ZONASULTRA.ID, KENDARI – Namanya Dewi Safitri. Ia seorang perempuan yang berasal dari Desa Bangunsari, Kecamatan Lasalepa, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang terpilih sebagai Duta Pariwisata Sultra tahun 2022.
Ia lahir dari pasangan Ayi Saparudin Endi dan Suriani pada 21 Juli 2002 di Bangunsari. Dewi merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dengan kakak pertama bernama Deden Supriadi (33) dan kakak kedua bernama Didi Juandi (30).
Saat ini, ayah Dewi bekerja sebagai seorang sopir, sedangkan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga. Ia tak menyangka, di usianya ke-20 tahun ini berhasil membanggakan kedua orang tuanya sebagai perwakilan Sultra di bidang pariwisata tahun 2022.
“Alhamdulillah sangat senang sekali bisa lulus menjadi perwakilan Sultra untuk di tingkat nasional dan tidak ada sama sekali bayangan kalau saya bisa lulus untuk mewakili Sultra. Mungkin ini adalah rezeki yang diberikan Allah untuk saya,” ucap Dewi kepada Zonasultra melalui pesan WhatsApp pada Senin (16/5/2022).
Dewi mengenyam pendidikan di SD Satu Atap Bangunsari yang kini telah berganti nama menjadi SD 3 Lasalepa, SMP Satu Atap Bangunsari, SMKN 3 Raha dan saat ini sementara berjuang menyelesaikan pendidikan di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Jurusan Hukum Fakultas Hukum (FH) angkatan masuk tahun 2020.
Ia mengaku mendapatkan informasi terkait pemilihan duta pariwisata tersebut dari temanna bernama Noer Khalik Silondae yang saat ini menjadi pasangannya ke tingkat nasional. Dewi sempat menolak, namun ia akhirnya mencoba ikut seleksi pada 27 Maret 2022 dan dinyatakan lulus sebagai Duta Pariwisata Sultra pada 11 April 2022.
“Semua yang saya dapat saat ini merupakan doa dan dukungan dari orang tua saya sehingga saya bisa membanggakan mereka. Saya tidak tahu mau berkata apa kepada orang tua saya. Mungkin ini adalah salah satu cara untuk membuat kedua orang tua saya bangga dan bahagia,” tambahnya.
Seorang Atlet Taekwondo dan Alumni Peragawan Indonesia Top Model 2021
Sebelum terpilih sebagai Duta Pariwisata Sultra 2022, Dewi juga mengukir banyak prestasi di berbagai bidang. Mulai dari beladiri hingga berbagai event model di Sultra.
Ia merupakan salah satu atlet taekwondo yang berlatih di Dojang SOR Raha. Ia mengaku belajar bela diri agar bisa melindungi dirinya. Ia juga sempat mewakili Kabupaten Muna untuk berkompetisi di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2018 di Kolaka kelas senior 57 Kg.
Selain itu, Dewi juga merupakan purna Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Muna tahun 2019 sebagai pembawa baki. Tak hanya itu, hingga saat ini ia juga berkecimpung di dunia permodelan sejak akhir tahun 2021.
Ia berhasil masuk 20 besar pada ajang Indonesia Top Model se-Sultra di hotel Claro Kendari. Selanjutnya, ia mendapatkan juara 3 pada lomba Fashion Tenun Masalili dan juara 2 lomba Fashion Show Pakaian Cina.
Dapat Dukungan Penuh dari Orang Tua
Tentunya, segala pencapaian yang berhasil diraih oleh Dewi tak lepas dari dukungan penuh dari kedua orang tuanya. Ia selalu mengingat pesan kedua orang tuanya untuk menjaga langkah dan harus tetap pada tujuan.
“Kalau orang tua saya selalu mendukung apa yang saya ingin capai dan semua kegiatanku selalu didukung,” akunya.
Kepada Zonasultra, sang ayah, Ayi Saparudin Endi mengaku sangat bangga memiliki anak perempuan yang sedari dulu memiliki tekad yang bulat. Kata dia, sosok Dewi merupakan anak yang tidak banyak menuntut kepada orang tuanya tetapi berusaha sendiri mendapatkan apa yang dia inginkan.
“Kalau saya sebagai orang tua hanya bisa mendukung dan mendoakan saja yang terbaik untuk anak selagi dia mampu menghadapi apa yang dia inginkan dan tentunya dapat membanggakan serta tidak mengecewakan orang tua,” ucapnya.
Sebagai orang tua ia tidak pernah menekan atau mematok anak untuk melakukan hal-hal yang diinginkan orang tua. Ia membebaskan anaknya sesuai keinginan dan kenyamanan mereka sendiri.
Ayi mengaku selalu memegang prinsip bahwa percuma memaksakan kehendak jika anak merasa tertekan dan terbebani. Sebagai orang tua, ia berharap yang terbaik untuk anaknya serta bisa menjadi putri yang bisa membanggakan dan tetap rendah hati. (SF)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Muhamad Taslim Dalma