan (Perindag) harga beras, dagiang sapi, ayam, telur dan bawang mengalami kenaikan secara signifikan.

Kepala Bidang Perdagangan, Ibu Nurbaeti menjelaskan, seiring dengan tingginya kebutuhan masyarakat memasuki Bulan Suci Ramadan, kenaikan harga bahan pkok disejumlah pasar tradisional di kolut naik signifikan.

“Naiknya harga ini tidak bisa dicegah. Sebab setiap Tahun jelang Bulan Suci Ramadan kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga,” kata Nurbaeti Selasa (15/5/2018) kemarin.

Berdasarkan data harga pada bulan April harga beras dengan klasifikasi I Rp.9.000 namun pada minggu kedua bulan Mei ini naik menjadi Rp.10.000 perliter, beras klasifikasi II Rp.8.500 naik Rp.9.000 perliter, beras hitam lokal Rp.25.000 naik Rp.28.000, beras ketan putih lokal Rp.13.000 naik menjadi Rp.15.000 perliternya dan beras ketan putih impor harganya tetap Rp.15.000.

Untuk daging sapi Rp.110.000 naik menjadi Rp.120.000 perkilogram, ayam broiler Rp.55.000 naik Rp.65.000 perekornya, sedangkan ayam kampung harganya tidak mengalami kenaikan tetap Rp.80.000. Untuk telur ayam broiler dari Rp.38.000 perrak naik Rp.48.000 sedangkan telur ayam kampung dan itik tidak mengalami kenaikan.

Sedangkan untuk harga bawang merah dari Rp.30.000 perkilogram naik Rp.35.000 sedangkan bawang putih harganya turun dari Rp.30.000 menjadi Rp.25.000 perkilogram.

“Cabe harganya masih tetap sejak Bulan April sampai saat ini. Cabe biasa Rp.35.000 perkilogram, cabe keriting Rp.60.000 perkilogram, cabe rawit Rp.20.000 perliter dan cabe besar Rp.60.000 perkilogram,” tutur Nurbaeti.

Nurbaeti menambahkan untuk jenis komoditi sayuran kol Rp.7.000 naik menjadi Rp.8.000, kentang Rp.15.000 naik menjadi Rp.16.000 perkilogram, wortel Rp.13.000 naik menjadi Rp.15.000 perkilogramnya. Gula merah untuk kelas I Rp.15.000 naik Rp.19.000 perbiji, gula merah kelas II Rp.13.000 naik menjadi Rp.17.000 dan gula merah kelas III Rp.10.000 naik menjadi Rp.15.000 perbiji.

“Kami akan terus melakukan pemantauan dan pengawasan langsung kepasar tradisional untuk mengetahui ketersedian kebutuhan pokok. Ini juga untuk mencegah adanya pengusaha nakal yang melakukan penimbunan,” ujar Nurbaeti.

(Baca Juga : Jalan Rusak, Harga Sembako di Purehu Kolut Naik)

Selain itu, pihaknya akan melakukan kordinasi dengan syahbandar dalam rangka memfasilitasi kelancaran mobilisasi angkutan yang memuat barang kebutuhan bahan pokok, karena jika terkendala dalam penyaluran maka dipastikan harga bisa melambung tinggi secara drastis.

“Ada 4 pasar tradisional yang ada di Kolaka Utara dan menjadi sentral perdangan yang cukup padat yakni pasar lasusua, pasar lambai, pasar lapai dan pasar mataliono,” jelasnya.

Di tempat terpisah salah satu pedagang ayam di Pasar Lasusua, Amin Davit (54), mengatakan, naiknya harga ayam ini disebabkan pemasok ayam dari Sulawesi Selatan (Sulsel) juga menaikan harga sehingga dirinya juga menaikkan harga penjualan.

“Kami harus naikan pak, sebab para pengusaha ayam juga menaikan harga. Namun untuk ketersedian ayam cukup banyak,” kata Davit.

Lanjut Davit, saat ini pemintaan cukup banyak. Kalau bulan lalu dirinya hanya dapat menjual ayam sekitar 10 ekor perharinya, amun untuk saat ini permintan mencapai 30 ekor perharinya. (B)

 


Reporter : Rusman
Editor : Kiki