Bangsa yang maju merupakan implementasi kecerdasan dari para pemuda yang hebat nan produktif. Memelihara situasi pemuda yang ideal adalah ihwal penting dan utama. Mengabaikan atau lengah terhadap perhatian generasi muda dari keadaan yang merusak adalah malapetaka besar bagi kelangsungan bangsa tersebut.
Pekan ini terjadi hal yang mencengangkan bagi dunia pemuda bangsa ini. Tepatnya Rabu 13 September 2017 di Kota Kendari sebanyak 30 orang yang terdiri dari dewasa hingga remaja harus mendapatkan perawatan oleh pihak rumah sakit.
Perihal tersebut akibat dari pemakaian obat-obatan terlarang yakni Narkoba Flaka. Bahkan sampai pada kondisi kejang-kejang dan lupa ingatan. Di ketahui obat yang di konsumi ber-jenis somadril, PCC dan Tramadol dalam kapasitas berlebihan.
Fenomena demikian sangat merajalela dalam sosial masyarkat modern ini. Bahkan Kepala Badan Narkotika Nasional Sulawesi Tenggara, Murniati menegaskan bahwa kota kendari darurat narkoba. Indikasi menunjukan telah sampai pada suasana yang
memprihatinkan.
BNN pusat pun menambahkan darurat narkoba Indonesia telah berada pada situasi yang mencengangkan. Bagaimana tidak, pada tahun 2016 penyalahgunaan narkoba hanya berkisar 40 sampai 50 perhari, namun tahun 2017 naik menjadi 57 orang perharinya.
Perhatian serius sangat di butuhkan dan digalangkan agar korban-korban akibat penyalah gunaan narkoba tidak berjatuhan lagi. Tujuan utama pula agar bangsa ini terhindar dari krisis pemuda ideal yang akan melanjutkan pembangunan negeri ini di masa mendatang. Maka sedikitnya ada beberapa hal untuk mengentaskan penyalahgunaan narkoba, :
Pertama, Keluarga.
Tidak bisa di pungkiri ranah keluarga merupakan pendidikan pertama yang sangat urgen eksistensi dalam mendidik anak. Sebab amat banyak jatah waktu yang mengarah pada area keluarga untuk meng-edukasi anak. Maka orang tua wajib memiliki pengetahuan akan kedudukan dan bahaya narkoba secara mendetail dan menyeluruh.
Teladan atau contoh karakter yang baik oleh orang tua kepada anak merupakan hal utama pula. Sebab anak-anak melakukan hal tak terpuji atau larangan agama ataupun nilai-nilai sosial tidak sedikit disebabkan frustasi karena masalah keluarga atapun kurangnya edukasi teladan kepada sang anak.
Pendidikan keluarga di lakukan secara berkala. Tujuanya agar ilmu tentang bahaya penggunaan narkoba tertancap kuat dalam pemikiranya. Sehingga potensi besar untuk tidak melakukan konsumsi obat terlarang terus tumbuh dalam jiwa anak.
Selainya komunikasi anak pada area luar harus di tegaskan. Penanaman nilai-nilai agama, cara berteman yang baik adalah jurus jitu agar anak jauh dari kawan yang dapat merusak. Sebab hari ini banyak remaja perusak yang berkeliaran, kumpul kebo, tawuran, geng motor, judi, dan lain semacamnya.
Selebihnya kecenderungan teman sangat besar mempengaruhi karakter seorang anak. Memilih sahabat ataupun teman bermain yang baik akhlaknya, ilmu agama yang luas adalah pilihan yang sangat tepat. Namun tidak secara langsung menutup diri dari teman yang tidak sehat kepribadianya.
Interaksi tetap di jalin namun harus ada pembatasan dan tidak mendalam. Tujuanya agar tidak terpengaruh, dan harapan dapat mempengaruhinya agar bersama menjadi anak-anak yang cerdas nan hebat.
Kedua, Pemerintah.
Kontrol sosial yang sistematis dan masif melalui regulasi yang di tetapkan harus menengahi kondisi pergaulan yang rusak saat ini. Selainya pembelajaran khusus melalui kurikulum pendidikan salah satu terobosan yang akan sangat berdampak pada Pemikiran kuat akan paradoks narkoba.
Pengaturan dan pengawasan terhadap pergaulan masyarakat khususnya remaja harus di petakan. Sebab mayoritas sasaran utama dari agen-agen barang haram tersebut menyasar pada perkumpulan anak muda yang bebas. Selain untuk mencegah
konsumsi narkoba juga agar anak muda jauh dari free sex, tawuran, miras, kumpul kebo, dan lain sejenis.
Dan para pengedar barang haram tersebut di beri sanksi yang dapat berefek jera.Namun yang paling fundamental yakni mencegah produksi ilegal dan jaringan peredaran yang masuk pada tanah negeri ini. Tentunya pihak Polri, BNN, dan stakeholder telah mengetahui penanggulangan kondisi tersebut.
Sedikitnya dari dua poin tersebut akan meminimalisir hingga menghilangkan fenomena tragedi miris oleh pemakaian narkoba.
Dengan harapan generasi muda terselamatkan dan lebih fokus untuk mengasah pikiran melalui bacaan buku dan edukasi lainya. Sehingga pemuda gemilang akan tercipta di tengah-tengah krisis identitasnya. Dan merangkaknya bangsa dari berbagai paradoks multidimensi menuju kemajuan yang hakiki.
Oleh: Muhamad Akbar Ali
Penulis adalah Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.