ZONASULTRA.COM,DENPASAR– PT Telkomsel area Papua, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan (Pamasuka) menggelar kegiatan Media Gathering Tahun 2019 di Pulau Dewata Bali selama tiga hari sejak 4 April hingga 6 April 2019. Kegiatan ini diikuti sekitar 60 jurnalis dari media cetak, radio dan elektronik termasuk awak zonasultra.id dari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kota Kendari.
Executive Vice President Area Pamusaka Ronny Arnas mengatakan kegiatan media gathering yang digelar PT Telkomsel merupakan bentuk apresiasi perusahaan kepada media yang berkontribusi dalam penyebaran informasi mengenai perkembangan telekomunikasi di area Pamasuka, khususnya pembangunan provider Telkomsel sepanjang tahun 2018.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh tim media yang sudah menjadi mitra kami selama ini, tanpa kalian apa yang kita kerjakan tidak akan pernah diketahui oleh masyarakat,” ungkap Ronny saat acara pembukaan Media Gathering, Kamis (4/4/2019) di Klapa Resort, Bali.
*Hari Pertama, 4 April 2019
Kegiatan hari pertama, Telkomsel bersama awak media mengunjungi salah satu tempat wisata situs sejarah dan budaya yang ada di Pulau Bali yakni Kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK). Patung GWK berlokasi di Bukit Unggasan, Kabupaten Badung, Bali. Patung ini merupakan karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta.
Peresmian patung GWK Bali ini dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 22 September 2018 lalu. Dalam pidatonya, Jokowi menyebutkan patung GWK bisa bertahan hingga 100 tahun.
Salah satu petugas wisata Gede mengatakan Dewa Wisnu bagi kalangan masyarakat Bali dipercaya sebagai dewa yang melindungi masyarakat dan segala ciptaan Brahman (Tuhan). “Dewa Wisnu itu adalah dewa pemelihara. Sehingga ia digelari Shititi (Pemelihara),” kata Gede.
Selain patung Dewa Wisnu, terdapat pula patung garuda yang merupakan hewan yang menjadi kendaraan Dewa Wisnu. Patung tersebut dibangun pada tahun 1996.
“Patung-patung tersebut sengaja dibangun guna mengingatkan masyarakat Bali akan keagungan Dewa Wisnu sebagai pelindung. Selain itu juga, pembangunan ornamen patung di taman budaya tersebut juga sebagai Landmark Provinsi Bali,” jelas Gede sembari merapikan sejumlah kain yang digunakan pengunjung berpakain celana pendek.
Pantuan zonasultra, lokasi ini terdapat tiga patung utama yakni patung dari Dewa Wisnu yang menjadi titik pertama yang ditemui, kemudian patung Garuda yang berada tak jauh dari patung Wisnu. Patung utama GWK memiliki ketinggian 121 meter dan lebih tinggi dari patung Liberty di Amerika yang hanya 93 meter. Untuk mengelilingi kawasan ini pengujung dapat berjalan kaki dengan menikmati pemandangan alam batu kapur yang dibuat seperti terowongan.
Sebelum memasuki kawasan GWK pengujung harus mengenakan gelang bertuliskan GWK, kemudian bagi pengujung yang mengenakan celana dan rok pendek harus memakai sarung yang telah disiapkan petugas setempat.
Kegiatan hari pertama ini, ditutup dengan makan malam bersama di Klapa Resort, Bali sembari menikmati pemandangan matahari terbenam (sunset) di Pantai Dreamland, Bali.
*Hari Kedua, 5 April 2019
Hari kedua ini, tim media diajak oleh Telkomsel untuk jeep tour Bali dari Kuta menuju Tabanan. Lokasi pertama yang dikunjungi adalah Pura Taman Ayun yang berada Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Pura Taman Ayun merupakan Pura Paibon/Pedarman Raja Mengwi untuk memuja roh leluhur dari raja-raja yang diwujudkan dengan dibangunnya sebuah gedung Paibon, serta dibangun pula meru-meru untuk pemujaan dan persembahyangan kepada para dewa bagi masyarakat kerajaan Mengwi dalam memohon kesejahteraan.
