Sumatera Barat (Sumbar) sedang berbenah. Menjadi tuan rumah pesta petani dan nelayan se-Indonesia. Namanya Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) XVI. Tahun 2020 mendatang. Dua tahun lagi.
Ini merupakan perhelatan terakbar petani dan nelayan di tanah air. Karenanya tidak digelar setiap tahun. Melainkan tiga tahunan. Presiden selalu diagendakan membuka perhelatan itu.
Penas XV digelar di Aceh tahun 2017 lalu. Sebelumnya, Penas XIV di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tahun 2014. Pembukaannya di Stadion Kanjuruhan. Dibuka langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Meriah sekali.
Di Aceh, peserta Penas serta merta mendaulat Sumbar sebagai tuan rumah berikutnya. Tidak melalui voting sebagaimana biasa terjadi sejak acara ini mulai digelar pada 1971. Sumbar terpilih secara aklamasi lantaran peserta Penas terkesan dengan pemaparan Gubernur Irwan Prayitno.
Sumbar tidak main-main. Tahun 2018 ini, gubernur menganggarkan Rp 20 miliar untuk menyiapkan segala sesuatunya. Di Kota Padang, pemerintah daerah telah menyiapkan 10 hektar lahan sebagai pusat kegiatan. KTNA Se-Sumbar juga telah menggelar rembug tingkat madya untuk membahas persiapan mereka.
Disebutkan, setidaknya terdapat 120 kegiatan yang diagendakan dalam rangka memeriahkan perhelatan ini.
Penas merupakan forum yang sangat strategis untuk menjalin kerjasama ataupun kesepahaman di antara seluruh stakeholder pertanian dan perikanan. Dan tentu saja, bonus tersendiri bagi tuan rumah adalah promosi daerah, baik dalam hal wisata maupun investasi.
Muara dari semuanya ialah menggairahkan sektor pertanian dan perikanan, yang pada gilirannya mampu membangkitkan semangat kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan Indonesia.
Tidak kurang 50 ribu petani dan nelayan dari seluruh Indonesia akan berkunjung ke sana. Didampingi oleh setidaknya 20 ribu perwakilan pemerintah/swasta. Sehingga total 70 ribu petani-nelayan-penyuluh-peneliti-dunia usaha diperkirakan akan berbondong-bondong menuju Sumbar tahun 2020 mendatang.
Bisa dibayangkan betapa menggeliatnya ekonomi Sumbar menjelang dan di sepanjang kegiatan itu. Rumah-rumah penduduk akan dihuni oleh peserta paling tidak selama sepekan. Belum termasuk tindak lanjut dari kesepakatan yang terjalin di antara para peserta.
Bagaimana dengan Sulawesi Tenggara (Sultra)? Kita perlu tanggap momentum. Sultra perlu segera menyiapkan diri bukan sekadar menyongsong Penas XVI 2020 sebagai peserta atau partisipan. Sultra harus mempersipkan diri untuk menawarkan diri sebagai tuan rumah Penas XVII 2023.
Jika tidak ada aral melintang, itu adalah akhir masa jabatan Gubernur-Wakil Gubernur Ali Mazi-Lukman Abunawas. Boleh jadi, ini merupakan kado terindah dalam masa bakti kedua pemimpin kita.
Di ajang Penas XVI 2020 di Sumbar nanti, Sultra harus mampu meyakinkan peserta untuk menunjuk kita sebagai tuan rumah. Waktu masih ada dua tahun untuk bersiap mengacungkan tangan sebagai tuan rumah.
Ah, saya membayangkan betapa semaraknya Kota Kendari dan kabupaten sekitar ketika 50 ribu petani-nelayan se-Indonesia berkumpul. Yang setuju Sultra jadi tuan rumah Penas XVII 2023 acungkan tangan? Semua setuju.***
Oleh : Andi Syahrir
Penulis Merupakan Alumni UHO & Pemerhati Sosial
Kesempatan utama dan terutama jika Sultra siap menjadi tuan rumah pada Penas KTNA 2023. Jika dikaji dari segi perputaran uang, maka sdh bisa dipastikan bahwa uang yang masuk di sultra klau setiap peserta mengantongi uang Rp 5.000.000 x 50.000 = 250.000.000.000 akan berputar di bumi anoa