ZONASULTRA.COM,KENDARI– Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan saat ini Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sudah memasuki musim pancaroba.
Pancaroba adalah masa peralihan antara dua musim utama di daerah iklim muson, yaitu di antara musim penghujan dan musim kemarau. Masa pancaroba biasa ditandai dengan frekuensi tinggi badai, hujan yang sangat deras disertai guruh, serta angin yang bertiup kencang.
Prakirawan Cuaca Stasiun Maritim Kendari Adi Istiyono mengatakan, dari data kelembaban udara lapisan 850mb dan 900mb sudah terlihat lembab dan basah.
Sehingga potensi pembentukan awan hujan mulai terbentuk. Biasanya, hujan terjadi dalam durasi singkat dan intensitasnya sedang sampi lebat yang disertai angin akibat terjadinya pembentukan awan comulunimbus.
Adi sendiri menjelaskan, hujan biasanya akan terjadi siang, sore atau malam hari dan di pagi hari biasanya diawali dengan cuaca panas.
“Kondisi hujan biasa terjadi siang sore atau malam hari yang biasanya pagi harinya panas,” kata Adi, Selasa (6/11/2018) melalui sambungan WhastApp Mesengger.
Awan comulunimbus merupakan awan vertikal menjulang yang sangat tinggi dan padat. Comulunimbus berasal dari bahasa Latin, “cumulus” berarti terakumulasi dan “nimbus” berarti hujan. Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer.
“Ini awan yang disertai angin kecang, petir dan guntur, dan perlu juga diwaspadai puting beliung. Karakter hujan seperti ini biasanya terjadi pada siang dan sore hari karena kondisi atmosfer yang sangat labil,” ungkap Adi kepada zonasultra, Selasa (30/10/2018) lalu.
Kepala Stasiun Klimatologi Ranomeeto Aris Yunatas dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (25/10/2018) lalu mengatakan, untuk wilayah Bombana bagian utara dan Kolaka, musim hujan diperkirakan awal hingga akhir November dengan sifat hujan di atas normal.
Sedangkan Koltim, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara, diperkirakan memasuki awal musim hujan sekitar akhir September hingga pertengahan Desember 2018 dengan sifat hujan di atas normal.
Sementara wilayah yang diperkirakan masuk awal musim hujan pada akhir November hingga pertengahan Desember 2018 adalah Bombana, Konawe Kepulauan, dan Kota Kendari dengan sifat hujan normal, serta Baubau, Buton, Buton Selatan, Buton Utara, Muna, dan Wakatobi untuk sifat hujan di atas Normal.
Penyakit Musim Pancaroba
Dikutip dari SINDOnews, Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Laurentius Aswin Pramono, SpPD, M.Epid menyebutkan sejumlah penyakit menjadi langganan di musim pancaroba.
Berikut 5 jenis penyakit langganan di musim pancaroba:
1. Flu
Seasonal influenza, gejala utama influenza musiman yang paling sering adalah batuk, pilek, dan rasa panas di tubuh meskipun kadang tidak disertai kenaikan suhu tubuh. Tenggorokan juga terasa kering dan sakit untuk menelan.
2. Panas Dalam
Penyakit panas dalam adalah suatu keadaan dimana tubuh manusia mengalami panas yang berlebihan terutama di sistem pencernaan. Panas dalam bisa disebabkan oleh tidak seimbangnya makanan yang bersifat panas dan dingin.
Ada faktor yang berperan dalam menghadirkan gejala panas dalam, yaitu faktor eksternal seperti virus dan lingkungan, serta faktor internal berupa daya tahan tubuh.
3. Alergi
Bagi penderita alergi, meningkatnya serbuk sari dan debu di udara dapat memicu gejala alergi yang memperberat flu dan panas dalam.
4. Diare
Diare adalah salah satu penyakit yang umum di derita oleh anak dan dewasa. Apalagi diare merupakan penyakit yang cukup mengganggu aktivitas.
“Karena kita banyak virus dan bakteri jadi lingkungan makanan kita enggak steril. Kayak jajan sembarangan itu berisiko untuk terkena diare,” tukasnya.
5. Batuk
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan. Serta gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya. (B)