ZONASULTRA.COM, KENDARI – Tahun 2017 akan segera berlalu. Semua akan berhitung seberapa jauh kaki melangkah. Seberapa banyak karya yang tertoreh. Ada raihan yang membanggakan, tapi di sana sini masih ada bengkalai yang membutuhkan usaha keras di masa mendatang. Pun memerlukan upaya cerdas menuntaskannya.
Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) merangkum beberapa capaian di 2017. Pertama, penyediaan pangan utama seperti padi, jagung, kedelai, dan daging sapi. Ada surplus padi 93.431 ton dari total produksi sebesar 688.758 ton (Angka Ramalan II).
Produksi jagung mencapai 149.817 ton, naik sebesar 66,45 persen dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 90.007 ton. Produksi kedelai hingga Desember 2016 sebanyak 9.813 ton dan masih akan panen pada tahun 2018 mendatang. Dengan luas tanam masing-masing mencapai 213.707,8 hektar (padi), 91.718,83 hektar (jagung), dan 1.279 hektar (kedelai).
Peningkatan populasi ternak untuk penyediaan daging diukur dari dua program strategis, yakni Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus SIWAB) dan larangan pemotongan betina produktif.
Sebanyak 47.468 ekor yang menjadi sasaran Upsus SIWAB dengan realisasi mencapai 39.731 ekor atau 84 persen. Sedangkan larangan pemotongan sapi betina produktif, sukses menurunkan pemotongan sapi betina produktif antara 66-67 ekor per bulan.
“Untuk menekan jumlah pemotongan sapi betina produktif ini kita bekerjasama dengan Polda Sulawesi Tenggara. Atas bantuan kawan-kawan dari kepolisian, kita sukses menekan jumlah tingginya angka pemotongan sapi betina produktif,” jelas Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra Muhammad Nasir.
Capaian kedua, terkait dengan fasilitasi sarana dan prasarana pertanian. Pada sektor penyediaan lahan sawah, total sawah baru yang dicetak tahun 2017 seluas 2.519 hektar. Lalu disusul dengan bantuan alat dan mesin pertanian seperti traktor tangan sebanyak 1.781 unit dan traktor roda empat sebanyak 489 unit.
LAHAN KEDELAI – Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara Muhammad Nasir berada di tengah lahan kedelai saat melakukan kunjungan kerja di salah satu kabupaten. (Syaiful/Distanak)
Peralatan lainnya seperti pompa air (364 unit), alat panen combine harvester (213 unit), alat tanam paDI (rice transplanter) sebanyak 452 unit, pemipil jagung (corn sheller) sebanyak 163 unit, dan power thresher multiguna sebanyak 230 unit. Juga terdapat rehabilitasi jaringan irigasi untuk kwasan seluas 4.500 hektar.
Petani juga difasilitasi untuk mendapatkan jaminan asuransi jika usahataninya mengalami gagal panen karena bencana alam atau serangan hama. Terdapat 419 kelompok tani dengan luas areal 11.556,38 hektar yang tercakup asuransi dengan jumlah klaim sebanyak Rp 3,498 miliar. Sedangkan di sektor peternakan, terdapat 456 ekor yang tercakup asuransi dengan jumlah klaim mencapai Rp 58,5 juta.
Penyediaan pupuk bersubsidi mencapai 53.404 ton untuk lima jenis pupuk masing-masing Urea, SP-36, ZA, NPK, dan Organik. Ada catatan khusus untuk pupuk Urea. Dari alokasi awal yang hanya 19.000 ton, Sultra mendapat tambahan lagi hingga mencapai 22.680 ton.
Dalam rangka mengawal program dan kegiatan yang di lapangan, terdapat 2.101 penyuluh yang mendampingi petani. Terdiri dari 882 penyuluh PNS, 229 penyuluh tenaga harian lepas (THL), dan 990 penyuluh swadaya/swasta.(Adv)