Di lokasi ini, tim media yang dibagi ke dalam 7 kelompok berlomba untuk membuat gebongan Bali dari buah-buahan, bunga, janur kelapa dan diwajibkan setiap kelompok untuk berfoto dengan timnya usai menyelesaikan tugas menyusun gebongan.
Beberapa situs informasi di lokasi tersebut menyebutkan kawasan pura ini dibangun oleh Raja Mengwi pada tahun 1634. Pura ini sempat mengalami proses renovasi pada tahun 1750. Pura tersebut direnovasi menggunakan tenaga arsitek bernama Hobin Ho.
Dahulu, Pura Taman Ayun Bali ini ternyata pernah mengalami kerusakan parah. Kerusakan itu terjadi pada tahun 1917 ketika terjadi gempa bumi yang mengguncang Pulau Dewata. Kemudian 1973 dilakukan proses perbaikan besar-besaran serta proses perbaikan kembali dilakukan pada tahun 1949.
Usai dari Pura Taman Ayun, jeep tour kembali dilanjutkan menuju Kawasan Wisata Sangeh yang merupakan konservasi alam yang ditumbuhi pohon pala serta dihuni 600 kera abu ekor panjang. Kawasan wisata tersebut berada di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Terdapat pula pura yang sangat disakralkan oleh umat hindu yaitu Pura Melanting dan Pura Bukit Sari yang berada persis di tengah hutan.
Salah satu petugas wisata Gusti kepada zonasultra mengatakan, hutan pala yang ada di Sangeh ini berasal dari Kawasan Gunung Agung. Pada suatu waktu diceritakan pohon-pohon pala berjalan dari arah Gunung Agung ke salah satu tempat yang ada di Bali namun pada perjalanannya pohon-pohon pala tersebut berhenti di Sangeh.
Kemudian monyet yang ada di Sangeh, monkey forest dipercayai sebagai jelmaan prajurit putri yang membentuk koloni sendiri-sendiri dan memiliki pemimpin yang terbagi menjadi tiga kelompok yaitu bagian timur, tengah dan bagian barat.
Lokasi ketiga yang dikujungi adalah Wisata Alam Jatiluwih yang berada di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Di lokasi ini 7 kelompok media harus menyelesaikan tantangan dengan membuat orang-orangan sawah dengan perlengakapan yang telah disiapkan oleh pihak panitia.
Berada pada ketinggian 700 meter diatas permukaan air laut, Jatiluwih merupakan daerah yang berdekatan dengan Gunung Batu Karu yang terkenal dengan panorama sawah terasering. Disini pengunjung dapat menikmati hijaunya sawah dengan udara alam yang sejuk. Luas sawahnya sekitar 636 hektar berbentuk terasering, jadi daerah ini menjadi kawasan terbesar untuk pemandangan sawah terasering di Bali.
*Hari Ketiga, 6 April 2019
Pada hari terakhir ini, sejumlah awak media diberikan waktu bebas hingga jam 11 siang mengelilingi kawasan pantai Kuta yang berada di depan Hotel Citadines, Kuta Bali, tempat penginapan. Provinsi Bali memiliki lingkungan yang sangat bersih dan bisa dikatakan tumpukan sampah sangat jarang ditemui di pinggir jalan. Selain itu, turis mancanegara pun banyak berlalu-lalang sepanjang Kuta Bali, namun jarang dijumpai masyarakat lokal.
Beberapa orang yang ditemui dan dari pihak hotel mengatakan masyarakat lokal dapat dijumpai di pusat Kota Denpasar. Jarang untuk ditemui di Kuta karena ini adalah pusat wisata. (A)