POSPEN HIDAYATULLAH – Suasana Pengajian yang dilakukan para santriwati di Pondok Pesantren Hidayatullah. Pondok pesantren ini berada di Jalan Nusa Indah Nomor 200 Kelurahan Toriki Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe. (CR 1/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Banyak cara yang bisa dilakukan untuk semakin mendekatkan diri pada sang pencipta termasuk mencari pahala sebanyak-banyaknya di bulan suci Ramadhan ini. Seperti yang dilakukan para santri dan santriwati di Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah Kabupaten Konawe
Pondok pesantren yang berada di Jalan Nusa Indah Nomor 200 Kelurahan Toriki Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe itu nampak lengang. Bisa jadi karena lokasinya berada di dalam lorong. Namun jika mendatanginya sedikit sore tentu bisa dilihat banyak santri dan santriwati terlihat duduk serius mengenakan pakaian tertutup dan bersih sambil mengumandangkan ayat-ayat suci yang dibaca dari Al Quran. Asrama putra dan putri tertata rapi, serta bersih. Lantunan ayat suci alquran mulai terdengar dari ruangan asrama wanita, sementara para santri laki-laki menghafal alquran di dalam masjid yang berada sekitar 20 meter dari asarama.
Yah beginilah keseharian 70 murid yang berdiam di Ponpes Hidayatullah, selama bulan Ramadhan, mereka antusias mengikuti padatnya jadwal harian. Setiap memasuki bulan Ramadhan para santri dituntun lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta, berbeda dari hari biasanya para santri diwajibkan bangun lebih awal yakni pukul 02.00 wita untuk menjalankan shalat Lail atau Tahajud, pada pukul 03.00 wita santri kemudian bersantap sahur, lalu dilanjutkan dengan baca alquran sambil menunggu shalat subuh. “Setelah shalat subuh, santri kembali menambah hafalan al Qur’an hingga pukul 07.30 wita,” jelas salah satu pembina pesantren Ustadz Syarifudin.
Seperti dengan tahun-tahun sebelumnya, menyambut ramadhan ini, berbagai kegiatan bernuansa Islami sudah disiapkan, seperti tadarusan, salat tarawih dan pesantren kilat. Sementaranuntuk kegiatan ekstrakulikuler seperti olahraga dan pelajaran umum, selama Ramadhan ditiadakan terlebih dahulu, agar santri bisa khusuk menjalankan ibadah. “menjelang buka puasa biasanya santri akan diberi kesibukan untuk bersih-bersih di masjid dan asrama,” lanjutnya.
Memfokuskan diri bersama Ayat Suci Alquran sudah menjadi tradisi di Pospen hidayatullah selama Bulan Ramadan. Seperti membaca dan menghafal sehingga mereka saling berpacu dan berkompetisi untuk menamatkan pembacaan Al Qur’an selama Ramadan. Kondisi ini sangat berbeda dengan hari biasanya, dimana pada hari biasa santri hanya menghafalkan Al Qura’an sekitar 2 kali saja selama sebulan sementara bulan Ramadan harus melibihi dari hari biasanya. Bahkan Shalat Lail pun dipercepat, bahkan tidak ada perbedaan antara putra dan putri. Semua santri diwajibkan untuk menjalankan shlat Lail karena shalat sunat tersebut telah ditekankan kepada seluruh santri untuk menjalankannya.
“Kami juga memberikan semangat kepada santri dalam hal melafalkan al Qur’an yakni dengan pemberian reward semacam pemberian pujian. Bahkan pemberian sarung kepada santri yang benar-benar telah menamatkan pembacaan Al Qur’an. Biasanya santri yang menghatamnkan Qur’an sekali berarti dapat satu sarung, tapi kalau dua kali hatam berarti akan diberikan 2 buah sarung atau lebih. Hal ini kami lakukan agar para santri bisa termotivasi untuk menjalankan ibadah selama ramadhan,” lanjutnya.
Sejak berdiri tahun 2001 silam, Ponpes Hidayatullah Konawe telah berapa kali mengukir prestasi diberbagai bidang, salah satunya menjadi juara umum sejak tahun 2010 dalam kategori Hafal Al Qur’an dan Haditz yang setiap tahun diselenggarakan DPW Hidayatullah Sultra. “Kita rutin juara umum jenis Hafal Al Qur’an dan Haditz, anak-anak santri juga kerap meraih juara dalam bidang olahraga Futsal dan Badminton,” bangganya.
Dari jumlah keseluruhan Santri Ponpes Hidayatullah Konawe, dibagi dalam tiga tingkatan yakni PAUD dengan 10 Santri, Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau sederajat SD 30 Santri, dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) dengan 30 Santri. Para Santri ini, tidak diwajibkan meninggalkan Ponpes tanpa seizin pengurus. Bahkan Santri tidak boleh pulang kerumahnya, karena sesuai ketentuan setiap santri harus bersedia tinggal dalam lingkup pesantren. “Hal ini sudah ada kesepakatan dari orangtua dan pihak pesantren. Tujuannya agar proses belajar mengajar lebih optimal. Tapi kami tetap memberikan izin kepada santri untuk mengunjungi keluarganya pada saat hari raya idul fitri,” tegasnya.
Pengetahuan keagamaan yang diberikan kepada santri tidak sebatas hanya diketahui dan untuk pribadi semata, namun sebisa mungkin dibagikan kepada sesama umat muslim dengan tujuan mencari ridho dari Allah SWT semata. Selama Bulan Ramadan, para santri didorong menjadi penceramah pada saat shalat tarwih. Yang nantinya bisa menjadi modal untuk membagi apa yang mereka peroleh dengan melakukan ceramah di musholla atau masjid-masjid. “Kami hanya membekali dengan penyampaian bahwa materi yang dibawakan kalau bisa sekitar bulan Ramadhan saja,” katanya.
Meskipun berada dalam suasana pesantren, mata pelajaran yang diajarkan kepada santri tidak hanya terfokus pada pendidikan agama, tetapi tenaga pengajar juga mengajarkan beberapa pelajaran umum seperti Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Biologi, Bahasa Indonesia, Matematika, Ekonomi, dan Sejarah. “Seluruh pelajaran yang diujiankan sekolah umum, itu kamiajarkan juga kepada santri. Bahkan setelah lulus MTS, santri juga boleh memilih sekolah umum ataukah melanjutkan pendidikan di Ponpes Hidayatullah Kendari melalui sekolah jarak jauh, tetap menerima pelajaran di Ponpes ini, namun pada saat ujian nanti mereka kami kirim ke Kendari mengikuti ujian bersama,” tuturnya. (B)
Editor Tahir Ose
Reorter CR 1